enam puluh tiga

854 33 0
                                    

Hari ini Ujian Nasional hari terakhir telah dilaksanakan. Termasuk Kenzo yang dengan sungguh-sungguh mengerjakannya. Walaupun di hatinya ia telah menunggu saat liburan tiba. Tetapi ia masih bingung akan melanjutkan kemana, apalagi setelah perdebatannya minggu lalu bersama Papanya. Yang pasti Keyna tidak akan bisa bertemu dengannya lagi. Keyna sudah mengurus semua berkasnya.

Setelah bel berbunyi, semua peserta ujian keluar ruangan. Nampak wajah lega di seluruh siswa.

"Akhirnya selesai juga ujiannya. Gue seneng banget," teriak Devan.

"Kita makan-makan yuk kemana gitu?" ajak Rifan.

"Ayok aja gue mah," Sahut Kenzo.

"Ke restoran baru nyokap gue aja gimana? Gratis kok buat kalian," sahut Devan.

"Asik banget nih anak. Tumben," seloroh Reno.

"Ya iya dong, soalnya tadi nyokap bilang abis ujian bisa makan disana. Lagi gratis buat syukuran gue selesai ujian," ucap Devan bangga.

"Abis ujian aja pake acara syukuran, nilai juga belum keluar," sahut Reno.

"Ya sekalian kita disuruh doain biar nilai si Devan bagus," ejek Kenzo.

"Ih suka banget sih nyari gara-gara sama gue? Maunya makan aja, baik sekalinya ke gue nggak pernah!" kesal Devan.

"Becanda elah, cabut yuk. Keburu nanti Tante Miranda kangen sama gue," ajak Kenzo.

Kelima remaja tersebut bergegas menuju mobilnya masing-masing di area parkir. Ya kalian tahu lah kalau mereka termasuk anak orang-orang kaya di negeri ini, jadi mereka membawa mobilnya sendiri-sendiri.

Kelima mobil itu melaju dengan tujuan sama, yaitu restoran ternama yang baru dibuka sekitar satu bulan yang lalu. Devan sebagai anak dari pemilik restoran tersebut, memegang jabatan sebagai manager disana. Jadi sebelum Devan menemukan kampus yang tepat, ia akan bekerja dan berdiam diri di restoran tersebut, itu kata Miranda.

Fyi, restoran tersebut bersebelahan dengan cafe dengan pemilik yang sana juga. Jadi istilahnya jika para orang tuanya sedang meeting di restoran, maka anak-anaknya akan nongkrong di kafe sebelahnya.

Tetapi kelima remaja itu memilih untuk makan di restoran, karena jika di kafe hanya ada makanan ringan saja. Apalagi mereka bisa makan sesukanya saat ini.

Kelima mobil sport tersebut memasuki area restoran. Pasti jika mereka datang ke suatu tempat bersama, tidak ada yang akan melepaskan pandangan dari mereka. Bahkan sekarang semua pengunjung restoran dan kafe menatap takjub mobil mereka. Apalagi saat Kenzo sudah turun.

"Udah yuk cepetan, gue risih sama tatapan mereka. Bikin gue ngerasa ganteng sendirian sedunia," percaya diri Kenzo.

"Ih pede banget lo, gantengan juga gue," sahut Reno.

"Udah deh, mending sekarang kita masuk," ajak Devan.

"Cepetan, gue kebelet nih," sahut Rifan mendorong Devan.

"Iya-iya. Nanti pas udah masuk, lo langsung ke kanan aja mentok nanti ada toilet." tunjuk Devan.

Mereka berempat masuk setelah Rifan pamit ke toilet. Mereka memilih tempat duduk di pojok dekat dengan meja kasir.

"Mas!" Devan memanggil salah satu pelayan.

"Iya Pak, ada yang bisa saya bantu?" jawab pelayan itu.

"Jangan panggil pak dong, panggil mas aja," suruh Devan.

"Baik Mas Devan."

"Tolong sajikan makanan yang tadi pagi sudah saya pesan ya. Dan jangan lupa minumannya." ujar Devan.

THE LOST TIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang