Pertandingan basket yang ditunggu-tunggu akhirnya dimulai. Tim Kenzo memimpin sejauh ini. Sorak sorai penonton menghiasi lapangan basket itu. Andien dan teman-temannya yang paling antusias disini.
"Argh. Kenapa perut gue sakit lagi padahal gue udah minum obat". Keluh Kenzo lirih sambil memegang perutnya.
"Zo, lo sakit ya?" tanya Erlan.
"Enggak, gue cuma capek aja" Erlan mengangguk.
"Tenang Kenzo. Lo pasti kuat, tinggal beberapa menit doang". Kenzo berusaha menguatkan dirinya sendiri.
Bola berulang kali masuk ring tim lawan Kenzo. Bunyi peluit sudah dibunyikan, menandakan pertandingan sudah selesai. Semua anggota tim berkumpul. Saat tim Kenzo dinyatakan sebagi pemenang, tiba-tiba badan Kenzo ambruk.
Semua temannya berusaha membantu membawa Kenzo ke UKS. Andien yang melihat Kenzo pingsan sangat khawatir. Pemandangan yang langka adalah melihat Adri menampakkan wajah khawatir saat Kenzo pingsan.
-----
"Enggak demam kok" Rifan menempelkan punggung tangannya di kening Kenzo.
"Kenapa ya dia bisa pingsan padahal sakit aja jarang banget". Kata Reno.
"Paling dia kecapean aja. Kita latiannya kan tiap hari" jelas Erlan.
"Mana sih si Devan katanya mau ambil air sama minyak kayu putih aja lama banget". Reno kesal sendiri.
"Itu dia" ucap Reno.
"Lo lama banget sih. Kayak cari pacar aja" ejek Rifan.
"Jauh tau nyarinya di ujung dunia. Nih" katanya sambil menyodorkan minyak yang dibawanya.
Rifan segera mengoleskan sedikit minyak itu di tangannya dan segera mendekatkan tangannya ke arah hidung Kenzo. Kenzo yang sangat benci bau minyak itu segera bangun.
"Akhirnya lo sadar juga" ucap Rifan.
"Zo, lo baik-baik aja? Gue khawatir banget sama lo" kata Reno.
"Jauhin tangan lo! Gue benci banget sama bau itu" Kenzo menutup hidung dan mulutnya.
"Syukur deh lo nggak apa-apa" sahut Erlan.
"Perut lo sakit kan tadi?" lanjut Erlan.
"Iya, cuma sakit biasa aja kok" bohong Kenzo.
"Beneran?" tanya Devan memastikan.
"Gue mau pulang aja. Lama-lama disini bikin gue tambah capek". Pinta Kenzo.
Rifan dan Reno membantu Kenzo turun dari ranjangnya. Sebenarnya Kenzo masih lemas, tapi ia tak mau melihat sahabatnya khawatir.
Kenzo memaksa membawa mobilnya sendiri. Padahal Erlan sudah mencegah Kenzo, tapi jika menurut bukan Kenzo namanya. Ia melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Ia tak mau terjadi apa-apa dengan dirinya. Maklum saja ia masih sangat muda, bahkan dirinya baru akan menginjak usia 17 tahun minggu depan.
Setelah menerjang padatnya lalu lintas ia akhirnya sampai di mansion megahnya itu. Terlihat ada beberapa mobil terparkir rapi di garasi yang terbuka. Papanya memang suka mengoleksi mobil sport. Sebenarnya papanya tidak pernah melarang Kenzo untuk memakai mobilnya, bahkan Nugraha pernah berkata pada Kenzo kalau seandainya Kenzo sudah bosan dengan mobil lamanya ia akan menggantinya dengan yang baru.
Tapi semua itu seperti sia-sia dimata Kenzo. Ia tak butuh harta, yang ia butuhkan hanya kasih sayang dari seorang papa.
Tukang sapu yang ada di rumahnya membuyarkan lamunannya. Ia segera bergegas menunu rumahnya itu. Kenzo tahu kedua orangtuanya sedang di luar kota. Hal yang paling ia benci adalah berada di rumah dengan cowok penyakitan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LOST TIME
Teen Fiction"Mulai sekarang nama Adrian akan ditambah dengan Nugraha di belakangnya". Kata Ilham. "Tidak, aku tidak akan menerimanya. Dia bahkan bukan anak kandung papa". Kenzo meninggalkan Ilham sendiri di ruang tamu. Kenzo sudah muak dengan semua ini. Akank...