tiga

4.4K 309 1
                                    

"Mau kemana lo? Lo kan yang ambil kaos olahraga gue?" Bentak Kenzo pada Adri di depannya.

"Ada apa ini ribut-ribut" tanya Ilham yang baru pulang.

"Kamu selalu saja ya Kenzo, berapa kali papa harus bilang ke kamu. Bersikaplah sopan kepada kakakmu". Lanjut Ilham sambil menatap tajam Kenzo.

Kenzo hanya diam, ia tak melepaskan tatapan dinginnya ke arah Ilham. Sebenarnya Kenzo ingin jujur tapi mulutnya terasa kaku.

"Jawab papa! Kenapa kamu seenaknya ngebentak kakak kamu? Hah!" suara Ilham memenuhi ruang tamu itu.

"Kamu nggak punya mulut ya, jawab!" Kenzo hanya diam menunduk.

Plaakk

Tamparan itu mengenai pipi sebelah kanan Kenzo. Sekarang mulutnya sudah ingin sekali mencaci semua orang di rumah ini.

"Asal papa tau ya. Tadi anak kesayangan papa ini ngambil kaos aku tanpa permisi. Jadinya aku dihukum karena nggak bawa kaos buat olahraga" Kenzo menatap tajam Ilham.

"Hanya karena itu kamu marah sama kakak kamu?" Ilham tersenyum sinis.

"Papa bilang hanya, Kenzo dihukum Pa hormat ke tiang bendera sedangkan anak kesayangan papa ini asyik main basket sama temen-temennya". Kenzo menaikkan nada bicaranya.

"Yasudah kalau begitu. Adri kamu masuk ke kamar, kamu juga Kenzo. Papa harus kembali ke Jepang sekarang juga mama tetap disini mengawasi kalian berdua". Ilham melangkahkan kakinya ke luar rumah.

"Bodo, mau ke Jepang kek. Gk peduli" umpat Kenzo dalam hati.

Adri meninggalkan Kenzo dengan senyum kemenangan di bibirnya. Sedangkan Kenzo masih berdiri memandang mama tirinya yang sedang menutup pintu.

Saat Kenzo berada di tengah-tengah tangga, tiba-tiba kepalanya berdenyut sakit dan ia bisa merasakan ada cairan yang keluar dari hidungnya. Seketika ia tidak bisa melihat apa-apa.
"Kenzo" teriakan Luna terdengar keras.

Kenzo terjatuh dari tangga yang cukup tinggi. Kepalanya mengeluarkan cairan kental berwarna merah. Ia mengulangi kejadian masa kecilnya kembali, yaitu jatuh dari tangga dengan luka di kepalanya.

Akhirnya Luna menghubungi dokter keluarganya yaitu Niko, adik dari Ilham.

Tak berapa lama akhirnya Niko sampai di kediaman Nugraha. Ia langsung menuju kamar yang sangat rapi untuk ukuran cowok, ya kamar Kenzo. Disana Kenzo masih terlelap, Luna sengaja tidak membawa Kenzo ke rumah sakit karena ia tahu bahwa anaknya yang satu ini paling tidak suka rumah sakit.

"Bagaimana keadaannya?" tanya Luna setelah Niko selesai memeriksa Kenzo.
"Luka di kepalanya tidak parah. Mbak tenang saja, Kenzo baik-baik saja. Tapi saya harus tetap mengecek sampel darahnya". Jelas Niko. Saat Luna keluar untuk mengambil air untuk Kenzo minum obat, Niko meletakkan amplop di dalam laci meja belajar Kenzo.

"Semoga kamu bisa menerima semua ini Nak" bisik Niko ke Kenzo yang masih terlelap.

-----

Kenzo mengerjapkan matanya berkali-kali. Ia melihat ke arah jam digital yang ada di atas nakasnya yang menunjukkan pukul 06.33. Ia beranjak dari tempat tidurnya menuju kamar mandi. Setelah itu ia bergegas turun karena ia tak mau telat yang nantinya akan mendapat hukuman.

"Ken, nggak makan dulu?" tanya Luna yang tak digubris Kenzo.

Kenzo melajukan mobilnya di kecepatan diatas rata-rata. Walaupun dia mempunyai otak yang encer tapi ia tak mau meninggalkan pelajaran hanya karena hukuman.

Yang ditebak Kenzo benar, saat ini gerbang sekolahnya sudah ditutup. Di balik gerbang itu sudah ada guru BK yang paling killer-Bu Laras.

"Kenzo lagi Kenzo lagi" ucap Bu Laras.
"Iya Bu, nama saya emang Kenzo tapi nggak usah dipanggil berkali-kali saya udah denger kok".

THE LOST TIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang