lima puluh satu

1.5K 119 5
                                    

Tahun ajaran baru telah dimulai. Setelah libur hampir satu bulan, kini semua siswa telah masuk kembali. Begitu juga Keyna dkk dan juga Fahmi dkk. Sekarang mereka sudah naik kelas.

Erlan dan Devan sudah berada di kelas barunya. Tentu saja kelas XII-IPA 1 dan tentu saja bangku belakang sendiri. Tak lama kemudian bel masuk berbunyi. Semua duduk di tempat yang sudah mereka pilih sendiri.

"Selamat pagi anak-anak. Kalian pasti sudah tahu siapa saya, saya akan menjadi wali kelas kalian setahun ke depan. Oh iya ada teman baru untuk kalian, tapi saya yakin kalian sudah cukup mengenalnya," kata Bu Dini.

"Silakan masuk," suruh Bu Dini kepada siswa tersebut.

Semua mata otomatis tertuju pada siswa baru itu. Erlan dan Devan apalagi. Mereka berdua memperhatikannya dari ujung kepala sampai ujung kaki. Benar-benar tidak berubah, gayanya tetap sama dari dulu. Mengenakan barang branded dari sepatu, tas, dan jam tangannya.

"Hai, kalian pasti udah tau gue siapa. Adipati Kenzo Nugraha. Teman kalian dulu," sapa Kenzo ramah.

Sorak sorai kelas tersebut tambah meriah saat Devan melontarkan beberapa lelucon untuk Kenzo.

"Ya sudah Ibu tinggal dulu. Nikmati free class untuk 3 hari ke depan dengan baik." kata Bu Dini.

"Iya Bu," jawab semua serempak.

Setelah Bu Dini keluar, beberapa siswa juga keluar. Kemana lagi kalau bukan ke kantin. Melihat anak-anak kelas sepuluh yang baru sedang menjalankan MPLS.

Kenzo hendak keluar sampai ia dihadang oleh beberapa cewek. Kalian tahulah siapa mereka.

"Stop! Lo mau kemana?" tanya Dara.

"Kenzo... Gue kangen banget sama lo tau," suara Andien memenuhi kelas itu.

Bruk...

Keyna memeluk Kenzo erat.

"Jangan tinggalin aku lagi, aku nggak bisa jauh dari kamu," kata Keyna.

"Sejak kapan kamu jadi lebay kayak gini?" tanya Kenzo heran.

"Ih, nggak asik ah kamu. Kita ke kantin aja yuk," ayak Keyna.

Mereka semua berjalan menuju kantin. Kehadiran Kenzo di tengah mereka menggemparkan seluruh isi sekolah. Hanya siswa kelas sepuluh saja yang mungkin tidak mengenal Kenzo.

Mereka semua duduk di kursi paling pojok. Tempat biasa mereka duduk dulu.

"Eh ngomong-ngomong lo sebenernya kemana sih? Balik-balik makin kece aja lo," tanya Devan.

"Gue ke luar negeri buat ya ngehabisin duit bokap lah," jawab Kenzo santai.

"Sekarang Erlan jalanin perusahaan milik Tante Desi tau," kata Devan.

"Serius lo Lan? Woah," Kenzo heran.

"Iya, gue juga pengen gitu ngerti hal semacam itu," jawab Erlan.

"Shut, bukan cuma Erlan aja. Tapi sekarang trio cewek nggak jelas ini punya salon," kata Devan heboh.

"Eh kamu ngomong apa tadi? Nggak jelas? Maksud kamu apa?" Dara kesal dengan Devan.

"Nggak kok aku cuma bercanda," jawab Devan takut.

"La trus Keyna ngapain?" tanya Kenzo.

"Keyna mah gamon sama lo, makanya dia sekarang punya cafe," jawab Devan sambil tertawa.

"Apa hubungannya nyet," sahut Keyna.

"Lo perasaan daritadi nyeritain orang mulu. Sekarang giliran lo," tuntut Kenzo.

THE LOST TIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang