Fahmi dan Fanya sekarang sedang berada di kantin. Sebenarnya tadi Fahmi bersama Jefri, tapi tiba-tiba Jefri harus mengurus laporan praktikum kelompoknya. Dan kebetulan tadi Fanya yang baru masuk ke kantin melihat Fahmi, ia jadi bersemangat menemani Fahmi makan siang.
"Fa, gue nanti ke rumah lo ya. Tetangga kan harus saling akrab kan?" kata Fanya.
"Serah lo," jawab Fahmi.
"Ih jutek banget sih. Gapapa juga sih, kalo cowok terlalu baik nanti jadi nggak menarik."
Sejauh ini Fanya masih berusaha mendapatkan hati Fahmi. Fanya sudah berjanji tak akan menyerah sebelum Fahmi menerima hatinya.
"Nanti pulangnga bareng ya, gue nebeng sama lo."
"Kenapa nggak bareng sama kakak lo?"
"Ya kan nanti gue mau ke rumah lo. Sekalian lah, lagian lo kan pulangnya sendiri nggak sama siapa-siapa."
"Gue dijemput"
"Nggak apa-apa. Gue bareng sama lo aja sekalian. Boleh yaa?" Fanya menunjukkan puppy eyesnya.
"Serah,"
"Harusnya yang bilang terserah itu cewek tau bukan cowok." goda Fanya.
"Lo kalo ngomong mulu nanti gue tutup rumah gue dari lo." kesal Fahmi.
"Iya-iya gue diem deh."
Fanya berusaha menahan mulutnya agar tidak bicara. Sekuat tenaga malah, karena memang Fanya itu tidak bisa diam. Tiba-tiba Fanya tertarik dengan makanan yang sedang Fahmi makan. Bubur yang hanya ada ayamnya saja.
"Btw kok lo makan bubur sih? Lo sakit? Mana cuma ada ayam doang lagi." Fanya bertanya.
"Nggak, biasanya juga gini." jawab Fahmi.
Fanya refleks memegang kening Fahmi. Tetapi anehnya, Fahmi hanya diam dengan perlakuan Fanya. Bahkan Fahmi menatap wajah Fanya lekat.
"Lo demam ya? Ke UKS yuk gue anterin. Gue temenin juga, ayok." Fanya sudah berdiri dari duduknya. Hendak menarik tangan Fahmi tetapi yang ditarik menolak.
"Nggak usah, gue sehat." setelah itu Fahmi berdiri dari kursinya.
"Yaudah, sekarang gue juga mau ke kelas. Lo juga, kalo ada apa-apa ngomong aja sama gue. Gue siap bantu lo kok." kata Fanya sambil tersenyum manis.
Setelah itu mereka berdua berpisah menuju kelas masing-masing.
-----
Fahmi dan Fanya sedang berjalan menunju keluar gerbang sekolah. Dari sana bisa terlihat mobil Dahlia yang sudah datang.
"Fahmi!" panggil Dahlia saat kedua remaja itu telah berada di depan gerbang.
Fahmi dan Fanya berjalan menghampiri Dahlia.
"Siang tante," sapa Fanya ramah.
"Eh Fanya, tumben sama Fahmi." tanya Dahlia.
"Hm, Fanya mau main ke rumah Tante. Boleh nggak?"
"Ya tentu aja boleh. Dengan senang hati malah, biar agak rame gitu rumahnya." Dahlia tersenyum.
"Yaudah ayok dong Tante, aku udah nggak sabar nih. Pengen liat kamarnya Fahmi." Fanya antusias.
Kedua wanita itu tidak menyadari kalau Fahmi sudah masuk mobil karena keasyikan ngobrol. Sampai mereka berdua mendengar klakson sebuah mobil.
"Ayok Fay, tuan besar udah marah." canda Dahlia.
"Iya Tan,"
Sesampainya di dalam mobil, Dahlia melirik Fahmi yang sedang memejamkan matanya.
"Tadi dia sedikit demam Tan, tapi aku suruh ke UKS dia nggak mau" sahut Fanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/146786730-288-k838135.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LOST TIME
Jugendliteratur"Mulai sekarang nama Adrian akan ditambah dengan Nugraha di belakangnya". Kata Ilham. "Tidak, aku tidak akan menerimanya. Dia bahkan bukan anak kandung papa". Kenzo meninggalkan Ilham sendiri di ruang tamu. Kenzo sudah muak dengan semua ini. Akank...