lima puluh tiga

1.4K 95 2
                                    

Kenzo dan Keyna berjalan bersama di sepanjang koridor menuju kelas Keyna. Hari ini mereka berangkat bersama karena Kenzo memaksa. Di sepanjang jalan mereka sering melempar candaan, apalagi didominasi dengan masa lalu mereka.
Setelah sampai di kelas Keyna, Kenzo pamit untuk ke kelasnya sendiri. Sampai di kelas, Kenzo masuk dengan mood yang bagus. Melihat kedua temannya yang sudah duduk manis di kursinya masing-masing.

"Woy! Lo tadi pacaran dulu kan?" selidik Devan.

"Apaan lo, gue baru dateng juga udah ditanya kek gitu," sewot Kenzo.

"Udah deh kalian berdua, ini masih pagi tau!" sahut Erlan menengahi.

"Lagian nanti kita bakalan ketemu sama Reno sama Rifan," lanjut Erlan.

"Hah! Serius lo!" Kenzo kaget.

"Biasa aja kali," sindir Devan.

"Nanti malem jam tujuh kita janjian di restoran  biasanya kita makan bareng. Dan lo sama lo jangan ngerusak suasana dengan perdebatan nggak penting kalian," kata Erlan sambil menunjuk Kenzo dan Devan.

"Iya, gue tau," jawab Devan.

Beberapa menit kemudian. Mereka bertiga saling diam ditempatnya masing-masing. Mengikuti pelajaran jam pertama dengan tenang. Hanya ada sedikit kendala yaitu Devan yang tidur.

"Eh kebo, jangan tidur woy," panggil Kenzo yang bangku samping Devan.

"Apaan sih ganggu gue aja lo," jawab Devan tanpa membuka matanya.

"Lan, bantuin bangunin napa. Nanti kalo ketahuan bisa mati dia,"

"Biarin aja lah, nanti yang dihukum kan cuma dia aja," balas Erlan.

"Lo mah jadi temen tega banget sih,"

"Dev, bangun napa sih. Masih pagi banget tau ini buat tidur,"

"Eungh," akhirnya Devan bangun.

"Lo tau nggak sih, Pak Eko tuh galak banget," tegur Kenzo. 

"Lagian gue nggak ketauan kan?" bela Devan.

"Ih lo kalo dibilangin ngeyel mulu sih. Lo ngajak nggak enak sama gue?! Hah!" teriak Kenzo.

Seluruh isi kelas menatapnya heran tak terkecuali Pak Eko sendiri. Erlan sudah tau apa yang akan terjadi selanjutnya, maka dari itu ia lebih memilih menatap tembok disampingnya.

"Kalian berdua kenapa ribut-ribut?" tanya Pak Eko.

"Itu Pak, si Devan sensian sama saya," jawab Kenzo.

"Kalian berdua keluar dari kelas saya! Kalo kalian masih mau ikut pelajaran saya selanjutnya, kalian harus datang bersama orang tua kalian nanti saat jam istirahat pertama di ruangan saya," jelas Pak Eko.

"Keluar sekarang!" lanjutnya.

Mereka berdua berjalan di sepanjang koridor dengan saling diam. Tak ada yang memulai pembicaraan.

"Gara-gara lo sih tadi," kata Devan.

"Eh lo seharusnya bilang makasih kek karena udah disuruh keluar, malah marah-marah aja," balas Kenzo.

"Yaudah deh, makasih Kenzo yang baik. Udah bikin gue keluar dari kelasnya pak galak itu," kata Devan sambil terkekeh.

"Sumpah tadi gue salut sama akting lo. Bagus banget kek beneran kita berantem," lanjut Devan.

"Ya iyalah gue kan pinter. Nggak sia-sia kita susun rencana semalem. Tapi si dingin masih di kelas tuh, diem-diem aja," kata Kenzo.

"Ya iyalah kan dia nggak tau rencana kita. Tapi tadi gue akuin lo pinter banget sih soalnya lo mulai semua dari awal tuh udah bagus. Pasti semua ngira kita beneran berantem,"

THE LOST TIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang