empat puluh tujuh

1.6K 135 2
                                    

"Dev, ngomong dong," Dara sedang berusaha mengajak bicara Devan. Sedari tadi Devan hanya menatap lurus ke papan tulis padahal tidak ada tulisan apapun.

"Ndien, Devan nggak mau ngomong nih sama gue. Percuma dong kita ke kelasnya tapi nggak ada hasilnya," Dara keluar menghampiri Andien dan Riani yang duduk di kursi depan kelas Devan.

Erlan tidak ada di kelas karena harus melaksanakan rapat untuk membahas pertandingan basket yang akan diadakan dalam class meeting satu bulan lagi. Memang karena Erlan ketua tim basket, jadilah ia yang harus bertanggung jawab atas penyelenggaraan pertandingan itu.

Dara, Riani, dan Andien memutuskan untuk kembali ke kelas karena sebentar lagi bel masuk.

Ting...

Kak Kenzi
Ndien, kayaknya pesta pernikahan kakak diundur dulu. Tapi di hari yang udah ditetapin itu, tetep diadain akad nikahnya. Doain lancar ya semuanya.

"Kak Kenzi chat gue!" Andien berteriak.

"Biasa aja kali, kayak di chat doi aja lo," cibir Dara.

"Sejak Kenzo nggak ada kabar, Kak Kenzi juga lost contact sama gue. Tiap hari gue chat tapi nggak pernah dibales. Baru kali ini dia chat gue,"

Andien buru-buru menghubungi nomor Kenzi, tapi lagi-lagi tidak aktif.

"Tuh kan, selalu nggak aktif. Padahal baru aja chat," gerutu Andien.

"Dia sengaja mungkin, biar nggak bisa lo hubungin. Kan ini ceritanya lagi menghilang," kata Riani.

"Yaudah ah mending kita ke kelas aja, nanti dihukum lagi," ajak Dara.

-----

Keyna berencana untuk mengunjungi rumah Kenzo. Ia memberanikan diri untuk memencet bel di gerbang besar itu. Tak berapa lama muncul Pak Joko.
"Mbak Keyna?"

"Iya Pak, ini saya Keyna. Kenzo ada nggak Pak?" tanya Keyna pura-pura tidak tahu jika Kenzo tidak ada di rumah.

"Mas Kenzonya lagi nggak ada di rumah Mbak,"

"Kemana ya Pak?"

"Hm gimana ya Mbak, tapi saya nggak boleh kasih tau siapapun,"

"Yah, padahal aku pengen banget ketemu sama dia. Udah lama nggak pernah ketemu,"

"Gini ya Mbak, tapi jangan bilang ke siapa-siapa. Mas Kenzo itu lagi berobat di luar negeri, tapi saya juga nggak dikasih tau di negara mana,"

"Ooh gitu ya Pak, makasih ya. Tapi kalo boleh saya tau, di rumah ada siapa aja ya?"

"Ada Mas Adri saja Mbak, tapi kadang-kadang Mbak Kenzi juga kesini buat liat rumahnya,"

"Oke Pak, makasih ya."

"Iya Mbak,"

Keyna berjalan meninggalkan rumah Kenzo. Ia sekarang menuju rumah Andien yang letaknya di sebelah rumah Kenzo.

-----

"Apa?! Kenzo berobat?" sewot Andien.
"Iya Ndien, padahal lo tau sendiri kan kalo dia bahkan nggak mau cuma buat kemo aja,"

"Semoga aja dia bisa sembuh pas pulang nanti. Berdoa yuk sama-sama,"

Mereka berdua berdoa dengan sungguh-sungguh. Bahkan Keyna sampai meneteskan air matanya. Sedangkan Andien mati-matian menahan air matanya karena ia tak mau terlihat lemah di depan Keyna. Ia harus menjadi pegangan disaat Keyna benar-benar rapuh.

"Ndien, gue nginep sini ya? Besok kan libur," kata Keyna.

"Iya, tapi lo udah izin ke orang rumah?"

THE LOST TIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang