enam puluh lima

2.8K 54 12
                                    

"Dar, gue sedih banget tau hiks." tangis Keyna saat bertemu dengan Dara di kafe milik Keyna.

"Kenapa sih Key? Kalo masalah Kenzo gue juga sedih," tanya Dara.

"Papa gue suruh gue ke Jerman besok. Kemarin padahal gue udah telfon, gue bilang kalo Kenzo koma. Tapi tetep aja Papa nggak ngebolehin gue disini dulu sampe Kenzo sadar. Malah Papa ngancem kalo nanti gue nggak boleh ketemu sama Kenzo lagi." jelas Keyna.

"Iya gue pahan gimana perasaan lo. Tapi sorry Key, gue nggak bisa bantu apa-apa. Ini urusan lo sama Papa lo, gue ataupun anak-anak nggak bisa bantu." respon Dara di luar dugaan Keyna.

"Yaudag Dar, tapi gue minta temenin nanti ya ke rumah sakit pamit sama Kenzo," ajak Keyna.

"Gue siap kok Key." jawab Dara.

-----

Keyna dan Dara sudah sampai di rumah sakit. Mereka segera menuju ke ruangan dimana Kenzo dirawat. Kenzo sudah dipindahkan ke ruang VIP khusus agar memudahkan keluarga dan sahabat untuk menjenguknya.

Keyna masuk setelah dipersilakan oleh Luna dari dalam. Keyna sedikit bersyukur karena hanya ada Luna di dalam. Dengan begitu ia tidak harus malu mengatakan semua yang ada di hatinya.

"Kamu sendirian Key?" tanya Luna.

"Berdua kok Tante, sama Dara di luar" jawab Keyna sambil tersenyum.

"Yaudah Tante mau nemenin Dara di depan ya, kamu jagain Kenzo aja." Luna tau kalau ada hal penting yang ingin disampaikan oleh Keyna.

"Kenzo, aku dateng. Tapi aku harus pergi lagi besok." Keyna menarik nafas panjang.

"Maafin aku karena nggak bisa di samping kamu terus. Aku pasti akan kembali suatu saat nanti untuk nemuin kamu. Tapi aku nggak tau kapan waktu itu tiba dan akankah tiba? Tapi aku janji sama kamu kalo aku pasti dateng lagi. Tolong jaga hati kamu untukku. Jujur, aku rela kalo kamu bisa nemuin cewek selain aku yang bisa ngebuat kamu bahagia. Karena ngeliat kamu bahagia adalah kebahagiaan ku juga,"

"Jangan lupa jaga hati kamu. Jangan lupain kenangan kita dulu. Tentang hubungan kita, aku ingin lanjut tapi sepertinya takdir sedang tidak berpihak kepada kita. Lebih baik kita pisah aja dulu. Kita lihat apa yang akan terjadi di masa depan, semoga kita bisa bertemu lagi. Ingat ya Zo, kita pernah menjalin hubungan yang manis bersama. Jangan lupain aku Adipati Kenzo Nugraha. Aku menyayangimu."

Keyna menghapus air matanya kasar. Ia berlalu keluar dengan tergesa-gesa. Dara dan Luna yang melihat Keyna berlari, menjadi bingung.

"Keyna kenapa Dar?" tanya Luna.

"Nggak tau Tante, aku susul dulu ya." Dara mengikuti lari Keyna sampai di rooftop rumah sakit.

"Key," panggil Dara hati-hati.

"Dar" suara Keyna bergetar.

Dara langsung memeluk Keyna yang menangis dengan tersedu. Mencoba memberikan ketenangan kepada Keyna dengan cara menepuk pelan punggungnya.

"Gue nggak bisa kayak gini Dar," kata Keyna di sela tangisnya.

"Iya Key, gue paham." kata Dara.

"Gue harus gimana Dar? Gue besok udah harus berangkat," kata Keyna sambil melepas pelukannya pada Dara.

"Gimanapun lo harus pergi besok Key. Papa lo udah bilang kayak gitu ke lo Key. Daripada lo harus pisah terus sama Kenzo lebih baik lo tahan dulu beberapa tahun ini," saran Keyna.

"Iya Dar, tapi gue boleh minta tolong nggak sama lo?" tanya Keyna.

"Gue siap kok bantu lo apapun," jawab Dara tersenyum.

"Tolong ya Dar please, kalo ada perkembangan apapun tentang Kenzo tolong lo kabarin gue ya,"

"Pasti Key, gue pasti kabarin lo apapun yang terjadi sama Kenzo nantinya."

Setelah itu Dara dan Keyna turun menuju area parkir. Tak lupa Dara memberikan wejangan-wejangan untuk Keyna. Ya pada waktu tertentu Dara akan menjadi seseorang yang bijak.

Dara juga berencana untuk mengantarkan Keyna sampai ke bandara besok pagi.

-----

Pagi telah tiba, saat ini Keyna sudah berada di dalam pesawat yang akan membawanya menjauh dari Jakarta. Di sebelahnya ada Fikri yang sedang mengecek dokumen yang dibutuhkan nantinya. Sementara Keyna terus-terusan terlihat gelisah. Berkali-kali ia melihat jam yang melingkar di tangannya.

"Lo kenapa sih Key daritadi liatin jam mulu?" tanya Fikri yang sadar dengan aktivitas Keyna.

"Kapan sih nyampeknya? Gue pengen telfonan sama Dara sepuasnya," Keyna balik bertanya.

"Mau ngapain emang?"

"Mau tau gimana keadaan Kenzo sekarang,"

"Lebih baik lo berdoa aja deh, daripada gelisah mulu kayak gini."

"Iya deh, abis itu gue mau tidur aja."

"Terserah lo,"

Setelah berdoa, Keyna memilih untuk tidur. Ia ingin melepaskan sejenak fikirannya tentang Kenzo. Semoga saja setelah ia sampai di rumahnya nanti, Dara menghubunginya dan memberikan kabar baik tentang keadaan Kenzo.

-----

"Gimana sih lo?! Masa kita nggak dikasih tau kalo Keyna udah berangkat," marah Riani kepada Dara.
"Gue minta maaf soal masalah ini, Keyna minta ke gue buat sembunyiin masalah ini." sesal Dara.

"Oke kalo itu emang masalahnya sekarang. Tapi gimana kalo pas Kenzo bangun nanti, dan dia nyariin Keyna? Kita harus ngomong apa coba?" tanya Riani.

"Kita berdoa aja supaya ke depannya lebih baik, sekarang kita harus ngomong sama keluarga Kenzo. Juga ke anak-anak lainnya," usul Andien.

"Yaudah kita hubungin aja anak-anak biar kesini," kata Riani sambil mengetik pesan untuk para sahabatnya.

Mereka bertiga sekarang ini sedang berada di kafe yang telat berhadapan dengan rumah sakit tempat Kenzo dirawat.

-----

Next...........

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 20, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE LOST TIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang