lima puluh empat

1K 62 1
                                    

Kenzo sebenarnya sudah siap dengan pakaiannya untuk bertemu dengan Reno dan Rifan, tapi satu jam yang lalu Erlan mengiriminya pesan yang memberi tahu kalau mereka berdua batal pulang ke Jakarta karena penerbangan mereka ditunda akibat cuaca buruk. Dan sekarang Kenzo sedang bersama Keyna.

Kenzo dan Keyna sedang berada di pasar malam. Mereka sengaja kesana untuk menghabiskan waktu malam minggu. Saat ini mereka tengah duduk di salah satu kursi sambil memakan arum manis.

"Key, kalo seandainya aku udah nyerah gimana?" tanya Kenzo tiba-tiba.

"Kamu ngomong apaan sih! Kamu kan selalu optimis nggak pernah kayak gini," jawab Keyna dengan mata yang berkaca-kaca.

"Tapi aku ngerasa nggak lama lagi aku harus pergi Key. Setiap aku tutup mata pasti bayang-bayang kematian hadir. Aku takut kalo harus ninggalin orang-orang yang aku sayang Key,"

"Kamu harus percaya kalo kamu pasti bisa berjuang Zo, kamu harus yakin"

"Tapi entah kenapa sekarang aku nggak bisa optimis Key. Rasanya tuh beda kayak yang dulu,"

"Kamu nggak boleh nyerah Zo, aku pasti ada di samping kamu terus kok,"

"Aku juga nggak mau ninggalin kamu, tapi kalo udah takdir gimana Key? Aku takut,"

"Kamu nggak akan pergi kemana-mana! Kamu pasti bisa bertahan buat orang yang kamu sayangi,"

"Aku juga berharap begitu Key, semoga aja bisa."

"Harus bisa! Kamu harus optimis!" jangan nyerah!"

Setelah itu mereka saling bercanda kembali. Menikmati malam minggu yang indah berdua.

----

Fahmi sekarang berada di dapur untuk mengambil air. Karena kejadian semalam, ia belum makan atau minum apapun. Jadilah sekarang ia merasa haus.

Rumah sangat sepi, mungkin karena semua keluarganya sedang menikmati hari libur tanpa dirinya. Tiba-tiba saja seseorang memegang pundaknya.

"Pagi, Sayang," sapa Dahlia.

"Pagi Ma," jawab Fahmi singkat seperti biasa.

"Kamu udah sembuh? Kok nggak minta tolong Mami aja buat ambilin minum?"

"Fahmi sakit Mi, dan nggak akan sembuh. Tadi aku kira Mami jalan-jalan keluar,"

"Kamu pasti sembuh! Jangan ngomong gitu ah! Mami nggak mungkin ninggalin kamu sendirian di rumah,"

"Biasanya juga gitu kan Mi,"

"Hm kamu mau Mami masakin apa?" tanya Dahlia mengalihkan pembicaraan.

"Terserah Mami aja,"

Fahmi berjalan menuju ruang keluarga. Ia ingin menonton televisi untuk menghilangkan rasa bosannya. Di beberapa menit kemudian, ia tertidur di sofa.

Dahlia yang menyadari ada yang aneh dengan suara televisi pun menghampiri Fahmi. Biasanya Fahmi tidak akan membuang waktunya hanya untuk menonton iklan di televisi. Ternyata Fahmi tertidur, pantas saja televisi dibiarkan.

Dahlia tersenyum, sudah lama ia tidak melihat Fahmi tidur di sofa. Dulu saat masih kecil, Fahmi sering ketiduran di sini karena ia malas ke kamar saat sudah sangat mengantuk. Dahlia kemudian mematikan televisi dan meninggalkan Fahmi ia harus memasak.

Tak berapa lama Darriel datang bersama Fara. Mereka berdua terlihat membawa kantong plastik berisi kebutuhan sehari-hari. Ternyata tadi mereka pergi untuk membeli kebutuhan rumah di mini market.

Fara langsung menuju dapur untuk menghampiri maminya. Sedangkan Darriel berniat untuk membaca koran di ruang keluarga sebelum netranya menangkap seseorang yang tertidur disana. Ternyata itu adalah putranya.

THE LOST TIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang