"Tapi pas di sekolah sama sekarang muka lu beda Key. Padahal lu sama-sama ga make up. Sekarang lebih bersih, sedangkan di sekolah lu keliatan lebih dekil."
Mendengar pernyataan Melvan bukannya membuat Keyzia tersinggung atau sakit hati melainkan ia bingung, apakah kini saatnya ia harus jujur dengan Melvan atau tetap berusaha menyembunyikan semuanya yang entah sampai kapan.
"God, apa yang harus Kekey lakuin? Kalau jujur, Kekey belum kenal siapa Melvan sebenernya. Kekey takut Melvan ga serius dan cuman kasih pertanyaan iseng doang , nanti malah Melvan semakin mandang rendah Kekey..... Tapi kalau gak jujur apa Melvan akan salah sangka dan salah menilai Keyzia.... Keyzia juga ga mau dibenci Melvan... Tuhan, jangan sampai nasib pernikahan Keyzia kayak kedua kakak Keyzia.... Walau katanya happy ending cuman ada di film-film, tapi bolehkan Kekey berharap akhir yang happy ending antara Kekey sama Melvan..." dalam hatinya Keyzia bingung antara jujur dan cerita semuanya sama Melvan, atau terus menutupi masa lalunya.
"Van, ada hal yang sebenernya selama ini gua tutupin dari semua orang di sekolah, ya kecuali Sherly, Marsya, sama Michella, ataupun temen lainnya yang dulu satu SMP sama gua." Keyzia mulai menjawab rasa penasaran Melvan, namun Melvan hanya diam, tidak menanggapi, ia siap mendengar setiap cerita Keyzia. "Gua juga sadar, apapun yang terjadi, lu uda sah dimata hukum sebagai suami gua, jadi gua harus jujur ke lu. Semoga lu ga kecewa sama gua setelah denger cerita gua. Gua juga berharap lu bisa jujur ke gua kedepannya, tapi terserah lu, gua ga maksa, kalau lu mau aja jujurnya, kalau ngga juga gapapa." Tiba-tiba rasa gugup menghampiri Keyzia, ia terus berusaha tenang agar bisa menceritakan semuanya dengan benar, dan tidak ada salah paham kedepannya. "Dulu penampilan gua gak cupu kaya gini. Jujur Van, sebenernya setiap hari gua make up ke sekolah, make up jadi nerd bukan cantik. Muka asli gua ya yang sekarang ini lu liat. Kenapa gua rela make up jadi cupu tiap hari? itu semua karena masa lalu gua." Keyzia menarik nafas dalam-dalam, menyiapkan hati dan perasaannya untuk membuka kenangan pahit yang sudah ia pendam lama. "Dulu waktu SMP gua penampilannya biasa-biasa aja, kadang suka sedikit make up yang soft & natural. Penampilan gua sama kaya cewe lainnya, ngga nerd kaya sekarang. Pas SMP kelas satu gua deket sama satu cowo, cowo yang katanya cakep dan menjadi salah satu most wanted di SMP gua. Gua deket sama dia bukan karena tampang dia, tapi ya karena gua merasa nyaman sama dia. Waktu itu gua ngerasa di selalu baik sama gua, kalau deket sama dia entah kenapa perasaan gua selalu happy. Sampe pas awal kelas dua SMP dia nembak gua, gua seneng banget, jujur gua gak tau apa artinya cinta. Gua terima dia jadi pacar gua karena dia baik dan gua ga enak kalau nolak. Dia bener-bener baik, selalu lindungin gua, selalu support gua, ya pokoknya dia bener-bener selalu ada buat gua. Akhirnya timbul rasa cinta dan sayang dihati gua, gua mulai bergantung sama dia. Sampai waktu itu kelas tiga SMP, dimana kita sibuk belajar dan bimbel buat ujian. Karena janji kami yang tetap memprioritaskan pelajaran, gua jadi jarang ketemu karena kita bimbel di tempat yang berbeda, awalnya mau bareng tapi ternyata mamahnya uda duluan daftarin dia di tempat bimbel lain. Waktu itu gua percaya banget sama dia, ada beberapa temen gua yang satu bimbel sama dia bilang ke gua kalau di tempat bimbel dia deket sama cewe lain..."
Keyzia menarik nafas kembali, mencoba menetralisir perasaannya, menenangkan dirinya untuk menahan tangis. "Gua ga percaya sama semua cerita temen-temen gua, sampai suatu hari pas gua lagi nunggu dia ujian olahraga, waktu itu pas gerimis dan gua pake jaket dia. Karena dingin, gua masukin tangan gua ke kantong jaketnya, pas masukin tangan gua, gua sadar ada satu kotak di kantongnya. Gua penasaran dan bukan kotaknya, di kotak itu ada anting giwang warna biru sapphire. Biru sapphire emang warna favorite gua, tapi gua ga suka anting giwang. Jujur gua ge'er, gua kira anting itu buat gua. Gua kira dia mau kasih surprise ke gua. Gua masukin lagi kotaknya ke kantong jaketnya, gua selalu berharap surprise yang dia kasih cepet datang." Untuk menahan tangisnya mengenang masa lalu, Keyzia tersenyum getir, sementara Melvan masih hanyut mendengar ceritanya. "Sampe lulus ujian, sampe hari libur tamat SMP tiba, tapi surprise yang gua tunggu gak dateng-dateng. Dari situ gua inget-inget lagi cerita temen-temen gua kalau dia deket sama cewek lain. Gua tau cewek itu, kenal malah, dia adik gua. Adik satu papah beda mamah, seumuran gua, satu sekolah sama gua, bahkan satu kelas sama gua." Keyzia tidak lagi dapat menahan rasa sakit dan sedihnya, mengorek luka lama yang sudah lama ia pendam ternyata sangat menyakitkan. "Gua selalu ga percaya omongan temen-temen gua karena cewe itu adik gua. Dia tau, tau bener malah kalau itu adik gua. Adik gua juga pastinya tau banget kalau dia pacar gua. Waktu itu gua dapet kabar kalau adik gua mau ngerayain ulang tahun sama temen-temennya di salah satu hotel bintang lima. Walaupun adik, tapi hubungan gua sama dia ga deket, mungkin ga baik, dia juga tau karena gua sering curhat sama dia. Karena gak deket, pastinya gua ga diundang ke ulang tahun adik gua, dan gua juga gak dateng. Besoknya pas sarapan pagi bareng, gua liat adik gua pakai giwang warna biru saphire, sama persis kaya giwang di kantong jaket pacar gua waktu itu." tanpa disadari air mata terus turun dari mata Keyzia, ia terus bercerita, walau sekarang ia sedih dan menangis, Keyzia masih berusaha untuk kuat dan tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Meaning of Love
Teen FictionKeyzia Adiputra Seorang cewe berumur 16 tahun yang memilih untuk berpenampilan nerd dan memiliki asumsi bahwa : Mencintai itu adalah hanya kata bualan untuk membuat target mabuk terbuai setelah itu terjatuh, sakit, dan akhirnya dicampakan. Orang-ora...