Jam masih menunjukan pukul empat dini hari. Karena rasa panas dan nyeri pada punggungnya terus berdenyut, membuat Keyzia tidak bisa tidur dengan nyenyak yang akhirnya ia memutuskan untuk keluar dari kamar untuk mengerjakan pekerjaannya yang tertunda, dengan menggunakan kaos longgar agar luka di punggungnya tetap aman.
Suasana di ruang apartementnya saat ini sangat sepi, karena Melvan pastinya sedang tidur terlelap di kamarnya. Keyzia membuka dan menyalakan laptopnya di meja makan. Ia memeriksa apakah ada tugas sekolahnya yang belum ia kerjakan, pastinya Keyzia akan mengutamakan tugas sekolahnya terlebih dahulu baru pekerjaannya. Pekerjaan emang sangat penting, namun Keyzia sadar ia harus segera menyelesaikan pendidikannya dulu agar bisa fokus dengan pekerjaannya kelak.
Berjam-jam fokus dengan pekerjaannya tanpa sadar sinar matahari telah masuk menerangi ruang apartement yang awalnya hanya diterangi oleh lampu hias saja. Ketika melihat ke jendela tampak awan yang mulai terang tanda matahari akan segera terbit, Keyzia segera menyudahi pekerjaannya, dilihatnya jam di ujung kanan laptop yang telah menunjukan pukul enam pagi hari. Ia langsung teringat rutinitasnya yang harus membangunkan Melvan untuk sekolah. Selesai membereskan laptop dan pekerjaannya, Keyzia berjalan ke kamar Melvan untuk membangunkannya.
Dengan perlahan Keyzia membuka pintu kamar Melvan, dilihatnya sang empunya kamar masih terlelap tidur di ranjangnya. "Hmmm.... Thanks Melvan. Ternyata lu cowo yang baik dan perhatian. Thanks uda mau deket and care sama gua. Ada lu, gua ngerasa ga sendirian lagi, semoga lu bisa gini terus, jangan pernah berubah... Wait, ada apa sama diri gua? Kenapa gua bisa ngerasa enjoy dan nyaman saat bersama dengan Melvan? Oh God.... Ingat Keyzia, NO LOVE, NO FALLING IN LOVE AGAIN!!! Gua ga mau jatuh cinta lagi, gua ga siap patah hati buat yang kedua kalinya. Terserah orang-orang mau bilang gua lemah atau pengecut, saat ini gua cuman pengen ketenangan, relax, dan ga ada masalah. Gua harus bisa jaga hati dan perasaan gua, gua harus bisa pegang komitment gua! Inget mimpi dan tujuan hidup lu Key...." Sambil berjalan menuju ranjang Melvan, Keyzia larut dalam pikirannya, ia menyadari dan merasakan perhatian yang Melvan berikan. Namun masih ada trauma masa lalu yang belum hilang dalam dirinya. Keyzia masih takut untuk jatuh cinta lagi, takut tersakiti lagi. Saat ini ia lebih memilih untuk benar-benar membentengi dirinya dari yang namanya cinta.
Sesampainya di tepi ranjang, Keyzia segera menyadarkan diri dari lamunannya, lalu mulai membangunkan Melvan. "Van bangun" ucap Keyzia sambil menggoyang lengan Melvan. "Van bangun uda jam enam nih..." Keyzia kembali membangunkan Melvan namun sepertinya belum berhasil, karena Melvan masih tampak terlelap dalam tidurnya. "VAN... Jam enam, sekolah ga?" tanya Keyzia yang sudah mulai kesal karena yang dibangunkan tidak kunjung bangun. "Hmmmm" tak lama setelah terus diganggu Keyzia akhirnya terdengar dehaman dari mulut Melvan, menandakan ia mulai tersadar dari tidurnya. "Van cepetan bangun, ato aku ambil Momo buat morning Kiss yaaa...." ancam Keyzia yang kesal karena Melvannya tak kunjung bangun.
"Iya iya... aku uda bangun... hmm" jawab Melvan dengan suaranya yang masih serak dan seperti gumaman antara sadar dan tidak. "Kalo uda bangun itu ayo dibuka matanya"pinta Keyzia yang melihat Melvan masih memejamkan matanya. "berat" jawab Melvan apa adanya, masih sulit untuk membuka matanya. "Ya uda bentar, aku ambil Momo biar kamu seger" ucap Keyzia sambil beranjak hendak keluar kamar. "Iya iya, ini bangung nih" ucap Melvan yang langsung duduk di kasurnya dan berusaha untuk membuka matanya yang masih ngantuk berat. Melvan tidak mau saat pertama kali membuka mata yang dilihatnya adalah Momo yang jelek dan bau amis, apalagi kalau Keyzia sampai menempelkan momo pada pipi, mulut, atau tangannya, terasa sangat menjijikan bagi Melvan, amis.
"Key" tiba-tiba Melvan teringat kalau punggung Keyzia terluka. "Siapa yang suru kamu keluar kamar?" tanya Melvan dengan tatapan mengancam namun mukanya masih muka bantal orang bangun tidur dengan rambut yang mengembang dan tidak beraturan. "Ga ada" jawab Keyzia yang sok cuek dengan senyuman manisnya, sadar kalau semalam Melvan memintanya untuk istirahat total, bedrest, tidak boleh turun sampai lukanya kering, dan sekarang ia melanggarnya. Mendengar jawaban Keyzia membuat Melvan semakin menajamkan tatapannya. "Van, kalo aku ga keluar kamar, siapa yang bangunin kamu?" tanya Keyzia yang mulai mengajak Melvan adu argumen. "Ga ada" jawab Melvan dengan muka sok cuek membalas pertanyaan Keyzia. "Kalo ga dibangunin kamu nanti telat sekolah loh" Keyzia mengingatkan. "Biarin, aku emang niat bolos hari ini" jawab Melvan cuek sambil mengecek notifikasi di hpnya. "Dasar tukang bolos" gerutu Keyzia mendengar jawaban Melvan. "Biarin yang penting naik kelas." jawab Melvan dengan penuh keyakinan tidak mau kalah. "Sok yakin, kalo ternyata ga naik kelas gimana?" tanya Keyzia menantangnya. "Kepala sekolahnya aku pecat" jawab Melvan dengan santainya. "MELVANNN... kalo ngomong jangan asal!" omel Keyzia setelah mendengar jawaban dari Melvan. "Siapa yang asal? Emang bener koq, liat aja nanti, kalo sampe kepala sekolah bikin aku ga naik kelas, aku langsung pecat saat itu juga" jawab Melvan dengan senyuman devil sambil mengangkat sebelah alisnya. "Iya iya, yang punya sekolah mah bebas. Udah ah aku mau mandi dulu, siap-siap ke sekolah" jawab Keyzia yang akhirnya menyerah kalah dengan omongan Melvan lalu beranjak hendak keluar kamar Melvan untuk segera siap-siap sekolah. "Tunggu!" tiba-tiba Melvan menghentikan langkah Keyzia dan membuatnya berbalik kembali menatap Melvan, menunggu Melvan melanjutkan bicaranya. "Siapa yang ijinin kamu ke sekolah? Lupa? punggung kamu masih luka, kamu harus bedrest tiga hari kan? dan ga boleh kena air" Melvan mengingatkan kalau kemarin dokter menyarankan Keyzia untuk bedrest selama tiga hari hingga lukanya mengering. "Gapapa uda baikan koq, lagian cuman luka luar doang" jawab Keyzia yang menyepelekan lukanya dan memaksa ingin tetap sekolah. "Dasar pikun!" ledek Melvan yang pastinya langsung memancing emosi Keyzia. "Aku ga pikun!" omel Keyzia sambil menatap sinis ke arah Melvan dan pastinya karena emosi maka pipi Keyzia mulai menggembung, momen yang Melvan sukai dan tunggu-tunggu. "Pikun, lupa? Kalo kamu baru ngomong kalo aku yang punya sekolah" ucap Melvan yang seperti memberi sebuah teka teki untuk Keyzia. "So?" tanya Keyzia menantang. "Aku tinggal telepon security buat melarang kamu masuk ke sekolah sampai hari Senin" jawab Melvan dengan penuh kemenangan sambil memainkan hp di tangannya seakan mengancam Keyzia kalau ia hendak menelepon security saat ini juga. "Vaaannn....." protes Keyzia yang tidak terima dengan ancaman Melvan, namun apalah daya, Keyzia tidak dapat berkutik karena walau bagaimana pun memang Melvan punya kuasa di sekolahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Meaning of Love
Teen FictionKeyzia Adiputra Seorang cewe berumur 16 tahun yang memilih untuk berpenampilan nerd dan memiliki asumsi bahwa : Mencintai itu adalah hanya kata bualan untuk membuat target mabuk terbuai setelah itu terjatuh, sakit, dan akhirnya dicampakan. Orang-ora...