Part 51 - First Cooking.....

258 9 0
                                    


"God, Keyzia tau kalo di dalam hidup itu selalu ada cobaan. Cobaan yang nantinya bikin kita tambah kuat dan dewasa. Cobaan yang bisa bikin kita jadi manusia seutuhnya. Tapi rasa khawatir dan takut selalu membayangi Keyzia. Keyzia takut kalo oma terus benci sama Keyzia dan misahin Keyzia sama Melvan. Keyzia takut kalau kehadiran Keyzia malah buat keluarga Melvan jadi banyak masalah. Keyzia takut kalo Melvan bakal pergi ninggalin Keyzia demi rasa hormat seorang anak kepada orang tuanya, gimana kalo Melvan pergi dimana Keyzia uda ngerasa nyaman dan sayang sama Melvan, dimana Keyzia uda punya sandaran dan ga ngerasa sendiri lagi. Tuhan, Keyzia takut kalo cobaan yang Keyzia lalui nanti bukannya bikin Keyzia kuat tapi malah hancurin hidup Keyzia..... Bikin Keyzia kembali sendirian dalam menjalani hidup. Apa Keyzia bisa kuat kalo nantinya harus hidup tanpa Melvan? Sementara Keyzia uda ngerasa nyaman dan agak bergantung sama Melvan. Apa Keyzia egois kalo seandainya nanti Keyzia berusaha buat pertahanin Melvan untuk selalu ada sama Keyzia? Apa Keyzia jahat kalo Melvan lebih milih Keyzia daripada keluarganya?" dalam hatinya Keyzia memikirkan akan masa depan yang mungkin akan ia lalui, memikirkan segala kejadian yang mungkin akan terjadi dalam hidupnya. Memikirkan mengenai perasaannya dan juga keputusan apa yang akan ia ambil jika kemungkinan itu menjadi nyata.

Matahari baru saja terbit menyinari dunia, menandakan pagi telah menjelang dan saatnya melakukan rutinitas. Kini Keyzia tengah berada di balkon apartementnya, menikmati pemandangan matahari terbit dengan secangkir chocolate hangat kesukaannya sambil memikirkan kejadian kemarin dan juga hal-hal apa saja yang mungkin akan terjadi kedepannya. Sejak belajar mengelola perusahaan ayahnya, pikiran Keyzia mulai terorganisir, ia jadi terbiasa berpikir panjang bahkan berpikir untuk memperkirakan apa saja kiranya yang akan terjadi kedepan. Hal tersebut sangatlah bagus untuk seorang pembisnis, dimana ia harus memikirkan segala resiko dan dampak yang akan terjadi dalam membuat suatu keputusan. Namun untuk seorang Keyzia yang masih sangat muda dan masih menyandang status seorang pelajar, banyak yang berpikir kalau Keyzia terlalu over dalam memikirkan segala sesuatu. Hal tersebut bisa menjadi kelebihan dan juga kelemahan bagi Keyzia. Para sahabatnya selalu menasehati Keyzia untuk jangan terlalu berpikir yang belum terjadi, jangan banyak menduga-duga, cukup untuk menikmati hari yang sedang dijalani saja dan untuk masalah di depan, ya gimana nanti aja, toh belum terjadi juga.

"Good Morning My Sunshine" ucap Melvan dengan suara serak bangun tidurnya sambil memeluk Keyzia dari belakang, lalu mencium pipi kanan Keyzia. "Morning Van" ucap Keyzia sambil balik mengelus pipi kanan Melvan. Tambah hari hubungan Melvan dan Keyzia menjadi tambah baik, ciuman selamat pagi dari Melvan sudah menjadi suatu hal yang biasa Keyzia terima, dan Keyzia pun senang-senang saja, tidak lagi ngambek atau mempermasalahkan, wajarkan seorang suami memberi ciuman kepada istrinya, ya walaupun mereka masih tidur pisah kamar, dan menjalani hubungan layaknya orang yang berpacaran secara sehat. "Lagi mikir apa?" tanya Melvan yang masih memeluk Keyzia sambil menikmati pemandangan kota pagi hari dari balkon apartementnya. "Van, kalo nanti seandainya kamu harus tinggal di Singapore sesuai kemauan oma, apa kita bakalan pisah?" tanya Keyzia sambil menatap Melvan dari samping. Hati Melvan terasa linu mendengar pertanyaan Keyzia, tidak menyangka kalau kejadian kemarin masih membekas dan menjadi pikiran bagi Keyzia. Melvan membalikan posisi Keyzia menjadi berdiri menghadapnya sambil memegang gelas chocolatenya. "Hey, sayang, aku kan uda bilang ga usah didenger omongan oma kemarin, ga usah dipikirin juga." ucap Melvan lembut sambil mengaitkan rambut Keyzia kebelakang telinganya. "Key, kemarin kan aku uda tegas buat nolak keputusan oma, aku uda balikin semua fasilitas keluarga Prawira ke oma. Sekarang aku itu suami kamu, kamu tanggung jawab aku, kita uda jadi satu bukan dua lagi, jadi ga ada yang bisa buat misahin kita, dan aku pun ga akan pernah mau pisah sama kamu, apapun yang terjadi kita akan selalu bersama ngehadapin semuanya. Kamu akan jadi satu-satunya istri aku sampai kapanpun." ucap Melvan kembali, meyakinkan Keyzia kalau ia akan selalu ada dan tidak akan pernah meninggalkan Keyzia, apapun yang terjadi. "Paham?" tanya Melvan lembut dan dijawab anggukan dan senyuman oleh Keyzia. Melvan pun memberi kecupan hangat dikening Keyzia lalu memeluknya. "Aku akan selalu ada buat kamu, ga akan pernah ninggalin kamu, I'm promise." ucap Melvan lagi, meyakinkan Keyzia. Keyzia pun kembali mengangguk dan membisikan kata "Thank you My Husband, I Love You". Mendengar bisikan Keyzia di kupingnya, membuat jantung Melvan bergemuruh dan berdetak dengan cepat. Ia sangat senang, ini memang bukan pertama kalinya Keyzia bilang I love you ke Melvan, namun ini merupakan pertama kalinya ucapan I love you dari Keyzia itu berasal dari lubuk hatinya terdalam, terasa sangat tulus dan jujur, membuat Melvan benar-benar terenyuh mendengarnya . "Love you too My Wife, My love, My everything" jawab Melvan dengan senyum sumringahnya dan mengeratkan pelukannya.

The Meaning of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang