Selesai makan dan beristirahat sejenak, Melvan dan Keyzia kembali turun ke area party untuk kembali berbaur dengan yang lainnya. "Ohhh Keyyyy..... kenapa lu ceritain semuanya ke Melvannn....... Itu semua rahasia yang selama ini lu jaga kan? Bahkan sahabat-sahabat lu aja ga ada yang tau tentang keluarga dan kondisi mamah yang sebenarnya. Kenapa lu dengan entengnya cerita semuanya ke Melvannn...... Oh God, ada apa dengan diri gua? Kenapa gua bisa cerita semuanya sama Melvan, DaNnnn... bukannya merasa bersalah atas kebodohan gua, sekarang perasaan gua malah jadi nyaman, plong. Seakan batu besar dalam diri gua udah ilang entah ke mana.....Oh God, semoga gua ga salah udah cerita dan percaya ke Melvan...." dalam hatinya Keyzia tersadar telah menceritakan semua rahasia keluarganya kepada Melvan. Kaget dan bingung yang Keyzia rasakan, tidak menyangka sama sekali bisa dengan mudahnya bercerita panjang lebar tentang semua hal yang terjadi pada keluarganya. Padahal selama ini Keyzia selalu berhasil menjadi orang yang tertutup dan tidak mudah percaya sama orang, termasuk sahabatnya sendiri. Melvan adalah orang pertama yang membuat Keyzia nyaman untuk menceritakan semua masalah dalam hidupnya. Semoga suatu saat nanti Keyzia tidak pernah menyesal karena sudah percaya kepada Melvan.
"Key, kita ke balkon aja yu" ajak Melvan ketika baru turun dari tangga, ia melihat suasana yang semakin ramai dan tamu undangan yang datang pun semakin banyak membuatnya tidak nyaman. Keyzia pun mengangguk, menyetujui ajakan Melvan untuk mengahabiskan waktu di balkon yang sepi dan tidak banyak orang. Mereka memilih tempat yang sepi dan tenang menikmati pemandangan keramaian pesta dari balik kaca balkon. "Van, kamu sering ke acara gathering kaya gini?" tanya Keyzia yang penasaran, karena melihat Melvan seperti tidak pernah nyaman ketika berbaur dengan yang lain. "Ngga, ini yang pertama. Aku ga suka tempat rame kaya gini, apalagi banyak yang pakai topeng kepura-puraan sama kemunafikan." jawab Melvan dingin dengan sorot matanya yang masih memperhatikan ruang pesta. "Emang ga nyaman, apalagi harus ngobrol dan berbincang dengan mereka. Tapi ini satu-satunya cara buat cari kolega atau rekan bisnis, kita bisa mencari celah untuk manfaatin kelebihan mereka." ucap Keyzia yang coba mengutarakan pikirannya ketika ia berada di tempat pesta seperti ini. "Maksud kamu?" tanya Melvan yang tidak mengerti dengan apa yang Keyzia bicarakan. Melvan tidak suka bertemu dengan orang-orang yang memakai topeng, selalu terlihat sopan, ramah, baik hati, dan penuh senyum di mukanya, padahal hati dan pikirannya berbeda. Mereka hanya mengutamakan etika, kesopanan, dan gengsi, memendam semua sisi sebenarnya dalam diri mereka. Berbicara seperti kepada seorang sahabat namun dibelakang saling sindir, menjatuhkan, dan juga menjelekan.
"Van, kalau kamu mau masuk dunia bisnis, ngembangin proyek kita dan nerusin usaha papah Jerson, kamu harus terbiasa sama ini semua. Di sini ga ada yang namanya temen atau sahabat sejati, bener kata kamu, disini banyak orang-orang munafik, penjilat, dan tukang pamer. Jengah denger bualan mereka, apalagi harus selalu hati-hati kalau ngomong, semuanya harus dipikirin. Harus bisa tertawa dan terlihat asik walaupun hati dan perasaan kita sedang down. Kita harus berusaha dekat dengan mereka karena suatu saat nanti kita butuh mereka dengan segala kebusukan yang mereka punya itu. Dari mereka kita bisa cari peluang sama potensi bisnis, saling kenalin teman satu sama lain yang buat kita bisa jadi tambah banyak kenalan, relasi, bukan untuk jadi teman yang sesungguhnya, tapi bisa kita gunakan kalau kita butuh." ucap Keyzia coba mengenalkan Melvan dengan dunia bisnis karena Keyzia sudah lebih dulu terjun dalam dunia tersebut. "Buat apa deket sama penjilat, tukang pamer, sama orang munafik? ga ada untungnya Key, yang ada emosi terus. Masih banyak orang-orang baik di luar sana buat kita jadiin relasi sama rekan bisnis." ucap Melvan yang tidak setuju dengan pemikiran Keyzia. "Memang Van, di luar sana masih banyak orang baik yang bisa kita ajak jadi rekan bisnis, beberapa atau sebagian dari orang-orang di sini juga mungkin orang baik kaya papah Jerson sama mamah Nicole. Tapi dari orang yang ga baik juga kita bisa belajar Van, belajar taktik dan rencana mereka. Belajar pola berpikir mereka dan belajar gaya hidup mereka. Tapi bukan untuk diikutin, itu bisa kita jadiin patokan, inget kata pepatah, kita harus kenal lawan dan musuh kita dulu sebelum jatuhin mereka. Kalau kita udah pelajari dan kenal musuh kita, seengganya kita bisa jaga diri, bisa lebih hati-hati ngambil keputusan dan percaya sama orang. Mungkin sekarang kamu susah ngerti apa yang aku maksud, tapi nanti seiring berjalannya waktu, semakin sering kamu ikut acara kaya gini, semakin dalam kamu masuk dalam dunia bisnis, kamu akan mengerti dengan sendirinya" ucap Keyzia kembali mengungkapkan pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Meaning of Love
Teen FictionKeyzia Adiputra Seorang cewe berumur 16 tahun yang memilih untuk berpenampilan nerd dan memiliki asumsi bahwa : Mencintai itu adalah hanya kata bualan untuk membuat target mabuk terbuai setelah itu terjatuh, sakit, dan akhirnya dicampakan. Orang-ora...