Part 59 - DECISION

272 11 2
                                    


Setelah seharian bekerja untuk menyinari dunia, kini sang matahari tampak lelah dan memutuskan untuk kembali tenggelam dalam istirahat panjangnya digantikan sang bulan yang bersinar cantik untuk menerangi gelapnya malam. Rasa lelah baru terasa oleh Keyzia setelah para sahabatnya pulang. Ia memutuskan untuk beristirahat sejenak sambil menatap jendela, menikmati indahnya sunset di sore hari di mana sang matahari sedang bertukar shift kerja dengan sang bulan, rasanya sudah lama Keyzia tidak merasakan damai yang saat ini ia rasakan, menenangkan diri sambil menikmati sunset.


"Key" suara panggilan Melvan di sampingnya memecahkan keheningan. "hmm" jawab Keyzia dengan dehaman namun matanya masih menatap jendela, enggan mengalihkan pandangan dari keindahan sunset dihadapannya. "Makan dulu, kan sejam lagi harus minum obat." ucap Melvan mengingatkan sambil membawa makanannya dari meja makan. "Bentar lagi Van, belum lapar" jawab Keyzia yang masih belum mau makan. "Ini uda magrib Key, nanti minum obatnya telat." bujuk Melvan yang kini berdiri disamping Keyzia. "Di meja makan aja makannya bareng kamu. Aku bosen di tempat tidur terus." jawab Keyzia yang kini telah mengalihkan pandangannya dari sunset menjadi memandang Melvan yang berdiri disampingnya. "Ok" jawab Melvan dengan senyuman lalu membawa kembali makanannya ke meja makan.

Selesai menaruh makanan di meja makan, Melvan membantu Keyzia untuk beranjak dari tempat tidurnya dan berjalan perlahan ke meja makan hingga Keyzia dapat duduk dengan nyaman. "Van, kamu makan apa?" tanya Keyzia yang bingung karena meja makan yang tadinya berantakan dengan berbagai makanan dan minuman kini telah bersih, menyisakan makan malam Keyzia dari rumah sakit, buah-buahan, dan beberapa potong roti. "Aku nanti aja makan kebawah. Kamu aja makan duluan" jawab Melvan sambil membantu Keyzia membuka plastik wrapping yang menutup tiap piring dan mangkuk. "Makan bareng aja disini, temenin aku." rajuk Keyzia yang tidak nyaman makan sendirian sementara Melvan hanya memperhatikan saja. "Udah kamu makan dulu, lama kalo nunggu aku beli dulu." jawab Melvan yang meminta Keyzia untuk makan lebih dulu. "Ga mau, makan bareng-bareng aja" rajuk Keyzia kembali yang tidak mau menyentuh makanannya. "Iya mulai besok aja ya..." bujuk Melvan yang tidak ingin Keyzia telat makan, namun Keyzia menggelengkan kepalanya sambil menunduk.

"Ya uda kamu tunggu bentar aku turun beli dulu." akhirnya Melvan mengalah dan beranjak untuk keluar membeli makanan. "Kamu mau beli makan apa?" tanya Keyzia penasaran. "Yang cepet saji aja biar cepet." jawab Melvan yang sudah berdiri dekat pintu. "Aku juga mau, ini ga menarik" ucap Keyzia sambil menunjuk makanan dihadapannya. "Ga boleh, kamu masih sakit, harus makan makanan yang disediain rumah sakit." omel Melvan yang tidak mengijinkan Keyzia makan sembarangan dulu. Lalu segera pergi keluar agar tidak mendengar rajukan Keyzia yang menjadi manja saat sakit.

Setelah beberapa lama menunggu akhirnya Melvan kembali membawa kantong makanan. "Kamu beli apa?" tanya Keyzia sambil memperhatikan kantong yang dibawa Melvan. "rice bowl jumbo" ucap Melvan sambil mengeluarkan makanannya. "Mau?" tanya Melvan setelah membuka makanannya dan Keyzia langsung menggelengkan kepalanya setelah melihat makanan Melvan. Melvan membeli rice bowl yang berisi nasi dengan potongan daging sapi dimasak kecap, makanan yang Melvan sukai namun tidak disukai oleh Keyzia. Awalnya Melvan tidak ingin makan bersama Keyzia karena ia tahu kalau Keyzia sedang tidak boleh makan sembarangan, Keyzia masih harus makan makanan yang disediakan oleh rumah sakit yang pastinya dari bentuknya saja sangat tidak menarik untuk dimakan. Melvan tidak tega kalau ia makan makanan enak di hadapan Keyzia, sementara Keyzia hanya bisa makan makanan hambar dari rumah sakit. Oleh karena itu Melvan mencari makanan yang tidak disukai oleh Keyzia, agar Keyzia tidak tersiksa melihat makanan Melvan dan mereka bisa makan dengan nyaman.

"Kenapa yaang?" tanya Melvan ketika melihat Keyzia membereskan makanannya yang belum habis. "Ga enak, hambar" jawab Keyzia  yang enggan melanjutkan makannya. "Aku suapin ya?" bujuk Melvan agar Keyzia mau kembali makan, namun Keyzia hanya menggeleng. "Kalo kamu makannya dikit kapan sembuhnya Key? Kamu kan pengen cepet-cepet pulang" bujuk Melvan kembali. "ini uda dimakan setengah" ucak Keyzia sambil menunjuk piringnya. "Abisin ya, biar nanti malem ga lapar" ucap Melvan sambil mengambil sendok makan Keyzia, menyendok makananya untuk menyuapi Keyiza. "Ngga mau" jawab Keyzia sambil menutup mulut dengan kedua tangannya. "Ayo aku suapin, kapan lagi disuapin sama aku, langka loohh... aaaa..." bujuk Melvan kembali sambil bercanda agar Keyzia mau makan. "Kamu makan aja makanan kamu, aku udah kenyang" jawab Keyzia dengan kedua tangan masih menutup mulutnya, tidak mau makan. "Ya uda, kalau kamu ga abisin aku juga ga mau abisin makanan aku"ucap Melvan sambil menaruh sendok kepiring Keyzia lalu membereskan makanannya. "Nanti kalau malam kamu lapar gimana?" tanya Keyzia, seakan membalas Melvan dengan pertanyaan yang tadi Melvan ucapkan. "Biarin" ucap Melvan dingin "Nanti suara perut kamu ganggu tidur aku" ucap Keyzia jahil sambil tersenyum "Enak aja, hmmm... mulai berani ngatain hah...." jawab Melvan sambil menghampiri Keyzia dan menggelitik pinggangnya. "hahahahaha.... emang iya.... hahahaha.... suara perut kamu kalo lapar... ngalahin suara toa mesjid..." jawab Keyzia sambil tertawa karena geli dikelitiki oleh Melvan. "Waahhh... masih berani hah?" ancam Melvan sambil terus menggelitiki. "Hahahaha.... ampun ampun..... Van...." ucap Keyzia sambil mengangkat tangannya tanda menyerah. "Hmm.... nyerah?" tanya Melvan sambil tersenyum dan menatap dalam Keyzia, tidak lama kemudian Keyzia mengangguk sambil menahan tawanya lalu Melvan langsung mendekapnya erat sambil mengelus puncak kepala Keyzia. "Makanya jangan jail" ucap Melvan lalu mengecup puncak kepala Keyzia. "Ngga jail, cuman ngomong kenyataan" jawab Keyzia sambil tersenyum menatap Melvan. "Masih belum nyerah" tanya Melvan sambil melotot dan menatap Keyzia, seakan bersiap menngkelitiki Keyzia lagi. "hahaha.... nyerah deh... cape tau..." jawab Keyzia sambil tersenyum. "ya uda lanjut makan lagi ya" ajak Melvan kembali membujuk Keyzia, dan Keyzia kembali menggelengkan kepalanya. "Hmm... ayo dong yaaangg... ya uda aku suapin kamu, kamu suapin aku. adilkan?" ucap Melvan berusaha untuk bernegosiasi dengan Keyzia. Setelah beberapa lama berpikir, akhirnya Keyzia mengangguk tanda setuju dan langsung mendapat senyuman dan kecupan dari Melvan di pipinya, membuat Keyzia kembali tersenyum hangat. "aaa...." tanpa menunggu lama, Melvan langsung menyodorkan sendok ke depan mulut Keyzia, takut sang empunya mulut berubah pikiran, akhirnya mereka makan dengan saling menyuapi sambil diselingin candaan.

The Meaning of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang