Part 50 - Welcome Grandma

277 11 0
                                    


"Van, nanti jadi makan malam bareng keluarga kamu?" tanya Keyzia yang saat ini sedang jalan berdua, bergandengan tangan menuju sekolah. "keluarga kita dong yaang, sekarang kan semuanya adalah kita, bukan aku kamu lagi" jawab Melvan mengingatkan. Sudah beberapa kali Melvan mengatakan kepada Keyzia kalau mereka bukan lagi dua melainkan satu, apa yang dimiliki Melvan itu pun pastinya milik Keyzia, begitu pun sebaliknya. "Iya iya, sorry" jawab Keyzia santai. "Jadi, kenapa?" tanya Melvan singkat, maksudnya adalah nanti malam mereka jadi makan malam di rumah kediaman Prawira dan mengapa Keyzia kembali menanyakan hal tersebut. "Mastiin aja Van, oiya, Grandma kamu orangnya kaya gimana?" tanya Keyzia ingin tahu, ada rasa gugup dalam dirinya karena hari ini adalah kali pertama ia bertemu dengan grandmanya Melvan. "Aku manggil dia oma, jadi kamu juga panggil oma aja, jangan grandma." jawab Melvan dan dibalas anggukan setuju oleh Keyzia. "Ya, ga gimana-gimana sih. Dari aku kecil dia tinggal di Singapore kadang Hongkong atau Australia, tergantung dia maunya tinggal di mana. Tapi paling jarang ke Indonesia, walaupun dia orang Indonesia dan lahir di Indonesia. Aku ga deket sama dia, jarang ngobrol juga, ya bisa dibilang ga terlalu kenal dan ga pengen deket juga sih." jawab Melvan apa adanya, mencoba untuk mendeskripsikan seperti apa omanya. "Kenapa ga pengen deket? Apa dia orang yang ngutamain formalitas? Galak?" tanya Keyzia kembali, masih penasaran seperti apa omanya Melvan. "Satu-satu dong yaang nanyanya, kepo banget ya sama oma? ya yang jelas aku males urusan sama dia, kalo bisa malah aku berusaha ngehindar biar ga ketemu. Yup, dia orang yang ngutamain formalitas. Menjunjung tinggi yang namanya etika, sopan santun, tatakrama, adat istiadat, kedudukan, dan lainnya yang bikin aku muak. Hmmm... kalo galak ya nanti kamu nilai sendiri aja pas uda ketemu dia. Yang pasti sih nyebelin menurut aku, pokoknya aku ga suka sama oma." jawab Melvan sambil meringis membayangkan oma yang menurutnya menyebalkan itu. "Jadi kamu ga akur sama oma kamu Van?" tanya Keyzia bingung, karena dari apa yang Melvan ceritakan, sangat terkesan kalau Melvan tidak menyukai omanya. "Ya gitu deh, aku paling ga suka sama orang yang ga tau apa-apa tapi sok ngatur, uda gitu sok ikut campur. Ya aku emang selalu ribut sama dia kalo ketemu" jawab Melvan dengan santainya, seakan keributan dengan omanya adalah hal yang sudah biasa, bahkan sudah menjadi rutinitas. "Ya jangan gitu juga kali Van, seengganya kamu harus tetep hormat sama oma yang lebih tua sama kamu, jangan diajak ribut terus, kasian." ucap Keyzia memberi nasihat sambil membayangkan Melvan yang ribut dengan omanya. Keyzia sudah cukup sering melihat Melvan kalau sedang ribut, dan menurutnya itu menyeramkan karena pasti saat ribut itu emosi dan amarah Melvan sudah di ubun-ubun, Keyzia tidak bisa membayangkan saat Melvan ribut dengan omanya, yang pasti menurut bayangan Keyzia itu omanya sudah tua. "Ya nanti kan kamu ketemu oma tuh, kamu nilai sendiri aja, wajar ga kalo aku marah atau ribut sama tuh nenek tua." ucap Melvan, ia tahu bagi Keyzia yang belum pernah bertemu dengan omanya, pasti Melvan terkesan anak yang kurang ajar, karena selalu ribut dengan omanya yang sudah tua. Maka dari itu Melvan meminta Keyzia untuk memberikannya nasihat setelah bertemu dengan omanya nanti. "Hmmm.... iya sih aku belum pernah ketemu sama oma juga, oiya nanti kita bawa apa ke sana?" tanya Keyzia lagi, memastikan, ia tidak mau dinilai buruk oleh omanya, apalagi dipertemuan pertama mereka. Sebisa mungkin Keyzia berusaha untuk mendapatkan penilaian yang baik dari oma yang kata Melvan menyebalkan itu. "Ga usah ribet-ribet mikirin yang ngga-ngga, dateng ya tinggal dateng aja, di sana juga uda disediain makanan" jawab Melvan dengan cueknya. "Ya jangan dateng dengan tangan kosong juga kali Van. Katanya oma mengutamakan formalitas, kalo kita dateng ga bawa apa-apa pastinya aku akan langsung dicap cucu mantu ga tau etika doonggg Vaaannnn...." keluh Keyzia akan Melvan yang tidak peka akan kegugupannya menemui sang oma. "Udahlah ga usah ribet mikirin oma, ga usah peduliin dia suka apa ngga sama kamu, apa adanya aja, yang penting kan akunya suka sama kamu...." ucap Melvan sambil menjawil puncak hidung Keyzia, mencoba menghibur dan menenangkan Keyzia yang terlihat grogi akan bertemu oma. "iihhhh Vaannnn..... aku serius.... kasih clue keq oma kamu suka apa" omel Keyzia yang kesal dengan kelakuan cuek Melvan disaat Keyzia benar-benar membutuhkan bantuannya.

The Meaning of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang