25. Impas..

591 55 32
                                    

Kesempatan datang satu kali, seperti saat aku menyatakan perasaanku padamu pertama kalinya. Itu benar benar mempermainkanku, detak jantungku berdetak tidak main main. LC


25

"ALDI BANGUN." Teriak Salsha dari dapur. Salsha sudah sangat malas jika waktu sudah berganti menjadi pagi.

Bukan karna alasan. Sudah hampir setengah jam lamanya, Salsha berteriak teriak diapartemen. Masih saja Aldi asik dengan mimpi dia.

Dengan menghembuskan nafasnya kesal, Salsha mematikan kompor dan kembali berberes untuk kekamar mereka berdua.

Sabar, mereka tidak melakukan hal yang lebih dari kata anu kok. Masih ada penghalang. Umur belum menjamin bahagia, jadi mereka hanya melakukan kebahagiaan mereka hanya sebatas bersentuhan bagian luarnya saja.

Awalnya Salsha memang mau mengelak, namun Aldi sudah seperti kucing. Matanya memohon, seakan akan dia memang akan menangis.

Biarkan, Salsha masih membiarkannya. Toh mereka akan menikah. Tapi gak tahu juga kalo Salsha kepincut sama yang lain.

Salsha membuka knop pintu kamar dan menatap Aldi kesal. Aldi masih saja tidur dengan keadaan yang sangat membuat Salsha menggeram kesal.

Salsha berjalan mendekat pada Aldi, dan membuka korden yang masih menutup. Menyingkirkan selimut dan langsung Salsha bersihkan dan ia tilap kembali.

"Sayang, udah mau jam setengah enam nih. Kenapa kamu jadi males gini si." Gerutu Salsha yang sedang menggoyang goyangkan bahu Aldi. Berharap jika Aldi akan langsung terbangun dan berjalan menuju kamar mandi.

Namun sayang, semua itu hanya khayalan.

Salsha merapikan rambut Aldi yang terlihat berantak kemana mana. "Al, ayo bangun dong."

Aldi masih saja diam, seperti mayat tidur.

Mempunyai inisiatif. Salsha mengarahkan tangannya untuk memencet hidung Aldi untuk mencegah Aldi bernafas.

Siapa tahu pas Salsha gituin, Aldi mati kan lumayan, bisa ganti pasangan. Hehe

"Ashtagha Shal akhu ghak bhisa nafhas." Dengan cepat Salsha melepaskan pencetan dihidung kekasihnya.

Untung bangun.

Salsha juga melihat perubahan wajah Aldi yang sudah seperti cabai. Merah nyalang, entah kenapa bukannya Salsha merasa bersalah. Justru membuat Salsha merasa senang.

"Makanya, kalo dibangunin tuh jangan males. Buruan mandi, aku udah selesai masak. Aku ada miting dikantor nih." Salsha meninggalkan Aldi yang masih saja nyaman dengan posisinya.

Dengan langkah cepat Aldi menarik tubuh Salsha dan tepat jatuh mengenai dada Aldi.

Posisi yang sangat menguntungkan.

"Aldi, apaan si. Jangan mulai deh, inget ya kita belum nikah."

"Gimana kalo sekarang kita belajar nikah nikahan dulu. Biar pas hari H kamu udah gak gugup lagi." Aldi kembali memeluk Salsha dengan sangat lembut.

Aldi meniup telinga Salsha dari belakang dan memposisikan semua rambut kekasihnya kedepan. Ini lebih mudah.

Merasa Aldi sudah kebanyakan mesum, Salsha meronta ronta minta dilepas. Sayangnya semua itu hanya sebagai sebuah tantangan bagi Aldi.

Aldi membalik posisi Salsha dan sekarang, Salsha sudah tengkurap tepat diatas tubuh Aldi.

"Morning kiss." Pinta Aldi dengan senyum sok manisnya. Salsha memutar bola matanya jengah, modus banget emang.

"Kamu merem dulu, nanti aku kasih yang agak lama." Weh Salsha udah rada gesrek juga nih.

Aldi nurut, ia menutup kedua matanya menuruti keinginan kekasihnya.

Dengan rasa malu malu, Salsha ikut menutup kedua matanya dan mendekatkan wajah keduanya hingga sangat dekat.

Aldi merasakan deru nafas Salsha yang menyeruak menabrak wajah tampan miliknya. Aldi tersenyum senang sendiri.

Namun seketika Salsha membuka kedua matanya dan menatap Aldi lelucon.

Bibir Salsha, ia arahkan pada leher Aldi. Entah mendapat dorongan dari mana Aldi merasa semua organ tubuhnya berhenti bekerja.

Apa apaan ini?

"Sa---

Ucapan Aldi terpotong karna dengan sengaja Salsha meninggalkan bekas kecupannya dengan keras dan berlalu pergi.

Kismark right?

Dengan perasaan yang sangat kesal Aldi berteriak.

"SALSHA!!!!"

BAGIAN LENGKAPNYA ADA DI 2ND LOVE [LC VERSI 1]

LIMIT COMFORT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang