37. Trauma dan Fahri tersenyum

504 54 18
                                    


Hidup memang sudah tuhan atur bahagia, tapi jika aku mendapatkan kedukaan maka esok aku akan mendapatkan kebahagiaan itu.

Satu bulan penuh.

Aldi masih saja tertidur diranjang itu. Luka luka ditubuhnya bahkan sudah sembuh. Namun keadaannya masih saja seperti itu. Tidak ada perubahannya.

Masih koma. Beruntungnya Aldi bisa bertahan dan sudah melewati masa kritisnya. Sudah termasuk kebahagiaan untuk semuanya.

Salsha bahkan hanya menemani Aldi, dia tidak ingin beranjak dari samping Aldi sama sekali.

Bahkan keluarganya sempat merasa kasian, Salsha hanya mengajak bicara pada Aldi, dia tersenyum dan menangis dengan raga kekasihnya.

Istirahat bahkan jika Ari dengan teganya memberikan minuman pada adiknya dengan dicamurkannya obat tidur. Dan berhasil, selama 6 jam Salsha berhasil beristirahat tanpa memikirkan kondisi Aldi.

Mengerikan.

Semuanya terlihat mengerikan, satu hari dimana Aldi dan juga sahabatnya Casie mendapatkan musibah yang sangat mengejutkan. Semua orang menjadi gelisah.

Entahlah yang Salsha lakukan tempo itu, hanya menangis dan menatap kosong pada arah ranjang kekasihnya.

"Kamu tahu gak yang, entah kenapa aku bingung. Aku sekarang dapet chat dari temen, dan yang gak aku tahu siapa dia. Dia minta aku ketemuan, aku tolak mentah mentah. Ya kali aku mau ketemuan sama cowok lain sedangkan calon suami aku lagi sakit." Salsha terkekeh, dia tertawa. Tawanya hampar, hanya sedikit ulasan jika dirinya bahagia.

Nyatanya semua kata bahagia hanya sebagai bayangan saja, satu bulan terakhir ini dia hanya bekerja menjaga Aldi dan mengajak bicara Aldi sewaktu senggangnya.

Rasanya aneh, tangan yang dulu suka jahil, bibir yang suka mesum sama kelakuan dia yang kadang buat Salsha kesel dan marah. Sekarang dia hanya bisa tidur dengan selang, alat bantu bernafasnya.

Kan lucu. Biasanya dia yang buat Salsha ketawa, sampe suka mukul sambil nyubit pinggang kekasihnya kalo dia mesum. Semuanya terhempas, hilang gitu aja.

Gak ada yang perhatiin Salsha lagi, gak ada kata romantis dan gelayutan manja lagi dari Aldi. Salsha merindukan Aldi. Sangat merindukannya.

"Aku tahu kamu kuat dan bisa bangun lagi, tapi kenapa aku mulai khawatir sama diri aku sendiri. Aku takut kalo aku bisa berpaling sama yang lain kalo aja kamu gak bangun bangun yang. Aku takut tiba tiba kamu pergi ninggalin aku, kalaupun sejujurnya aku gak suka kamu pergi."

"Harusnya kamu bangun, kamu gak kasihan sama aku? Aku udah nunggu kamu satu bulan terakhir ini cuma untuk kamu. Aku lelah Al, aku cape." Ucapnya. Salsha menundukan wajahnya, kenapa perasaannya terhadap Aldi sedikit goyah.

Karna rasa takit yang mencambuk dirinya tanpa henti dan kepastian, Salsha mulai merasa jika menunggu Aldi sama saja, tidak ada hasilnya.

"Kamu enak ya, istirahat disana. Bisa liat aku yang lagi nangis nangis didepan kamu, tapi kenapa kamu jahat Al, kamu gak ada niatan untuk bangun. Kamu egois, kamu jahat, kamu gak sayang sama aku. Kalo kamu sayang kamu harus bangun. Aku gak bisa bahagia kalo gak sama kamu." Hanya suara layar monitor yang terdengar.

Salsha tahu jika Aldi masih hidup, tapi Salsha tidak tahu jika Aldi akan mencintainya seperti dulu atau malah sebaliknya.

"Kalo kamu bisa denger aku, pulang Al. Pulang, aku udah nunggu kamu, aku kangen sama kamu, aku sayang sama kamu, aku cinta sama kamu. Dan aku gak mau kamu meninggalkan aku." Bisik Salsha yang sudah sangat lirih, berharap Aldi mendengar suara hati dan bisikan darinya.

Suara itu hanya untuk Aldi, jangan ada yang bisa mendengar Aldi. Jangan ada, tidak ada yang diperbolehkan.

Airmata Salsha kembali turun. Dia menangis lagi, dan lagi lagi itu karna Aldi. Aldi hanya diam tak menjawab ucapannya. Dia hanya bernafas dan tidak sadarkan diri.

Kapan dia akan siuman?

Salsha menunggu Aldi untuk mencintainya lagi. Dengar?

Salsha menunggu Aldi untuk mencintainya lagi, lagi dan lagi.

Dia tidak akan bosan. Dan justru dia merasa rindu. Merindukan hal kecil yang biasanya membuat Salsha kesal dan sekarang Salsha merindukan permainan itu.

*****

Satu pasang suami istri dengan peluh yang membanjiri keduanya, dengan suami yang menggoyangkan sesuatu sebagai arah dominan dan ada suara desahan dibawahnya mempertandakan jika suami istri itu sedang melakukan hal yang lebih.

Salah. Bercinta lebih tepatnya.

Dan sekarang, pengantin baru itu sedang melakukan hal rutinnya untuk mendapatkan sesuatu yang sedang ia nanti nantikan kedatangannya.

Seorang anak, bayi kecil.

Hingga dengan gerakan cepat pria diatas yang mengungkung seorang yang ada dibawahnya terus mengerang dan mendesah membuat sang pria terus saja melakukannya lebih dalam dan lebih cepat.

Hingga pelepasannya datang, dan membuat si pria mengerang keras dan meneriaki nama istrinya. Semua itu wajar, wajar dilakukan jika sudah menikah.

"Astaga, jangan membuatku menemui ajalku lebih cepat." Keluh wanita yang sedang dibawah suaminya.

"Haha. Tidak sayang, yang pasti aku akan membawamu lebih tinggi jika kamu mau ku ajari gaya baru dengan kamu yang diatasku."

"JANGAN MEMULAI!!"




BAGIAN LENGKAPNYA ADA DI 2ND LOVE [LC VERSI 1]

LIMIT COMFORT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang