GUE KASIH WARNING DULU!!!!!
JANGAN LUPA VOTMENT SEBELUM KELUPAAN WKWK
OKE SIP,
Ditinggalkan bukan cara satu satunya untuk memperbaiki kesalahan.
45 menit sebelumnya......Aldi berlari untuk kedua kalinya dengan perasaan yang sama dengan dibanjiri darah kental yang keluar dari bahu kanan Aro yang kian merembas mengeluarkan darah layaknya air jus yang tumpah.
Bukan lagi mobil anak suruhannya yang membuat Aldi harus menumpangkan tubuh Aro seperti Salsha yang ia peluk dengan seribu kecemasan.
Aldi sudah melihat ada tiga mobil ambulan yang tentu saja saat Aldi memasukin gedung tua ini tidak ada, yang Aldi fikirkan mungkin Iqbal.
Dia sudah berfikir jika akan ada korban penembakan yang membuat salah dua atau bahkan tiga tertembak dan membutuhkan pengobatan.
Baru saja Aldi keluar dari pintu yang sudah rusak dan bahkan gagangnya sudah tidak lagi ditempatnya, terlempar sangat jauh, sampai keluar dari gerbang.
Banyak sekali pria dengan pakaian hitam mati terkapai dengan luka tembak dibagian jantung dan hunusan pisau diperut sebelah kanannya.
"Lewat sini tuan." Satu pria yang bisa dikatakan perawat laki laki dengan menggunakan topi perawat membimbing Aldi untuk berjalan mendekat pada satu ambulan dan menunjuk bankar yang sudah disediakan.
Aldi meletakan tubuh Aro dengan sangat hati hati, tak sedikit juga Aldi ikut mendorong lebih cepat bankar yang Aro tidurkan untuk segara masuk menuju ambulan.
"Bisa lebih cepat sedikit?" Tanya Aldi yang benar benar cemas, apa yang akan Aldi katakan pada istrinya jika dia tahu keberadaan anaknya benar benar membuat semua keluarganya terkejut dan bahkan akan memaki dirinya.
"Tolong lepaskan tangan anda tuan, saya akan melakukan penanganan pertama sebelum terjadi sesuatu yang lebih parah dari ini, anak tuan butuh sedikit penanganan." Butuh waktu tiga menit Aldi mencerna perkataan perawat laki laki tadi, hingga jawaban anggukan kepala membuat Aldi melepaskan tangannya dari tubuh Aro yang memang sempat Aldi pegang seperti sebuah pelukan melindungi dengan kecemasan tiga kali lipatnya.
Perawat tadi memasangkan selimut untuk memberi sedikit kehangatan pada tubuh Aro, terrasa jelas jika tubuh Aro bahkan sudah memucat dan beralih dingin.
Luka tembakan di belakang tulang selangkanya sudah mendapat sedikit penanganan walapun hanya pembersihan darah dan belum penanganan mengangkatan peluru.
Setidaknya lukanya sudah sedikit membaik, tidak menjadi semakin buruk.
Pria tadi memasang ikatan tali putih namun berbentuk seperti ada kotak kecil untuk menutupi bagian telinganya, Aldi benar benar tidak tahu menau soal itu.
Setelah memasang selang pernafasan melalui mulut dan mendekatkan botol oksigen yang hanya berfungsi sampai satu jam saja laki laki tadi memasang alat mengaman pada tubuhnya.
Lima menit setelahnya, ambulan berhenti dan perawat tadi sudah dahulu keluar dan menarik bankar dengan setengah berlari.
Aldi ikut mendorong bankar tadi walaupun larinya sudah seperti orang mabuk, setidaknya dia harus tahu Orang tua tidak akan mau melhat anaknya terluka melebihi wajarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIMIT COMFORT [END]
RomancePart 51 sampai part 99 dengan tambahan Epilog, secepatnya terselesaikan. Mengandung unsur DEWASA, WARNING, dan bukan koleksi anak anak. Kehidupan Aldi dan juga Salsha berubah drastis dari saat mereka berpacaran, menjalin hubungan menjadi sepasang ke...