93. TEMBAK KAKI KIRI

389 46 9
                                    

_______

Gue mau setiap chapter, ada sesuatu biar gak bosen :)

________

"Ura." Panggil Salsha yang baru saja melihat anaknya sedang menatap kesal pada anak satu tahun lebih tua dari keponakannya.

Adnan.

Bocah kecil itu menatap pada seseorang yang memanggilnya sangat kencang.

Ura dengan cepat menatap tajam pada anak yang bernama Deval, dengan beranjak mengambil tas kakaknya dan berlari mendekati momynya.

Hap.

Keduanya berpelukan.

"Kamu gak papa sayang?" Tanya Salsha khawatir, terlihat jelas jika Salsha sampai mengelap airmata yang terus saja jatuh.

Salsha sama sekali tidak mengetahui keberadaan Aro saat ini, dan itu membuat Salsha semakin cemas.

"Kakak kamu mana?" Pertanyaan yang terlontarkan dari bibir Salsha membuat Ura murung.

"Momy, bang Aro tadi dibawa sama paman yang pake baju item. Dia nutup mulut abang sampe abang tidur." Salsha tiba tiba terdiam untuk mencerna ucapan anaknya.

"Terus sekarang ab---"

"Abang dibawa sama paman jahat itu kayaknya, momy tahu gak? Abang di banting banting, dipukul sampe jatoh." Adu Ura lagi, dia bercerita layaknya tidak tahu kondisi.

Yang ada difikirannya hanya, mengeluarkan apa saja yang ada difikirannya.

"Ura pulang yuk." Ajak Salsha pada Ura yang justru memeluk kencang tas milik kakaknya.

"Tapi kan abang belum sampe sini, masa Ura pulang sendirian." Salsha menatap Ura dengan berteduh mata.

"Nanti abang dady jemput, sekarang kita Ura pulang dulu. Kita ke rumah Oma Melina." Bujuk Salsha pada Ura yang masih menggeleng keras.

"Gak ah, di rumah Oma Melina gak seru, gak ada mainan."

"Ya udah, ke rumah bang Anan aja." Sambung Salsha yang mendapati Ura yang tengah berfikir.

"Tapi beneran abang dady yang jemput?" Hati Salsha mencelos, bagaimana bisa Salsha tahu jika anak pertamanya di culik.

Dan dia harus berusaha menenangkan Ura, yang bahkan Ura sangat sulit dikendalikan oleh Salsha jika tidak ada Aro.

"Ini siapa yang sama kamu dek?" Tanya Sslsha yang mengalihkan pembicaraan, dia melihat pada bocah kecil yang ditatap tajam oleh anaknya.

"Gak tahu, orang nyebelin." Sahut Ura yang mengerucutkan bibirnya.

"Hussst, gak boleh gitu." Tagur Salsha yang melihat raut wajah Ura yang sangat tidak bersahabat.

"Kamu disini sama siapa, nak?" Salsha mengelus puncak kepala Deval dengan lembut, terasa geli karna rambut Deval sedikit bergelombang.

"Sama momy, sama dady. Tapi tadi Deval di dalem mobil, liat Ura duduk kaya gelandangan. Deval samperin, kasian soalnya." Salsha terkejut saat Deval mengatakan jika anaknya seperti gelandangan, itu membuatnya sedikit tersinggung.

LIMIT COMFORT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang