78. LEBIH MANIS DARI DARAH...

728 76 36
                                    

Kalo dalam satu hari vote sampe 60, gue next saat itu juga.

Kuy lah, vote dulu biar lebih enak juga buat baca. Berasa membantukan walaupun satu orang satu vote.

.
.

MENGANDUNG KEKERASAN 👹

Rasanya sulit aja ninggalin kamu hari ini, ada rasa kosong dihati aku kalo aku ninggalin kamu.

"Siap?" Semua orang yang berada dibelakangnya mengangguk bersamaan.

Entah mendapat insting darimana Agatha sudah mulai memegang kendali, ada apa pada otak licik miliknya, anak buahnya pun tidak tahu akan mendapat perintah seperti apa.

Yang mereka tahu hanya, ikuti, patuhi, dan turuti. Atau nyawa akan melayang, setelah mendapat ucapan seperti itu mereka semua berusaha menjadi orang yang paling setia.

Walaupun dalam jalan yang paling salah.

"Dua jam lagi, kita ketemuan di gedung tua. Buat lo yang mukanya biasa aja." Tunjuk Agatha pada seseorang yang sedang mengamati wajah Agatha begitu dalam.

"Mm saya, bos." Agatha mengangguk tegas, dia menyuruh pria tadi untuk berjalan mendekat.

Satu diantaranya masih menunduk takut dan satunya lagi menatap Agatha penuh ambisi untuk mendapatkan.

"Gue punya tugas khusus buat lo berdua." Dengan satu gerakan tangan mereka semua yang berjumlah tigapuluh pria berpakaian hitam berjalan berpencar namun mereka akan bertemu disatu titik.

Yaitu gedung tua.

"Bawa jalang ini ke gudang tua, dia target gue. Gue gak mau lo melenceng ataupun buat gue pengen banget mutasi lo idup idup." Pria satunya mengangguk merinding. Walaupun mereka berdua termasuk tim pemotong organ.

Dia masih sangat takut untuk berhadapan dengan Agatha, lebih tepatnya Margareta.

Jika Agatha memegang mafia milik keluarganya, sudah tentu itu bukan Agatha. Dia Margareta, yang mempunyai kekejaman lebih dari siapapun.

Margareta sama persis dengan Madona, neneknya.

Pria satunya menatap Agatha biasa, dia menarik tangan Agatha pelan.

"Apa yang gue dapat?" Agatha mengendikan bahunya, kemudian melempar satu foto seseorang berparas cantik sedang berdiri anggun yang sedang hamil.

"Apapun pertengkaran kalian, gue mau dua jam dari sekarang kalian bawa jalang ini ke titik tengah." Pria songong itu mengangguk pelan, dia menyimpan foto itu pada jas hitam sebelah kanannya.

"Satu setengah jam, kita bakal sampai." Agatha pergi menjauh dari mereka berdua, dia sudah selesai memwrintah.

(Misal kalo gue tulis Agatha berarti dia Margareta, soalnya yang kejam cuma Margareta. Agatha cuma tubuh yang lagi dipinjem doang, paham kan? Oke lanjut)

*

****

"Kamu hati-hati di rumah, kalo ada apa-apa hubungi aku. Nanti mama ke sini buat temenin kamu, biar gak bosen. Pokoknya kalo ada sesuatu yang aneh, ataupun ada yang minta bukain pintu jangan dibukain. Bukain pas aku pulang aja."

Salsha memutar bola matanya malas, sumpah Aldi sudah mengatakan itu hampir limabelas kali.

"Iya-iya." Jawab Salsha malas, dia mengelus perutnya dan kembali berbaring memanjakan tubuhnya.

LIMIT COMFORT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang