27. Pasangan sepupu gila...

445 56 24
                                    


Hidup hidup gue, kenapa situ yang sewot. Situ Iri?


27

"Gak usah mulai Casandra." Ucap Bastian memberi peringatan pada kekasihnya.

"Aku heran sama kalian berdua, harusnya kalian berdua mikir, Salsha memang udah jadi milik Aldi. Tapi gak kamu gak Iqbal sama aja buta nya. Iqbal pengen rebut Salsha, dan kamu juga pengen dapetin Salsha?"

Persetanan dengan cinta. Batin Casie yang sudah sangat tidak suka dengan keadaan hatinya.

"Shut up." Bentak Bastian.

Tidak tahukah Casie, jika Bastian juga lelah. Lelah berpura pura dan mencintai Casie yang emosional itu.

"Bagus, kamu berani bentak aku. Bagus Bas, aku gak habis fikir 4 tahun belakangan ini kita bareng bareng, menjalani hubungan, kamu sama sekali gak bisa hargai aku sebagai kekasihmu. Kamu lebih mementingkah egomu dan melakukan sesuatu untuk menghindar dari aku dan mamamu. Sialan." Umpat Casie yang sudah kehilangan kesabaran.

Mereka menjalin hubungan hanya anget anget saja 1 tahun berjalan diawal. Namun saat 1 tahun setelahnya, Bastian sedikit menjadi aneh.

Bastian yang menghindar dari Casie, Bastian yang sibuk dengan pekerjaannya, dan Bastian yang masih banyak lagi.

Dan satu fakta terbuka, jika Bastian juga menyukai Salsha. Itu terbukti saat Bastian dengan kekehnya meminta Casie menutup nutupi semua yang bersangkutan dengan Salsha, Bastian mencegah Salsha untuk tersakiti.

Bastian memang menyukai Salsha dengan segala semangatnya, Bastian juga sempat berfikir untuk berpaling dari kekasihnya. Namun semuai itu tak semudah yang Casie ucapkan.

Bastian masih mecintai Casie, sekalipun hatinya mulai ragu untuk mengakuinya.

Bastian meletakan semua yang sedang ia pegang, bolpoin yang menyelip ditengah jari teleunjuk dan jari tengahnya, dan berkas yang ada ditangan kirinya. Semuanya Bastian lepas. Bastian memejamkan kedua matanya menahan emosi yang ikut meluap luap.

Pekerjaan banyaj sekali yang tertunda, dan dengan enjoy nya, Casie datang marah marah dan membuat suasana hatinya semakin tidak teekontrol.

"Kamu jangan seenaknya menilai kalo aku suka sama pacar sahabat aku. Aku cuma sayang sama kamu. Inget? Cuma sama Casie, aku udah menegaskan itu. Tapi kamu tetep gak percaya, Sayang. Kalo kamu cinta dan mau mempercayai aku, kamu harus berusaha percaya sama aku."

Bastian berjalan mendekat pada Casie, ia peluk kekasihnya sangat erat. Bastian rindu Casie yang dulu.

Yang tidak emosional, tidak pencemburu, tidak mengekang dan tidak membuat Bastian ingin melupakan alur percintaan mereka.

Bastian rindu Casie yang dulu.

"Tahan emosi kamu sayang, aku gak sayang sama Salsha. Aku cuma sayang sama kamu. Tapi cinta aku bisa pudar kalo kamu tetep menuduh aku yang enggak enggak tentang itu. Jadi tolong ngertiin aku." Bastian meninggalkan kecupan dipuncak kepala Casie.

Hanya Bastian yang mengerti semua tentang Casie. Hanya Bastian, tidak ada yang lain.

Sekalipun orang tua Casie.

****

"Siapkan **** untuk keluarga Dirgantara, saya ingin melihat. Seberapa keluarga Dirgantara menderita." Ucap orang dengan semua baju bernuansa hitam. Dengan kaca mata sebagai penutup matanya.

"Siap, saya laksanakan tuan." Suara dia disebrang telefon pertanda patuh. Entah apa yang sedang mereka rencanakan.

Banyak sekali teka teki yang membuat, mereka semua semakin dilanda keresahan.

"Belum puas?"

"Belum puas seorang Farhan melakukan aksi nekadnya tanpa berfikir akhirnya akan seperti apa." Sambung seseorang tadi yang mnyopot kaca mata milik prang yang sempat bertelefon.

"Seorang Farhan gak akan pernah ada kata puas untuk menyelakai seseorang, siapapun dan apapun dia, yang terpenting. Gue mendapatkan apa yang gue inginkan." Jawab Farhan dengan senyum sinisnya. Hanya ikut bahagia.

"Fahri Fahri, percuma jadi orang baik kalo semua orang di dunia itu jahat. Percuma jadi orang jujur kalo semua orang di dunia ini licik. Lo dipermainkan oleh keadaan." Sambung Farhan memberi nasehat pada sepupunya.

"Gue menjadi baik karna ada sesuatu hal yang ingin gue dapatkan, gak secara cuma cuma gue lakuin ini. Jadi jangan anggap gue seremeh itu, gue masih Fahri yang mampu membunuh siapa saja yang berani menyentuh gue, barang satu inci pun."

Fahri berjalan pergi meninggalkan Farhan, meninggalkan kaca mata sepupunya di atas topinya.

Pasangan sepupu gila.

****

Matahari menyinar, tepat pada pukul 07:00 WIB. Namun antara Salsha dan Aldi, belum ada satu dari mereka yang ingin bangun.

Aldi yang merasa nyaman, dan Salsha yang tidak nyaman.

Kepalanya pusing, dan jika Salsha membuka kedua matanya, Salsha merasa jika semua atap menjadi tumpuan di satu kepala Salsha.

"Engghhhhh." Lenguh Aldi yang sudah bangun, Aldi kembali mengeratkan tangan kokohnya untum memeluk kekasihnya.

BAGIAN LENGKAPNYA ADA DI 2ND LOVE [LC VERSI 1]

LIMIT COMFORT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang