28. Second plan.

460 54 25
                                    

KeJujur adalah point tambah untuk mempererat suatu ikatan.

"Jawab aku, kamu kenapa?"

"Brisik." Jawab Salsha yang menatap Aldi jengah. Sudah hampir 100 kali, kekasihnya menanyakan sesuatu yang sama.

"Sayang, jangan mulai ya. Aku berisik juga untuk kebaikan kamu." Jawab Aldi yang sudah mulai kesal. Kekasihnya benar benar keras kepala.

Apa susahnya si menjawab, toh kalau sudah dia jawab pasti mulut Aldi akan berhenti.

"Aku gak papa. Aku kan udah jawab tadi pagi, udah deh. Jangan buat aku pusing atau terlalu kecapean, kalo aku terlalu mikir berat tuh jadi gini."

"Kamu jangan bohongin aku ya." Tiding Aldi yang masih kurang percaya pada jawaban kekasihnya.

"Astaga." Merasa ikut kesal Salsha mengambil handphonenya untuk menelfon Karel.

"Ngapain kamu nelfon Karel?" Tuhkan, pacar kok crewet banget.

"Mau ngajak dia selingkuh." Sahut Salsha asal. Mendengar jawaban selingkuh, dengan cepat Aldi merebut handphone kekasihnya.

"Awas, balikin handphone aku." Rebut Salaha pada Aldi. Namun Salsha masih kalah tinggi sama Aldi.

"Gak akan aku biarin kamu selingkuh, kalo perlu kamu gak usah pegang handphone kalo mau selingkuh." Astaga posesif sekali anda.

Dengan mencebikan bibirnya, Salsha merampas handphone Aldi dan kembali menelfon Karel.

"Kamu mau ngapain si nelfon Karel?"

"Kamu gak percaya kan sama jawaban aku? Makanya aku tanyain sama temen SD aku, biar kamu tahu kalo aku gak bohongin aku." Jawab Salsha ketus, mendengar penuturan kekasihnya, Aldi duduk didekat kekasihnya.

"Speaker." Perintah Aldi dan dituruti oleh Salsha.

"Halo Rel." Sapa Salsha duluan.

"Apaan." Jawab singkat Karel dari suara disebrang handphonenya.

"Lo inget gak, pas SD gue sering mimisan?" Tanya Salsha pada Karel untuk mengingat ingat, waktu mereka bersekolah di Sekolah Dasar.

"Inget inget. Pas lo mau ikut lomba, lo belajar mulu, setelah lomba lo pulang bangun tidur kasur lo penuh darah itu kan?" Aldi mengangkat kedua alisnya tidak percaya.

Apah? Kasur penuh darah?

"Iya, yang itu." Sahut Salsha, entah kenapa Salaha tertawa terbahak bahak melihat wajah Aldi.

"Terus pas lo mau ujian kelulusan lo juga mimisan tiap malem, karna lo belajar kebanyakan? Sok bego si elo jadi orang."

"Gue pinter ya, jangan remehin gue." Ucap Salsha menyombongkan diri.

"Dah ah, lo ganggu gue lagi pacaran aja." Setelah itu sambungan telfon terputus secara sepihak. Selanjutnya Salsha menatap Aldi dengan tatapan meremehkan.

"Gimana? Masih gak percaya sama aku?" Tanya Salsha yang masih membuat wajahnya marah.

"Jangan jangan kamu nuduh aku yang enggak enggak, terus pas gitu, aku mati kamu cari cewek lagi? Iya? Oo jadi itu alasannya." Tuding Salsha pada Aldi.

Apa susahnya si percaya sama kekasihnya sendiri, Aldi kira Salsha gak terbuka gitu sama Aldi

Apa perlu Salsha gak pake baju, biar Aldi percaya sepenuhnya.

Dasar cowok! suka yang begituan, bikin perasaan cewek jadi badmood aja.

Udah jujur, suka diremehin. Eh pas gak jujur dibilang lain.

BAGIAN LENGKAPNYA ADA DI 2ND LOVE [LC VERSI 1]

LIMIT COMFORT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang