67. 2R [RIVAL & RISLETING]

655 82 13
                                    

O may gat, gak nyampe 100vote🙁
Gak papa ya, yang penting punya temen, dapet apresiasi, dan i love you buat yang masih stay.

Next ini untuk kalian😆

Cus, maap juga kalo gak sreg.

Rival Agatha ya Nawal.

"Shit."

"Ini kapan pekerjaan gue habis kalo setiap jam nya aja, berkas selalu nambah." Keluh Aldi yang tidak habis fikir, bisa bisanya para collega mengajukan kerjasama diwaktu yang bersamaan.

"Astaga." Ucap Aldi terkejut saat melihat arlojinya, sekarang sudah jam 2 pagi. Aldi sama sekali belum mengabari istrinya lagi, dia juga belum makan malam.

Sumpah pekerjaan didepannya ini sudah mengalihkan segalanya, hidupnya juga sudah teralihkan. Demi apapun, Aldi mengumpat. Dia juga sangat kesal, bagaimana berkas bisa mengalihkan pesona istrinya.

Dengan cepat, Aldi mengemasi semua berkas yang masih ada 8 tumpuk itu. Kemudian dia mengambil ponselnya, dan kontak mobilnya.

Berjalan cepat dengan sempoyongan, dia merasa sangat lapar dan kantuk besar yang mendera bersamaan.

*****

"JAUHIN. TANGAN. BUSUK. LO. DARI. ADIK. GUE!" Ucap Ari dengan penuh penekanan, dia  menarik  leher Agatha dan memitingnya kasar. Dengan gerakannya cepat Ari merampas pistol tadi dan mengambil peluru tadi ia masukan pada kantongnya.

"Ada masalah apa lo sama adik gue? Berani beraninya lo mau nyelakain orang yang selama ini gue jaga dengan nyawa gue." Agatha tersenyum, ternyata orang yang akan ia permainkan mempunya ipawang yang ganas.

"Nawal, masih hidup juga lo." Jawab Agatha terkekeh, dia menyingkirkan tangan Ari yang memiting lehernya.

Sungguh! Tanpa dia duga, Rival-nya ada disini. Dan lebih jelasnya lagi, dia mengaku kakak dari Salsha.

"Sialan!" Umpat Ari yang berjalan mendekat pada Salsha, Ari yakin adiknya ini sudah sangat tidak karuan. Nyawanya, akan hilang jika saja Ari terlambat masuk barang satu detik saja.

"Gak papa kan?" Tanya Ari memeluk adik semata wayangnya, dia merasakan Salsha menggigil. 100% persen Ari yakin adiknya ini baru pertama melihat pistol sungguhan dan satu detik lagi akan menghunus pada tubuhnya.

"Udah-udah, biar kakak yang urus." Ari meninggalkan ciumannya dipuncak kepala Salsha, walaupun Salsha masih memeluknya kencang dia berusaha melonggarkannya.

"Kamu dibelakang kakak aja, masalah jalang ini biar kakak yang urus." Agatha meludah kearah samping, demi apapun. Dia mengingat beberapa tahun yang lalu jika Agatha berhasil mengalahkannya.

"Lo ngelawan gue? Mau mati sekarang." Agatha tertawa dia benar benar kesal bagaimana bisa Nawal melawannya?

"7 tahun lalu lo hampir mati lawan gue, dan sekarang? Dengan berlagak sok pahlawan didepan adik lo itu, mau lawan gue?"

"Pulang dulu deh, pake popok." Sambung Agataha berhasil membuat Ari merasa terinjak-injak.

"Persetanan." Umpat Ari kesal, Ari mulai maju. Dia menonjok wajah Agatha namun dia berhasil menangkisnya. Agatha menendang perut Ari dia juga berhasil menagkisnya juga. Dengan gerakan cepat Ari mengangkat tubuh Agatha dan melemparkan tubuhnya pada tembok.

Salsha yang melihat itu berteriak histeris karna kaget, bagaimana bisa Ari bisa melakuakn itu pada seorang wanita?

"Kakak." Gumam Salsha benar benar takut, baru kali ini dia melihat kakaknya yang sangat marah. Warna matanya sudah memerah seperti monster lain lagi jika dengannya.

LIMIT COMFORT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang