69. MENJADI DADY ¿?

791 87 15
                                    


Boleh, kalian boleh berharap. Tapi awas, harapannya sia sia sakit entaran🤣

Santai aja ye gak?

Mau buat jadwal lc sama my ex gak? Kalo mau, boleh kalian kasih saran enaknya kapan aja.😋

Selamat tersenyum, maaf gak jadi part khusus. Gak jadi alsha semua😅

Salahin jari saya yang gak bisa buat part khusus, awalnya gak bisa selalu alsha.

Awas typo.

Aku mencintaimu bukan karna alasan, jika kamu bertanya apa alasanku mencintaimu aku tidak bisa menjawab. Karna cinta tumbuh karna rasa nyaman ini datang.


"Apa?"

Agatha menggeleng, dia berjalan menjauh dari tatapan elang sang kekasih.

"JAWAB AKU AGATHA!" Dia terkejut saat mendapat bentakan tadi, dia sudah menggigil takut. Agatha harus menjawab apa, kenapa dia izin terlalu lama, pulang dengan luka lebam. Ya, dia harus menjawab apa.

"I-itu. A-anu, tadi aku kepleset." Jawab Agatha terbata, dia merinding. Sekejam kejamnya Agatha, dia sangat menghormati dan mencintai Fahri sebagai seorang kekasih dan pemimpin.

"Jangan bodoh sayang, aku tahu luka kepleset kaya gimana. Jadi, jawab. Apa kamu berantem lagi hem? Bukannya kamu udah janji gak mau berantem lagi. Mana janji kamu? Udah lupa, sengaja dilanggar atau gimana?"

Agatha diam, dia juga lupa tentang janjinya dengan Fahri, mau gimana lagi. Dia kepepet, waktu tak mendukungnya.

Karna bertemu dengan rivalnya, tujuan utama mendatangi Salsha rusak sudah. Semuanya kotor, dan tidak berguna.

"Maaf." Agatha berjalan mundur, dia salah. Tapi tatapan kekasihnya seakan akan menikamnya, dia tidak bermaksud melawan, hari ini dia benar benar lupa diri.

"Kenapa minta maaf hem? Merasa bersalah." Fahri berjalan mendekat, dia membenarkan anak rambut kekasihnya yang sudah acak acakan.

Belum selesai Agatha menjawab, Fahri sudah dahulu menggretaknya.

"KALO LO MASIH MAU SEENAK LO SENDIRI, PULANG. GUE GAK BUTUH ORANG YANG BERHARGA BUAT GUE TERLUKA, BAHKAN TERSAKITI SAMA ORANG LAIN." Agatha menunduk, dia merasa gagal. Agatha mengecewakan Fahri untuk yang kedua kalinya.

"Maaf, hiks. A aku hiks.. hikss.. lupa." Agatha menangis terikat, dia berjalan mendekati Fahri, saat tangannya sampai pada bahu Fahri.

Dengan cepat Fahri menghempaskan kasar. "PERCUMA! PERCUMA LO NANGIS, LO NGEMIS NGEMIS SAMPE LO NYEMBAH KE GUE KALO MASIH LO ULANGIN. GAK BUTUH, GUE GAK BUTUH ORANG KAYA LO. PULANG, MENDING GUE PUTUS. MENDING GUE SENDIRI, DAN GAK PUNYA LO SAMA SEKALI."

Agatha menangis tergugu, dia benar benar menyesal. Sikap kejamnya memang selalu tertahan dan Fahri kubur untuk mengimbangi, nyatanya semuanya sirna karna ke inginanya.

Egois Agatha masih besar untuk menghancurkan Aldi melalui Salsha, dia juga masih tidak yakin.

"Yang."

"GAK, MENDING LO PULANG. GUE NGOMONG KAYA GINI GAK BECANDA, URUSAN LO SAMA MEREKA KECIL. CUMA DENDAM KECIL, URUSAN GUE SAMA MEREKA YANG BESAR, LO DATANG SEENAKNYA, DAN MENGALIHKAN SEMUANYA."

"PLIS TA, KALO LO MAU BANTU DAN SAYANG SAMA GUE." Fahri menghentikan bentakannya, dia mengambil kedua bahu Agatha yang masih menangis sesenggukan dan menghapus air mata kekasihnya.

LIMIT COMFORT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang