39. Twins dan Pil Pahit Aldi.

669 69 52
                                    


Ketika topeng seorang Alvaro Aldinan Dirgantara terlepas, dan semua kenyataan menghantam seorang Salshabilla Clarista Adrin.


"SIALAN."

"Brisik Fahri, gue lagi tidur. Gak usah teriak teriak masuk ke kamar gue." Omel Farhan yang tidurnya terganggu oleh saudara kembarnya.

"Lagian lo kenapa tidur dikamar gue anjir, pulang ke rumah papa angkat lo sana."

"Apaan si, momy juga gak keberatan gue disini." Jawab Farhan ketus, dan kembali menuju alam mimpi yang sempat tertunda tadi.

"PERGI GAK LO." Teriak Fahri kencang.

"Hm." Jawab Farhan masih pada tempatnya. Dengan muka bantalnya, Farhan kembali menarik selimut diranjang kakaknya.

"FARHAN SIALAN. PERGI LO DARI KAMAR GUE." Bentak Fahri yang sudah kesal dengan adiknya.

Dan Fahri juga bisa melihat Farhan berlari keluar dari kamarnya dengan sangat kencangnya. Jika Fahri sudah kesal, yang harus Farhan lakukan hanya lari. Dan selanjutnya Fahri yang terkekeh.

Dan ternyata, seperti ini tinggal dengan adik yang selama ini Fahri inginkan. Sudahlah jangan berpura pura, berapa puluh tahun mereka berdua berpura pura, nyatanya semuanya terbongkar.

Rahasia jika Farhan dan Fahri adalah kakak adik, dan mereka adalah twins.

Rahasia yang aneh, bukan?

*****

"ALDI."

"Jangan kaya gini mulu dong. Aku yang kesel tahu ngadepin kamu." Pria yang sedang duduk disebelahnya hanya mendengus sebal.

Dirinya baru saja pulang dari rumah sakit, namun Salsha slalu saja tidak senang ia gelayuti.

Apa salahnya coba, mereka berdua diberi waktu untuk berdua saja tanpa memikirkan pekerjaan. Ya walaupun hanya dua hari saja.

Tapi jangan pikir karna mereka dibebaskan, mama dan bunda mereka tidak memantau.

Bahkan, sekarang Salsha diboyong ke rumah Aldi dengan mata mata yang cukup ketat. Aldi lebih suka dia tidur dirumah Salsha daripada dirumahnya. Tapi tolong digaris bawahi.

Aldi lebih baik tidur dirumah Salsha daripada dirumahnya jika bersama Salsha, karna sejak acara tunangannya. Aldi sangat dipantau oleh para mama dan bunda. Sedangkan Dirga dan Adrin hanya menggelengkan kepalanya, daripada menganggapnya pusing lebih baik ambil alih saja pekerjaan anaknya itu.

"Ya abisnya kamu, sibuk banget sama pekerjaan kamu. Aku baru aja keluar dari rumah sakit, bukannya disayang sayang, dimanjain dielus elus diajak ngapain gitu. Kamu malah sibuk sama laptop kamu."

"Aku lagi mantau perusahaan aku yang, kemarin kak Ari ngasih aku kerjaan belum kelar sampe sekarang."

"Tapi kita lagi dibebasin sama orang tua kita, jangan buat aku kesel sama kamu dong. Kalo aku rebut laptop kamu terus aku banting kamu mau." Salsha menghela nafas sabar. Kenapa semenjak Aldi koma dia semakin cerewet si, biasanya Aldi tampil menjadi sosok yang dewasa.

Dan sekarang malah kaya anak kecil, dan anak SD kayanya kalah manjanya dari Aldi.

Salsha masih mangacuhkan Aldi sebentar, dia akan mematikan laptop yang sedang dipangkuannya itu nanti. Jika sudah akan selasi.

Tangan kekar Aldi akan menarik paksa laptop Salsha dengan cepat Salsha tepis kasar.

"Gak usah mulai." Ketus Salsha yang melihat aksi jahil Aldi yang membuatnya harus sabar.

Aldi berjalan untuk ke ranjangnya, entah kenapa baru saja duduk. Punggungnya kembali nyeri.

Biarkan saja jika Salsha masih sibuk dengan dunianya, yang terpenting sekarang dia rebahan dulu.

Melihat Aldi yang berjalan pelan dengan mengelus punggungnya, Salsha kembali melirik Aldi.

Dengan langkah pasti Salsha meninggalkan laptopnya disofa yang tadi mereka duduki bersama.

Aldi berjalan dengan sesekali mengelus punggungnya. Kesal rasanya kalu mengetahui jika sekarang tulang didalam tubuhnya menjadi sangat rewel. Baru saja umur 22 tahun, kenapa sudah seperti orang tua saja.

Tanpa Aldi pedulikan, Salsha sudah merangkul Aldi untuk membantu dia berjalan menuju ranjangnya, eh ralat ranjang mereka berdua. Karna mereka sudah sering tidur bersama diranjang itu.

Mereka berdua tidak mengucapkan satu katapun.

Dan saat sampai Aldi dibantu Salsha untuk merebahkan tubuhnya, padahal baru saja jam 7 pagi, namun Aldi sudah rasanya ingin tidur lagi.

"Kamu mau tidur lagi." Tanya Salsha yang melihat Aldi kembali menarik selimutnya.

Lagi lagi Aldi tidak menjawab. Bukannya Salsha bisa melihat, kenapa masih saja bertanya!

"Yang, kamu beneran marah?"

"Hm."

"Sayang. Kenapa kamu jadi gampang banget marah si, aku masih ada kerjaan. Bukan berarti aku gak peduli sama kamu. Kamu jangan egois dong."

" "

"Aldi."

" " Aldi membalikan tubuhnya membelakangi Salsha yang berdiri dipinggir ranjang.








BAGIAN LENGKAPNYA ADA DI 2ND LOVE [LC VERSI 1]

LIMIT COMFORT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang