__________
HAPPY DAY VIWE 50K 🍃
Gue tahu ini lebay, tapi gak tahu kenapa bukannya seneng malah sedih wkwkw
_________
Tubuh kecil berperawakan mungil dengan tinggi 75cm, terkapar lemas saat itu juga.
Dia bahkan tidak berteriak sama sekali, entah sudah terjadi apa pada tubuhnya.
Tangan sebelah kirinya bahkan sudah menjadi pucat seperti kebiru biruan.
"LO!" Tuding Ari l kesal saat benar benar paham apa yang baru saja terjadi.
Dengan mata berapi api, dia mengambil pistol disaku kirinya dan mengarahkan pada jantung Fahri.
"Gue udah peringatin lo Bal, lo gak bisa ngurus dia. Gue yang akan langsung bunuh dia."ucap Ari sangat menyeramkan, Aldi yang sama sekali tidak peduli pada permasalahan itu langsung berlari mendekat pada anaknya.
Dia peluk tubuh lemas Aro yang bahkan seperti tidak bernyawa.
"Aro?" Panggil Alri hati hati, dia mengarahkan tangannya pada anak berusia enam tahun itu.
Berharap tidak terjadi hal hal yang buruk, Aldi dengan cepat membanting pistol sialan itu dan berjalan membuka ikutan pada tubuh anaknya.
Aldi benar benar menyesal, dia menjadi seorang ayah yang bahkan mencegah terjadinya kecelakaan berencana saja tidak bisa.
Dengan tangan bergetar Aldi membuang asal tali yang mengikat tubuh lemas anaknya, dengan begitu lemasnya Aro langsung terjatuh pada lantai karna pada saat itu Aldi masih sangat bingung, khawatir dan bersalah secara bersamaan.
Aldi meraih tubuh Aro dengan bergetar, dia mengelus kepala Aro dengan sangat lembut. Bahkan dia takut semuanya menjadi nyata saat ini adalah hari terakhir Aldi melihat anaknya membuka mata.
"ALDI, BAWA ARO KE RUMAH SAKIT BANGS*T!"Teriak Ari yang sudah kehabisan kesabaran, bahkan dia menembakan pistol pada tembok disebelah Aldi untuk mengembalikan kesadaannya.
Dengan cepat, Aldi membawa tubuh kecil yang sudah sangat lemah itu keluar dari ruangan itu menyisakan tatapan tajam begitu menyeramkannya menatap pada Fahri.
Iqbal yang masih diam tidak bergeming hanya berusaha menonton.
Dia masih mengingat ucapan istirnya saat dia memberi amanahnya untuk membiarkan kakaknya atau bisa dibilang kakak dari kakaknya itu.
Fahri sudah Dilla akui sebagai kakak semenjak meninggalnya Farhan, dan karna itu Iqbal ikut menjaga Fahri walaupun dia sempat membenci keduanya.
Salah satu dari mereka sempat membuat anak Iqbal meninggal sebelum dilahirkan, dan ingatkan Fahri yang pernah menyiksa Dilla.
Suara serakan kaki terdengar oleh Iqbal saat Ari berjalan mendekat pada Fahri, sekarang Iqbal sudah membuat tubuhnya menjadi siaga satu.
Ari benar benar marah, dan mungkin ini kemarahan Ari yang kedua, dan sama menyeramkannya saat Salsha mendapat masalah saat kehamilannya yang terancam.
"Lo cari gara gara sama gue kan?" Tanya Ari yang langsung menendang perut Fahri sangat kencang dan tiba tiba. Fahri yang merasa tidak siap langsung saja memundurkan tubuhnya tiga langkah mundur.
"Mau jam berapa lo nyusul Agatha?" Fahri masih tidak bergeming, dia mencari senjatanya sebelum sesuatu kembali membuatnya menjadi lemah.
"Mau pake pisau? Belati? Pistol? Atau tangan gue sendiri?" Ucap Ati yang menyebutkan senjata satu persatu secara menujukan semua senjata itu pada Fahri.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIMIT COMFORT [END]
RomancePart 51 sampai part 99 dengan tambahan Epilog, secepatnya terselesaikan. Mengandung unsur DEWASA, WARNING, dan bukan koleksi anak anak. Kehidupan Aldi dan juga Salsha berubah drastis dari saat mereka berpacaran, menjalin hubungan menjadi sepasang ke...