"Gue udah berusaha deketin elo, tapi kenapa lo masih aja nolak gue?" Tanya Fahti yang frustasi, keberadaannya hanya dianggap angin lalu oleh Casie. Jika seperti ini, bukankah Casie sama saja membangunkan jiwa kejam Fahri?
"Lo tahu gak si? Gue udah tunangan sama Bastian, dan dalam waktu dekat gue akan menikah sama dia. Gue akan menikah, sama cowok yang gue cintai. Bukan sama elo yang gila, inget? Gue gak suka sama elo, gue gak cinta sama elo Fahri." Bentak Casie yang melihat Fahri yang selalu mengungkit dan mendekekatinya secara terang terangan.
"Gue gak butuh pernyataan itu, yang gue butuh cuma elo." Jawab Fahri dengan menatap tajam Casie.
Kemudia Fahri berjalan mendekat pada Casie, ia posisikan bibirnya sejajar dengan telinga Casie, dan melanjutkan ucapannya.
"Tubuh lo termasuk didalamnya." Dengan gerakan cepat Casie menjauhkan tubuhnya dari Fahri dan menjauh.
Namun tangan kanannya ia gunakan untuk menampar pipi Fahri sekencang pungkin.
PLAK
"Itu buat mulut lo yang gak bisa menjaga kesuciannya." Setelah itu 0Casie berusaha berjalan menjauh dari Fahri namun langkahnya kembali tercegat oleh tangan seseorang.
Sayangnya bukan Bastian, yang Casie inginkan.
Fahri melempar tubuh Casie pada tembok, membuat Casie meringis sakit. Cowok emang kasar, cuma Bastian yang gak kasar sama Casie.
Setelah melempar Casie pada tembok tubuh Casie Fahri himpit, dikeramaian pusat perbelanjaan sayangnya tidak ada satupun yang memperhatikan kekacauan antara Casie dan Fahri.
Beruntung sekali kau Fahri.
"Gue akan semakin nekat, saat elo menolak gue secara terang terangan." Fahri mendekatkan bibirnya pada bibir Casie. Berusaha mencuri ciuman pertama milik Casie, sayangnya Fahri lebih breng*ek dari Bastian.
Menyentuh bahkan melukai sedikit saja tubuh Casie sama saja melukai aset berharganya.
Casie memberontak menangis, akankah ciuman pertamanya akan direnggut oleh cowok breng*ek itu? Bukan oleh tunangannya sendiri.
Belum sampai jarak mereka berdua bersatu, sudah ada bogeman mentah yang Fahri dapatkan. Fahri meringis tidak terima dan Casie tersenyum bahagia.
"COWOK BANG*AT KAYA ELO GAK PANTES DAPETIN MUTIARA BERHARGA KAYA DIA." Bentak Bastian tepat diwajah Fahri, dengan bola mata yang melotot, Bastian menarik tangan Casie dengan sangat hati hati.
"Ayo kita pulang." Bukannya menggandeng, justru Bastian menggendong kekasihnya. Dan sekarang Casie sangat malu menjadi pusat perhatian dikeramaian salah satu pusat perbelanjaan.
"Maafin aku." Ucap Casie lirih dan semakin menguselkan wajahnya pada dada Bastian.
"Harusnya aku yang meminta maaf, maafkan aku sayang." Ucap Bastian dan meninggalkan kecupan dikening Casie.
Iya, Bastian lebih menyukai mencium kening Casie. Karna mencium bibir Casie akan ia lakukan didepan seluruh orang saat pernikahan mereka.
Dan ciuman keduanya akan Bastian lakukan saat mereka melakukan aktifitas setelah pernikahannya.
****
"Salsha pulang." Perintah Aldi yang sudah sangat kesal dengan kekasihnya, bagaimana tidak. Sudah hampor jam 12 malam, Salsha sama sekali tidak mau pulang dari kamtornya.
Saat Aldi akan menjemput Salsha, Malah Aldi yang mendqpatkan ceramahan Salsha. Bukannya itu malah kebalik yak?
"Satu jam lagi ya Al, pliss aku lagi ada permainan bagus. Nanti kalo aku kalah kamu mau tanggung jawab." Aldi memutar matanya malas.
Aldi kira Salsha dengan mengerjakan berkas berkas yang sangat banyakhingga lupa pulang, ternyata? Dia lagi main game di handphonenya?
"15 menit lagi, aku sampe dikantor kamu. Buruan turun dari lantai 21, 15 menit mulai dari sekarang, gak mau turun aku bakar perusahaan kamu." Ancam Aldi yang sudah sangat kesal dengan kelakukan kekasihnya itu.
"Gak mau. 1 jam lagi." Sambungan telefon terputus begitu saja. Aldi mengelap wajahnya frustasi.
Wajah boleh cantik, pinter masak, cerdas dan manja. Tapi kalo urusan beginian dikit dikit marah. Gak elit banget.
Dengan langkah cepat, Aldi masuk pada mobilnya dan mengendarainya dengan kecepatan sedang. Namun, sedikit terbesit dari otaknya Aldi berinisiatif menelfon Ari.
Kalau Salsha sudah kena omel Ari, dia gak akan manja manjaan kaya anak SD lagi. Aldi tertawa puas, Aldi akan mencobanya. Walaupun akhirnya Aldi yang akan kena marah. Setidaknya Aldi akan melakukan hal itu, untuk menggoda Salsha saja.
"Hallo, Ar." Sapa Aldi saat mendapat jawaban panggilan dalan satu kali -tut-
"Apaan lagi si." Ucap Ari yang sangat kesal dengan Aldi.
Di jam seperti ini, Ari sedang tidur dengan nyenyaknya, mendapat sambungan telefon dari calon adik iparnya yang gak tahu waktu.
"Gue mau mainta tolong sama elo, adik lo gak mau pulang sampe tengah malem gini. Gue udah cape nasehain dia, lo gimana si jadi kakak, adiknya kerja sampe gak inget waktu gitu."
BAGIAN LENGKAPNYA ADA DI 2ND LOVE [LC VERSI 1]
KAMU SEDANG MEMBACA
LIMIT COMFORT [END]
RomantizmPart 51 sampai part 99 dengan tambahan Epilog, secepatnya terselesaikan. Mengandung unsur DEWASA, WARNING, dan bukan koleksi anak anak. Kehidupan Aldi dan juga Salsha berubah drastis dari saat mereka berpacaran, menjalin hubungan menjadi sepasang ke...