Komen dong:(
"Bang, tadi dady makan bibir momy." Adu Ura pada Aro yang hanya meiliriknya sekilas dan kembali memakan sarapannya.
"Bang ih." Ucap kesal Ura yang tampaknya tidak mendapat respon baik dari kakaknya.
"Makan jangan sambil ngegerutu, brisik!" Ura kembali pada makanannya dan memakan makanannya kesal.
Abangnya memang tidak bisa menjadi teman curhatnya, dia selalu mengatakan jika Ura cerewet, Ura bawel, Ura brisik, Ura ini Ura itu.
"Aro udah selesai." Ucapnya dengan suara standar dan mengambil susu yang sudah tersedia didepan mejanya meminum satu kali tengguk.
"Ura buruan, jadi anak perempuan jangan lelet." Salsha hampir tersedak saat memakan sarapannya saat Aro mengucapkan seperti itu.
Umur 6 tahun, untuk memasukin TK membuat Salsha tidak habis fikir.
"Sabar sayang, tunggu makanan Ura habis dulu ya." Aro melirik pada Salsha dan tersenyum sebentar.
"Iya." Setelah menjawab ucapan bundanya, Aro kembali menyandarkan kepala beserta punggungnya pada punggung kursi.
"Lima menit lagi setengah tujuh, Aro gak mau telat. Mending tadi Aro tidur aja lima menit, dari pada nunggu." Keluh Aro yang tampak memejamkan matanya menunggu Ura dan dadynya yang sedang makanan.
"Dady jangan lama!" Aldi yang mendapat semprotan itu hanya menggeleng kepalanya, kenapa sikap Aro padanya terlihat sangat mistis, Ato mengucapkan kalimat itu dengan menutup kedua matanya.
"Dady udah selesai." Aldi mendorong piring kotor yang sudah habis isinya, dan berpindah pada perutnya.
"Ura kenyang." Ura kembali ikut mendorong piring makanannya, padahal dia baru saja makan lima suapan.
"Diminum susunya sayang." Perintah Salsha yang menyodorkan pada Ura supaya lebih mendekat padanya.
Ura mengangguk patuh dan segera meminum susunya dengan tergesa gesa, pasalnya kakaknya sudah dahulu berlalu keluar setelah mencium tangan Salsha.
"Aba--ngekkyt. Uhukk..uhukkhh...ukhh." Ura tersedak saat meminum minumannya. Dan terus saja terbatuk batuk.
Kenapa juga dia hari minum dengan berteriak sedangkan supir berangkat sekolahnya adalah dadynya sendiri.
Dan Ura tidak melihat Aldi yang masih duduk anteng dikursi sebelah momynya.
"Hati hati sayang." Tegur Aldi yang menyodorkan air putih untuk Ura minum, dengan sesekali Salsha menepuk tengkuk belakang lehernya.
"DUA MENIT LAGI SETENGAH TUJUH!!!" Seru Aro yang sudah duduk dikursi sebelah kemudi dengan sesekali memencet klakson mobil Dadnya.
"Ya ampun, anak itu." Keluh Aldi yang tampak ingin mengenakan jas kerjanya dan menyawel tas yang berisikan laptop biasa ia gunakan.
"Ura ayo berangkat takut macet." Ajak Aldi pada Ura yang tampak masih berusaha bernafas dan mengangguk.
Ura mencium punggung tangan Salsha dan berlari keluar rumah menaiki mobil Aldi.
"Aku berangkat kerja dulu, kamu kalo mau jemput anak anak bawa bekal buat makan siang kaya biasa. Biar anak anak gak ngerengek turun beli jajan." Ucal Aldi saat Salsha mencium punggung tangannya.
"Iya. Nanti aku mau belanja dulu buat ngisi kulkas, sama beli cemilan buat anak anak." Alri mengangguk dia memeluk Salsha, dan mencium kening Salsha singkat.
"Hati hati." Ucap Aldi yang memberi peringatan pada Salsha, dan dibalas mengangguk oleh Salsha.
"Udah sana berangkat, keburu Aro teriak lagi. Entar dia marah." Salsha mendorong tubuh Aldi yang sudah rapi untuk segera berangkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIMIT COMFORT [END]
RomancePart 51 sampai part 99 dengan tambahan Epilog, secepatnya terselesaikan. Mengandung unsur DEWASA, WARNING, dan bukan koleksi anak anak. Kehidupan Aldi dan juga Salsha berubah drastis dari saat mereka berpacaran, menjalin hubungan menjadi sepasang ke...