38. Maaf dan Kiss me.

685 63 29
                                    


Maaf sudah membuatmu ragu.

Dan maaf membuatmu menungguku.

Satu lagi, maaf telah membuatmu menangis. Aku janji ini untuk yang terakhir kalinya.



"Aku hamil."

Sesaat setelah mendengar kabar gembira itu lagi, seorang pria memeluk wanitanya lagi dengan sangat kuat.

Dia bahagia. Sangat bahagia. Terimakasih tuhan, dia akan meninggalkan dendam itu. Karna kebahagiaan keluarga kecilnya adalah yang terpenting.

Bukannya melihat istrinya tersenyum bahagia, lagi lagi dia hanya menatap kearah depan dan dengan tatapan kosong.

"Kenapa?"

"Aku takut hal buruk terjadi padaku dan anakku lagi." Jawabnya lirih. Hatinya merasa teriris mendengar istrinya mengatakan itu.

Berkali kali Iqbal menahan rasa marahnya hanya untuk membuat istrinya merasa lebih baik dan sembuh.

"Anak kita sayang." Ucapnya mengoreksi.

"Sstt, aku akan menjagamu dan anak kita. Aku janji." Setelah mengucapkan itu Iqbal mencium singkat bibir Dilla dan meninggalkan kecupan hangan dan lembut pada kening istrinya.

Ini janji Iqbal pada dirinya sendiri.

*****

"Keadaannya kembali kritis." Salsha kesal. Rasanya semunya menjadi gelap.

Bagaimana bisa? Aldi baru saja Salsha tinggal tadi pagi untuk mengurus perusahaannya. Dan saat menjelang petang, Salsha kembali ke rumah sakit. Dan mendapatkan kabar jika

Aldi kembali kritis.

Permainan apa lagi ini. Marah Salsha, takdir seakan akan mempermainkannya.

Dan terlebih lagi, semuanya hanya bisa diam. Hanya Salsha yang menangis, memang hanya Salsha.

Hanya Salsha yang peduli pada Aldi, hanya Salsha yang mencintai Aldi dan hanya Salsha yang menyayangi Aldi.

"Jangan becanda. Tadi pas Salsha ke sini, Aldi baik baik aja." Bantah Slasha yang kesal dengan penuturan bundanya.

"Aldi kritis saat kamu tinggal urus pekerjaan kamu sayang."

"Bunda bohong kan?" Bunda menggeleng pertanda jika dirinya tidak berbohong.

Hiks hiks. Salsha benar benar lelah, dia cape.

"Bunda." Rengek Salsha dan pergi menghambur kepelukan bundanya, dia menangis. Dunianya seakan mempermainkannya.

"Ssttt. Udah ya, kamu udah mau jadi istri orang, jangan cengeng kaya gini." Ucap bunda memberi ketenangan pada anaknya.

Lagi lagi hanya suara isak tangis yang terdengar.

Bundanya hanya menghela nafas, jujur dia juga lelah apalagi anaknya ini. Ia mengelus lembut punggung anaknya untuk sedikit menghilangkan kesedihannya.

"Aku akan jadi istri orang tapi kalo calon suami aku bangun. Dia gak ada niatan bangun buat aku, Salsha cape bun. Salsha gak tahan, Salsha cape berharap yang akhirnya sia sia. Salsha lelah." Bundanya hanya diam. Dia melakukan hal seperti tadi, mengelus punggung anaknya, mencium puncak rambut anaknya dan mengeratkan pelukannya.

"Bangunkan dia, jika tidak mau bangun. Tinggalkan dia." Salsha mematung. Bagaimana bisa?

"Bun." Protes Salsha, dia masih ragu dengan saran bundanya.




BAGIAN LENGKAPNYA ADA DI 2ND LOVE [LC VERSI 1]

LIMIT COMFORT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang