26. Tekad Farhan.

445 53 37
                                    

Maaf, gue udah ngecewain kalian.

26

"Itu alur yang tuhan buat, untuk gue." Jawab Farhan enteng, ia sedikit mengingat saat Salsha duduk dipangkuanya dengan suasana panas disekujur tubuhnya.

Itu sangat menggiurkan bagi Farhan, namun sepertinya obsesi Farhan sulit ia ubah menjadi teman. Pikir Iqbal meringis, ini memang salahnya.

"Jadi gue mohon dan meminta maaf sebanyak banyaknya, tolong jauhi hubungan mereka. Cukup gue dipandang jelek sama sahabat gue, jangan buat gue semakin bersalah ngebuat elo semakin gila Han, gue udah anggep elo sahabat dan juga kakak ipar. Tapi gue juga sangat bersangkutan jika lo macem macem sama dia."

"Gue maafin elo, gue terima maaf lo, dan gue udah paham sama apa yang elo ceritain. Tapi makasih Bal, gue masih ingin mendapatkan Salsha."

"Jauhin dia, lo nganggu hubungan dia sama aja. Itu karna gue." Ucap Iqbal kembali was was, kenapa berurusan dengan Farhan serumit ini

Iqbal memijat keningnya pusing.

"Enggak, ini gak ada sangkut pautnya sama elo. Ini murni dari keinginan gue untuk mendapatkan dia. Jadi lo gak usah merasa bersalah. Keinginan gue emang udah besar buat dapetin dia. Jadi gue perintahi lo sekarang pulang, dan temenin adik gue yang lagi hamil."

"Ta--

"Jangan ganggu gue, dan turuti semua yang gue perintahkan. Sebelum semuanya hancur dalam sekejap IQBAL! Semua ini terjadi juga karna elo!"

Ini tekad Farhan. Dan ini yang akan Farhan lakukan.

****

"Jelasin. Tanda apa yang ada di caruk leher kamu Aldi." Mama bertanya dengan menekankan setiap katanya.

Mama dan bunda sama nyalangnya menatap satu persatu anak mereka. Tak heran jika Ayah dan papa lebih suka menjadi penonton daripada harus ikut campur urusan antara ibu dan anaknya.

Itu sangat mengerikan.

"Ini cuma lecet." Jawab Aldi acuh. Kesepakatan mereka telah dibuat dan sudah Salsha setujuin.

Dan entah bagaimana nanti malam Aldi dengan Salsha. Masih bisa tinggal bersama atau mendapat hal yang lebih parah dari itu.

"Jangan bohongin mama!" Salsha diam membisu. Dirinya, memang salah. Tapi bagaimana cara mengutarakannya.

Salsha benar benar bingung. Mau jujur takut salah, gak jujur dosa. Aduh gimana dong.

"Aku gak bohong ma. Tadi malem emang leher aku lecet, mau Salsha kompres tapi kita sama sama cape. Jadi Aldi biarin aja." Aldi menjawab seakan akan memang, itu hanya hal biasa.

"Bener Salsha?" Tanya bunda bertanya pada anaknya.

"..mmm.. iya." Anjir, Salsha bohong sama bundanya.

BAGIAN LENGKAPNYA ADA DI 2ND LOVE [LC VERSI 1]

LIMIT COMFORT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang