83. BABY ARO, BABY URA

666 101 36
                                    


Sangat kecewa sama respon kalian😐

Gak tahu kenapa makin ke sini alur dipergampang, diperasik, diperadem kalian juga makin gampangin gue.

Penulis mana yang semangat nulis kalo vote, komennya aja dikit?

Ya udah ya, itu terserah kalian. Tapi gue masih harus bilang makasih sama kalian yang tetep stay di lc, makasih banget.

Tapi satu dukungan membuktikan cerita gue berkualitas!

Gue kenal kalian cuma di wp, jadi jangan anggap gue deket banget sama kalian. Anggap temen boleh, tapi jangan seenaknya-_

Gue orang bukan pembantu lo ya, kalian para pembaca.

Gue tanpa kalian juga gak berguna, maka dari itu gue next selalu baca komentar kalian.

Kalo komentar kalian gitu2 doang, mana bisa gue buat alur lanjutannya😐

HAPPY READINGG🙏 thank respon kalian.
















Suara hening didentingan tengah malam menyita waktu Aldi, dia baru saja pulang kerja dua hari yang lalu karna sekamrin Twins terus saja merengek menangis dan membuat Aldi harus meliburkan diri.

Jika saat bayi, Abang atau sekarang yang sudah sering mereka panggil baby Aro sudah tidak lagi rewel.

Bahkan dia selalu anteng saat Adiknya yang sekarang sering dipuji puji dengan panggilan baby Ura menangis menjerit memberisikan satu rumah.

Bahkan bunda sudah menginap hampir satu minggu tidak ada perubahan, mama juga sudah menginap tiga hari lebih dulu dari bunda tidak bisa memberhentikan tangisan si kecil baby Ura.

Entah, mendapat siraman rohani dari siapa. Salsha pun tidak tahu, Ura akan lebih anteng bahkan langsung diam dan berhenti menangis jika berada dipelukan Dadynya.

Aldi juga harus rela berangkat ke kantor jika mereka (baby Aro dan baby Ura) sudah tidur siang, dan sialnya pekerjaan akan selesai pukul duabelas malam.

Tubuhnya seakan terporsir lebih banyak saat baby Ura demam kemarin, Aldi bahkan harus selalu menggendong baby Ura.

Ke kamar mandipun rasanya sangat berat, pindah gendongan hanya Aldi ingin membuang hajatnya baby Ura harus menangis dan Aldi menulikan semua itu demi urusan pribadinya.

Setelahnya, dia juga harus rela mandi dengan waktu lima menit karna takut baby Ura terbangun.

Satu kata yang Aldi pelajari saat dia menjadi seorang Dady yang membuatnya sangat terkejut.

MENJADI ORANG TUA SANGATLAH MELELAHKAN, dan Aldi masih bersyukur baby baby nya sedang pulas tertidur dibox nya masing masing.

Aldi menghela nafasnya lelah, dia melempar asal tas yang ia bawa saat bekerja.

Dia banting tubuhnya pada sofa untuk merenggangkan tubuhnya karna miting terus saja berjalan hingga jam sebelas malam dan setengah dua belas dia baru saja bisa keluar kantor dan pulang dengan sangat malam.

"Udah pulang yang." Ucap Salsha lirih, yang tiba tiba terbangun karna suara lirih itu.

Aldi tidak menjawab, dia hanya mengangguk dan memejamkan kedua matanya.

Hari ini Aldi ingin tidak mandi, tapi badannya lengket semua. Dan itu membuat Aldi berfikir dua kali jika malam ini dia tidak mandi.

"Aku siapin air dulu ya." Salsha beranjak dari tempat tidur, menyingkirkan selimut yang tadi menyelimuti tubuhnya menarik kakinya agar turun dan mencari sandal yang biasa ia pakai.

LIMIT COMFORT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang