64. HARI KHAWATIR.

834 102 17
                                    


😥

Vote, coment, ramaikan. Miris banget sama part kemaren, sumpah😶

Part khusus🤗

Semua hari memang sama, tapi gak tahu aja kalo hari ini kamu bener-bener buat aku khawatir banget.

"Mau apa?" Tanya Aldi seraya melirik Salsha yang masih melihatnya tanpa berkedip.

"Kamu gak lagi sakit kan yang? Tumben banget ngajakin aku makan dipinggir jalan gini, biasanya kamu yang paling anti sama yang namanya debu."

"Apaan si." Kesal Aldi, dia kembali melirik daftar menu yang ada ditangannya dan kembali memilih.

"Orang aku lagi pengen, kenapa? Kamu yang sekarang gak mau makan dipinggir jalan?" Ucap Aldi dengan sedikit membalik fakta.

"Ya enggak juga si, cuma sekarang kamu lagi aneh aja. Aku pesen dua boleh?" Tanya Salsha meminta persetujuan suaminya, dia sudah lama sekali ingin memakan bakso dan mie ayam secara bersamaan.
 
"Any." Respon Aldi menyingkirkan menu makan ditangannya, dia akan menyamakan makanan yang akan istrinya pesan saja.

"Aku mau makan mie ayam, bakso, mie instan campur telur setengah mateng, cemilannya roti bakar, pisang coklat keju, minumnya es teh manis sama air putih." Eh tunggu!

"Gak kebanyakan yang?" Tanya Aldi melongo, oh ayolah. Ini siapa yang mau ngabisin makanannya.

"Iya, aku lagi pengen soalnya. Kamu mau pesen apa?" Tanya balik Salsha dengan senyum bahagianya, perlakuan manis Aldi sunggu sangat membuat Salsha merasa ingim tersenyum.

"Awalnya si mau disamain aja, tapi gak jadi. Mau pesen soto pekalongan aja, yang kecut itu loh." Salsha hanya ber oh ria dan mulai memesan makanan mereka berdua.

"Kamu seneng aku ajak ke sini?"

"Seneng banget." Jawab Salsha antusias, sejak Aldi sibuk dengan pekerjaannya, dan Salsha yang selalu santai.

Waktu mereka berdua sangat sedikit, ibarat dihitung. Malam hari sampai pagi saja mereka bersama selebihnya Aldi yang selalu lembur, dan Salsha yang sendirian di rumah.

Ya, cuma seperti itu saja kehidupan. Banyak yang mengira jika mereka sangat dekat, memang sebenarnya begitu. Waktu yang membuat mereka berpisah.

"Kamu tahu dari mana aku mau makan makanan pinggir jalan? Sumpah ya yang, aku tuh udah lama banget gak makan disini. Paling cuma ke resto, rumah mamah, rumah bunda, sama di rumah kita doang." Ucap Salsha menggebu-gebu, Aldi melihat respon Salsha tersenyum miris.

Apa Aldi mengekang Salsha?

"Kenapa kamu liatin aku kaya gitu banget?" Tanya Salsha melihat Aldi yang menatapnya aneh.

"Kamu risih ya langkah kamu aku batasin?" Ucap Aldi membuat Salsha diam membatu, dia tidak bisa berbicara.

"Jawab aku yang!"

"Apaan si?" Elak Salsha memalingkan wajahnya, pembahasan Aldi membuat Salsha sedikit gelisah.

"Aku baik-baik aja kok, jangan nething mulu si sama aku." Salsha membuat daftar menu untuk mengipas wajahnya, menunggu pesanannya memang sangat lama.

Belum lagi tempatnya hanya ada kipas angin dipojokan saja, tempat ini juga cukup ramai pembeli.

"Aku gak nething yang, cuma belakangan ini kita emang jarang komunikasian. Sama-sama sibuk juga, aku sering larang kamu makan keluar sendirian kalo gak sama aku. Jadinya aku mikir kalo kamu merasa aku kekang, gak bisa bebas ke sana ke sini." Ucap Aldi menjelaskan, dia memegang tangan Salsha dan mengelusnya pelan.

LIMIT COMFORT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang