5

16.8K 1.7K 30
                                    

Jam menunjukkan pukul dua siang. Profesor Lee masih menerangkan materi kuliah di depan kelas. Sejak beberapa saat yang lalu, aku tidak berhenti menguap karena bosan sekaligus mengantuk. Anak-anak lain juga sama, malah satu dua sudah tidak berdaya di atas meja mereka dan memilih untuk tidur.

Kelas baru akan selesai setengah jam lagi. Kuputuskan untuk menggeletakkan kepalaku di atas meja, ikut tidur. Beda halnya dengan guru, dosen tidak pernah mempermasalahkan apakah kau mendengarkan mereka atau tidak. Bahkan mereka tidak peduli kau mau masuk kelas atau tidak. Mereka juga tidak peduli kau mau lulus mata kuliah mereka atau mengulang di semester berikutnya.

Aku merupakan mahasiswi yang lumayan rajin dan jarang tertidur di kelas. Tapi kebetulan, minggu-minggu ini adalah minggu penuh tugas dan kuis. Selama beberapa hari, aku harus rela kehilangan jam tidurku untuk mengerjakan tugas maupun belajar kuis. Jadi ketika ada kesempatan untuk tidur di kelas, orang-orang sepertiku biasanya lebih memilih untuk memanfaatkannya sebaik mungkin.

Beberapa menit kemudian, aku sudah jatuh tertidur. Dalam mimpi, aku bertemu dengan Jimin. Baru kali ini, aku memimpikan seorang laki-laki yang bahkan tidak terlalu kukenal. Tetapi, mimpi itu tampak begitu nyata hingga kupikir aku bisa menyentuhnya.

Ketika terbangun, aku lupa tentang mimpi tersebut. Satu-satunya yang kuingat adalah Jimin sedang tersenyum manis, hingga menampakkan lesung pipit di pipi kanannya. Saat kesadaranku benar-benar pulih, mataku mendapati bangku-bangku di kelas sudah hampir kosong. Semua orang yang mengambil mata kuliah yang diampu oleh Profesor Lee telah keluar dari kelas. Hanya tinggal beberapa kelompok diskusi yang sedang membahas entah apa.

Karena baru saja berhenti dari kerja part time, aku tidak memiliki kelompok belajar. Sejak awal masuk kuliah, aku sudah sibuk kuliah sambil bekerja. Biaya kuliah di kampusku lumayan mahal, sehingga uangku tidak akan cukup jika hanya mengandalkan uang saku dari orang tuaku.

Meskipun aku mendapatkan beasiswa, itu hanya mencakup uang kuliah saja. Aku harus membeli buku, fotokopi, dan membayar biaya-biaya lain yang tidak dibayarkan oleh pihak pemberi beasiswa. Bahkan setiap semester, aku harus bersaing dengan teman-temanku yang lain untuk kembali mendapatkan beasiswa tersebut. Hal ini karena beasiswa yang kuterima harus diperbarui setiap semester. Siapa yang nilainya tetap stabil atau terus menerus mengalami peningkatan, maka dialah yang berhak mendapatkan beasiswa pada semester berikutnya.

Belum lagi biaya hidup di Seoul juga tidak bisa dibilang murah. Aku tidak memiliki mobil yang bisa kugunakan sebagai sarana transportasi, jadi aku sengaja mencari rumah sewaan yang dekat dengan kampus. Rumah kecil yang kutempati sekarang memiliki harga sewa yang lumayan mahal.

Itulah mengapa selama beberapa semester lalu, aku harus kerja banting tulang hanya untuk menghidupi diriku sendiri. Tetapi karena tubuhku sudah sangat lelah, akhirnya aku memutuskan untuk berhenti bekerja. Untungnya, aku memiliki cukup tabungan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sampai beberapa semester ke depan.

Aku menguap lagi, lalu mengambil tasku dari dalam laci. Kuputuskan untuk pergi ke perpustakaan, satu-satunya tempat yang tenang dan membuatku nyaman. Lagipula, aku masih harus belajar karena minggu depan ada kuis.

Sesampainya di perpustakaan, aku berjalan menuju ruang e-library. Lebih mudah mencari buku-buku digital daripada buku-buku cetak. Selain itu, buku cetak yang ada di perpustakaan jumlahnya tidak sebanyak buku digital. Aku merupakan orang yang memiliki motto: Kalau mudah, kenapa harus dipersulit?

Kuedarkan pandanganku dan mencari bangku yang kosong. Hampir semua bangku di depan komputer masih kosong. Akhirnya, aku memutuskan untuk duduk di dekat jendela. Karena e-library terletak di lantai empat, aku bisa melihat jalanan di depan kampus yang tampak sibuk. Besok memasuki akhir pekan, jadi banyak orang yang memutuskan untuk bersenang-senang di luar rumah.

The Cute Boy I've Met BeforeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang