27

13.7K 1.6K 27
                                    

Aku sedang berjalan-jalan di taman milik rumah sakit, saat tanpa sengaja melihat Ken di kejauhan. Aku melangkah ke arahnya, tapi langkahku segera terhenti. Ia tidak sendirian, ada seseorang yang duduk di sebelahnya. Kuangkat bahuku, lalu memutuskan untuk kembali ke kamar.

"Ga Eun-ah!" Seseorang memanggil namaku.

Aku menoleh dan mendapati Ken sedang melambaikan tangannya padaku. Aku tersenyum padanya, sebelum melangkah mendekati bangku tempatnya duduk. Ia mempersilakanku untuk duduk di dekatnya.

Ketika aku telah duduk, baru kusadari di pangkuannya ada sebuah buku tebal. Saat aku melirik ke arah benda itu, Ken buru-buru menutupnya. Ia lalu menaruh kedua tangannya di atas sampul buku tersebut. Tapi sekilas, aku bisa melihat judulnya. Aku yakin ada kata "medis" di dalamnya.

"Bagaimana kabarmu?" tanyanya.

"Semakin baik, berkatmu. Terima kasih, Ken," jawabku.

Ken tertawa. "Berhentilah bilang begitu. Sejak kemarin hanya kalimat itu saja yang keluar dari bibirmu."

Aku ikut tertawa, lalu menoleh ke ujung bangku. "Dia siapa?"

Ken ikut menoleh ke arah gadis kecil di sebelahnya. Gadis itu kira-kira berumur tujuh tahun. Ia memakai seragam rumah sakit yang sama denganku. Kepalanya ditutupi dengan penutup kepala berwarna putih.

"Oh, ini Na Na," jawab lelaki tampan di sebelahku.

"Halo, Na Na," sapaku sambil melambaikan tanganku pada gadis kecil tersebut. Na Na hanya menunduk malu.

"Na Na-ya, ini Ga Eun Eonni¹. Tidak usah malu, Ga Eun Eonni adalah teman Oppa," kata Ken.

Akhirnya, Na Na mengangkat wajahnya. Ia menatapku dengan kedua matanya yang kecil. Bibirnya mulai menyunggingkan senyum.

"Kau cantik sekali, Na Na," kataku sambil mengedipkan sebelah mataku padanya.

Aku berdiri dan mulai bergerak ke arah Na Na. Aku lalu membungkuk di dekat kakinya untuk memetik sekuntum bunga krisan. Taman rumah sakit ini dipenuhi oleh bunga berwarna putih dan kuning tersebut.

Bunga itu juga menjadi pola seragaam pasien yang kami pakai. Kupikir mereka sengaja menanamnya sebagai simbol rumah sakit ini. Kutatap bunga di tanganku, sebelum berjongkok dan menyematkannya di telinga Na Na.

"Wah, cocok sekali dengan pakaianmu," kataku sambil bertepuk tangan.

Na Na tersenyum simpul, sedangkan aku tersenyum lebar. Ken hanya menatap kami dalam diam. Saat aku akan berdiri, sebuah tangan kecil menarik bajuku.

Aku menoleh dan menyadari bahwa Na Na sudah memegang sekuntum bunga krisan. Ia mengisyaratkanku agar membungkuk di depannya. Aku menurut. Gadis kecil itu lalu menyematkan bunga itu di telingaku.

"Terima kasih," kataku sambil menyentuh pipinya.

Na Na menoleh pada Ken. "Oppa ... aku ingin bermain, tapi aku merasa mengantuk."

"Kemari." Ken meletakkan bukunya di sampingnya.

Na Na mendekat pada Ken, tangannya melingkar di leher laki-laki itu. Tak lama, Ken berdiri dengan Na Na dalam gendongannya. Si gadis kecil kemudian menutup matanya dan jatuh tertidur dalam pelukan Ken.

"Aku akan mengantar Nana ke kamarnya," kata Ken sambil menatap padaku. "Kau masih mau di sini?"

"Eoh. Aku ingin mencari udara segar."

"Baiklah, telepon aku jika kau butuh apa-apa."

Aku mengangguk dan tersenyum padanya. Setelah membalas senyumku, Ken berjalan ke arah pintu masuk rumah sakit. Aku menatap punggungnya yang lebar, sementara kepala Na Na bersandar di bahunya.

The Cute Boy I've Met BeforeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang