"Jimin-ah?" panggilku.
Jimin menoleh. "Hmm?"
Kami sedang berbaring di ranjangnya. Kepalaku menyandar di dadanya, sedangkan satu lengannya menyelip di bawah punggungku. Berbagai macam camilan berserakan di atas sprei. Mulut kami sibuk mengunyah honey butter chips.
Beberapa saat yang lalu, Jimin mengambil sebuah kaset DVD dari lemarinya dan menghidupkan DVD player. Ia memilih film komedi romantis berjudul Love Forecast yang diperankan oleh Lee Seung Gi dan Moon Chae Won. Film ini berkisah tentang seorang laki-laki yang jatuh cinta pada sahabatnya sendiri.
"Bisakah kau ambilkan ponselku?" pintaku seraya menunjuk ke arah meja di dekatnya.
Jimin mengulurkan tangannya untuk menjangkau telepon genggamku, lalu diserahkannya benda itu padaku. Aku menyingkirkan kantong makanan yang kupegang untuk menerimanya. Mata kekasihku kembali fokus pada televisi besar di depan kami, sedangkan aku mulai menghidupkan ponselku.
Tak lama setelah ponsel menyala, benda itu segera berisik dengan suara pesan yang masuk. SMS, Line, Kakaotalk, dan Whatsapp penuh dengan notifikasi pesan. Bahkan bisa dibilang seluruh akun media sosialku sedang diserang oleh teman-teman kuliahku.
Aku bergumam, membaca pesan dan komentar di akun SNS-ku satu per satu.
"Itu mobilmu atau milik pacarmu? Waaah ...."
"Ferrari? Heol, aku baru pertama kalinya melihat mobil Ferrari di kampus kita."
"Di mana kau membelinya? Kira-kira kalau aku menjual seluruh organ tubuhku, apakah aku bisa membelinya juga?"
"Kukira kau jalan dengan om-om, tapi saat melihat pria di sebelahmu, kupikir dia adalah seorang idol. Apakah dia masih bersaudara dengan Lee Gikwang?"
"Daebak, kau masih punya stok cowok yang setampan dan sekaya pacarmu tidak? Tolong kenalkan padaku agar aku bisa kencan buta dengannya."
"Kalau kau sudah bosan dengan pacarmu dan mobilnya, kau bisa menghibahkannya padaku."
"Di mana aku bisa mendapatkan sugar daddy seperti punyamu? Ah, dia terlalu muda untuk dijuluki sugar daddy. Mari sebut orang sepertinya sebagai sugar oppa."
Dan puluhan pesan lainnya yang intinya hampir sama. Aku menghela napas panjang, memutuskan untuk tidak membalas pesan-pesan tidak penting itu. Saat aku bergumam tadi, Jimin menatapku dengan alis bertaut. Tetapi, ia memutuskan untuk diam saja.
Ketika aku menaruh ponselku di samping tubuhku, barulah ia bicara, "Ada apa?"
Aku menggeleng dan kembali menatap layar televisi di hadapan kami dengan sekantong keripik di tangan. "Tidak ada. Hanya teman-temanku yang heboh karena kau menjemputku menggunakan mobil sport. Lain kali, beritahu aku terlebih dahulu kalau kau ingin membuat kehebohan."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cute Boy I've Met Before
RomanceNamanya Park Jimin. Dia yang mencuri ciuman pertamaku. Dia juga satu-satunya orang yang berani menyentuhku. Kupikir aku telah terbebas darinya, tapi takdir terkadang senang mempermainkan manusia. --Seo Ga Eun-- So, before you turn the page, you can...