Sore hari ini, Ken tiba-tiba muncul di depan rumah sambil membawa sebuket bunga mawar. Lelaki itu tampak rapi dengan setelan semi kasualnya. Setelah menaruh bunga yang ia bawa ke dalam vas, kami kemudian keluar untuk makan malam.
Sekarang, kami berdua telah berada di warung makan langgananku. Aku memesan samgyeopsal¹ dan sebotol soju. Beberapa saat setelah pesananku datang, aku segera sibuk memotong-motong daging dan memanggangnya di atas panggangan."Ga Eun?" panggil Ken.
Aku mendongak. "Eoh?"
Ia berdeham. "Semalam, apa yang kau dan Jimin lakukan?"
Aku agak terkejut dengan pertanyaannya yang tiba-tiba, tapi aku cepat-cepat membalas, "Aku memasakkannya omelette dan dia langsung pulang setelah memakannya."
Ken menarik napas lega. "Begitu ...."
Situasiku sekarang menjadi lebih rumit. Hubunganku dan Ken bisa dibilang dekat, tapi bukan dekat dalam arti sebagai sepasang kekasih. Aku masih menganggapnya sebagai seorang teman, meskipun ia sudah menyatakan perasaannya terang-terangan padaku. Aku tidak menganggapnya serius pada awalnya, karena kukira ia hanya bercanda saja. Sampai sekarang pun aku belum memberikan jawaban atas perasaannya padaku.
Apalagi sejak Jimin sedikit demi sedikit kembali masuk ke dalam kehidupanku. Aku benar-benar bingung dengan perasaanku sendiri. Di satu sisi, aku tidak yakin hubunganku dan Jimin akan kembali membaik. Sementara di sisi lain, aku tidak bisa menyuruh Ken untuk tidak lagi menemuiku. Entah mengapa, lelaki itu membuatku merasa nyaman saat berada di dekatnya.
"Oh ya, ini tempat makan favoritku. Samgyeopsal dan tteokbokki di sini lebih enak daripada tempat lain," pamerku, setelah terlalu lama diam.
"Benarkah?" respons Ken.
Aku mengangguk. "Aku sudah menjadi langganan di sini sejak aku pindah ke Seoul. Aku juga sering kemari bersama Ji-"
Tanganku berhenti bergerak, membuat Ken bertanya, "Ga Eun, kau baik-baik saja?"
"Eoh?" Aku tersadar saat mendengar suara lelaki di hadapanku dan segera melanjutkan pekerjaanku.
Hampir saja aku menyebut nama mantan kekasihku. Aku ingin menyebut nama Ji Eun, tapi mulutku secara otomatis menyuarakan apa yang ada di dalam hatiku. Karena tempat ini juga tempat di mana aku dan Jimin biasa berkencan. Tapi bisa juga karena beberapa saat yang lalu, kami sedang membahas tentang dirinya.
"Bagaimana magangmu?" tanya Ken, berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Baik. Magangku selesai bulan depan dan aku bisa mulai mengerjakan tugas akhir," jawabku.
Aku jelas-jelas berbohong. Maksudku, bagaimana magangku bisa baik-baik saja jika aku sering berpapasan dengan Hye Mi? Gadis itu selalu menyapaku dengan riang seolah-olah tidak terjadi sesuatu di antara kami. Aku tidak tahu apakah ia benar-benar tulus dengan sikapnya atau ia hanya berpura-pura baik padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cute Boy I've Met Before
RomansaNamanya Park Jimin. Dia yang mencuri ciuman pertamaku. Dia juga satu-satunya orang yang berani menyentuhku. Kupikir aku telah terbebas darinya, tapi takdir terkadang senang mempermainkan manusia. --Seo Ga Eun-- So, before you turn the page, you can...