Yang digedein tuh ilmu, bukan gengsi!
******
Malam hari telah tiba, aku mengecek penampilan ku berkali-kali di kaca. Aku takut jika riasan wajahku atau baju yang kupakai kali ini tak cocok untuk acara ini. Karena memang iya, aku sangat jarang berdandan, jadi bingung aku harus berpenampilan dengan apa di malam ini.
Malam ini aku mengenakan dress hitam sepaha dan sebuah jaket untuk menutupinya, karena aku tak suka jika terlalu terbuka, apalagi keadannya saat malam.
Rambutku aku biarkan menjuntai, karena pasti udaranya sangat dingin, aku tak kuat menahan udara malam lama-lama. Jadi aku biarkan rambut ku menyelimuti leherku, untuk menghindarkan udara yang akan masuk.
"Sha, gece! Lama amat!" Gerutuan Bella yang sedang memakan kripik kentangnya.
Aku memperhatikan Bella, dia sedang bersandar di sofa milikku seraya memberengut ke arahku, memangnya aku sangat lama? Sepertinya aku terburu-buru tadi.
"Ayo! Kita turun!" Ucapku kemudian kami langsung pergi dari kamar dan menemui orang-orang yang sudah berkumpul di halaman rumah.
"Bella! Gua cariin lu tahu!" Rian ngedumel tak jelas ketika aku dan Bella mendekatinya.
"Apaan sih nyari-nyariin, lu kira gue anak ilang?" Ucap Bella ketus.
"Ih jangan marah-marah nanti cantiknya ilang gimana?" Goda Rian seraya menoel pipi Bella.
Aku tersenyum melihat mereka, terkadang mereka lucu dan juga romantis, aku jadi iri.
Coba saja disini ada Kevin, pasti malam ini sangatlah sempurna.
"Sha," panggil Bella kepadaku.
"Ya?"
"Gue ke toilet sebentar," ucapnya kemudian lari meninggalkan aku dan Rian sendirian.
Aku melihat Rian, Rian juga melihatku. Entahalah apa yang dipikiran Rian, tetapi tiba-tiba saja pandangannya serius.
"Sha, gua mau ngomong sama lu," cicit Rian sangat pelan, membuat rasa ingin tahuku membuncah.
"Apa?"
"Jangan disini! Di dalem aja gimana?" Tanya Rian seraya menggaruk tengkuk lehernya.
Aku mengiyakan saja, siapa tau penting.
Setelah aku dan Rian duduk di sofa ruang tamuku, Rian menghela napas sebentar kemudian mulai membicarakan yang sepertinya sangatlah penting.
"Lu nunggu ucapan selamat ulang tahun dari Kevin ya?" Tanyanya sangat hati-hati.
Jantungku mencelos mendengar kata-kata dari Rian, kemudian aku mengalihkan pandangan ke arah sembarang. Memang benar ucapan Rian, tak ada yang salah dari ucapan itu. Aku sangat menginginkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Illusion
Ficção AdolescenteBagiku ilusi adalah hal yang tak bisa kumiliki, dan bagian dari ilusi itu adalah harapan dan kamu. - Marsha Agnessia Aurellia. Maafkan aku yang tak bisa menjadi orang yang kamu mau, tetapi, sekarang aku telah percaya kalau penyesalan selalu datang t...