Note : puter videonya waktu di moment yang menurut kalian tepat ya hehehe
Happy reading 😉
*****
Seorang pengecut tidak lebih dari orang yang tidak bisa mengakui perasaannya sendiri.
****
"Sha," panggil Kevin masih memelukku.
Aku berdehem menjawabnya, kurasa di dada Kevin adalah tempat yang nyaman bagiku.
"Gue mau ngomong sesuatu.."
"Apa?" Tanyaku bingung. Apa hal itu penting sampai Kevin menatapku serius seperti ini?
"Makasih ya," Kevin tersenyum lembut.
Aku mengerutkan kening, mengapa mengucapkan terima kasih saja harus se-serius ini?
"Gitu doang?" Tanyaku polos.
"Iya!" Kevin tertawa kecil sambil mengacak rambutku. Ah kebiasaannya dulu!
Setelah mengatakan hal itu, Kevin terdiam kembali, tetapi tetap menahankan senyumannya di wajahnya.
Apa ada yang ingin disampaikannya lagi? Sampai ia diam seperti ini?
"Kevin, kamu mau ngomong apa lagi? Kayaknya kamu nyembunyiin sesuatu?" Tebakku seraya memiringkan kepala untuk mencari kebenaran di matanya.
Kevin menggeleng pelan seraya mengacak rambutku lagi dengan pelan. Ah rambutku lama-lama hancur jika terus diacak-acak Kevin terus!
"Gue seneng banget liat lu bahagia," ujar Kevin lembut.
Aku menghembuskan napas lemah, ucapan Kevin tidak sama dengan ekspresi wajahnya. Apa Kevin sedang bersedih? Sebenarnya dia kenapa? Mengapa dia tidak mau hal yang ada di hatinya kepadaku?
"Sha, jalan-jalan aja yuk!" Ajak Kevin sembari menggemgam tanganku.
Aku sebenarnya bingung mengapa Kevin mengalihkan topik seperti ini? Tapi yasudahlah, aku ikuti kemauannya saja.
Lalu disaat aku dan Kevin ingin berjalan menyusuri taman ini, tiba-tiba seseorang yang tidak diundang menghampiri kami.
"Kak Kevin!!"
Aku menaikkan alis sebelah, mengapa dia ada disini?
"Eh, Ara! Kok bisa disini?" Bingung Kevin setelah melihat Zahra menghampiri kami dengan tergopoh-gopoh.
Zahra tersenyum dengan manisnya kearah Kevin kemudian dengan cepat ia memberi sebuah bingkisan bergambar bintang dan bulan di kotak itu, sontak saja Kevin menerimanya.
"Apa nih?" Kevin nampak bingung.
"Kak Kevin ulang tahun kan hari ini? Aku sengaja kesini cuma buat kasih ini, lho!" Zahra semakin semangat.
Dahiku mengerut bingung, padahal ini hanya rencanaku, Bella, dan Rian. Tetapi mengapa Zahra bisa tahu aku merayakan ulang tahun Kevin disini?
"Tahu darimana kita disini?" Tanyaku, dan langsung dihadiahi tatapan tidak suka dari Zahra.
Aku bingung, sebenarnya yang mengganggu disini siapa? Mengapa ia yang menjadi tidak suka?
"Kepo banget!" Respon Zahra sangat tidak sopan.
Untung saja aku ini masih sabar dengan kelakuan adik kelas seperti ini.
"Kamu tahu darimana, Ra?" Tanya Kevin dengan lebih lembut. Sementara aku memutar bola mata malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Illusion
Teen FictionBagiku ilusi adalah hal yang tak bisa kumiliki, dan bagian dari ilusi itu adalah harapan dan kamu. - Marsha Agnessia Aurellia. Maafkan aku yang tak bisa menjadi orang yang kamu mau, tetapi, sekarang aku telah percaya kalau penyesalan selalu datang t...