Mulmed : Dava Prasetyo
*****
"SHASA!!!!! YAAMPUN GUE KANGEN BANGET SAMA LO!!! LO KOK DI JOGJA LAMA BANGET SIH???? KAN SAHABAT LO YANG CANTIK INI MERASA DITINGGALKAN!"
Suara cempereng nan membahana dari Bella pagi-pagi seperti ini membuat tidurku amat sangat menderita, niatnya ingin bangun agak siangan, malah akhirnya bangun pagi-pagi buta seperti ini. Untung saja ini hari libur.
"SHASA, DENGERIN GUE NGGAK SIH WOY!?" teriak Bella lagi sambil mengguncang-guncangkan bahuku dengan kencang.
Aku menutup telingaku dengan bantal untuk meredamkan suara Bella, Bella ini sangat mengganggu, tidak tahu apa aku capek pulang jam 2 semalam.
"Bella, aku capek banget, nanti aja ya ngomongnya," rengekku memohon kepada Bella.
"Nggak mau! Gue mau ngomong sama lu sekarang!" Bella ikut merengek.
Aku membuka mataku dengan terpaksa, daripada Bella merusak pendengaran ku, lebih baik aku menuruti keinginannya saja.
"Apa sih Bell? Aku masih ngan..."
"SHASA! GUE KANGEN BANGET SAMA LO KYAAA!!" Belum sempat aku menyelesaikan ucapanku, tiba-tiba saja Bella sudah lompat ke tubuhku. Untung saja tubuhku ini siap menerimanya.
"Iya-iya, gue juga kangen sama lu," aku membalas pelukan Bella yang sangat erat.
Setelah puas memelukku, Bella akhirnya melepaskan pelukannya.
"Cerita, Sha. gimana lu disana?" Tanya Bella yang nampak sangat semangat.
"Ya gitu-gitu aja sih," jawabku bingung.
"Gitu gimana? Kevin gimana?" Bella menaik turunkan alisnya.
"Gimana apanya?" Aku tak mengerti.
"Ada kemajuan nggak sama Kevin?" Bella tersenyum jahat.
Aku menunduk seraya mengusap tengkukku, bingung harus berkata apa.
"Cieeee yang kenangan romantisnya ada di Jogja!" Bella menyenggol bahuku menggoda.
"Apasih Bella?" Tanganku refleks menutup wajahku, entah mengapa wajahku jadi malu mengingat semua kenangan di Jogja dulu.
"Halah salah tingkah gitu," Bella berusaha membuka tangan yang menutup di wajahku.
"Udah ah! Aku mau mandi dulu, bye!" Kakiku dengan cepat berdiri dan berlari ke kamar mandi, aku tidak mau kemaluanku bertambah didepan Bella.
"Cieeeee dikit lagi ada yang ehem ehem!!"
Aku tersenyum-senyum sendiri mendengar godaan Bella, entahlah rasanya hatiku sangat senang jika menyangkut Kevin.
*****
"Jadi gimana Bell keadaan sekolah?" Tanyaku seraya menyedot jus jambu yang ada di hadapanku.Aku dan Bella sekarang berada di sebuah Mall, kata Bella selagi melampiaskan rasa rindunya kepadaku, ia ingin sekalian refreshing otak, karena minggu depan kita akan menghadapi UAS, Aku tidak menyangka waktu akan berjalan cepat seperti ini, sebentar lagi aku akan naik ke kelas XII, Entahlah, aku harus senang atau tidak.
"Hmm bangunannya masih bagus, meja sama kursi-kursinya masih lengkap, makanan di kantin masih sama..,"
Wajahku berubah datar mendengar jawaban dari Bella, mengapa Bella mengatakan hal yang tidak penting seperti itu?
"Maksud aku bukan gitu, Bella Saphira!"
"Terus apa dong?" Bella cengengesan.
"Maksudnya ada kabar apa gitu selain UAS minggu depan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Illusion
Ficção AdolescenteBagiku ilusi adalah hal yang tak bisa kumiliki, dan bagian dari ilusi itu adalah harapan dan kamu. - Marsha Agnessia Aurellia. Maafkan aku yang tak bisa menjadi orang yang kamu mau, tetapi, sekarang aku telah percaya kalau penyesalan selalu datang t...