Chapter 27 - Tidak Perduli

3.2K 163 7
                                    

Secara tidak sengaja diam mu mengajari ku cara terbiasa tanpa dirimu lagi.

****

Matahari mulai mengintip malu-malu di antara awan-awannya yang mulai memutih, embun-embun sudah mulai bermunculan di atas daun-daun yang hijau. Udara dingin pun juga memasuki tulang hingga ke dalamnya.

Suara deru motor yang memekakan telinga menggaum di pintu gerbang sekolah, termasuk juga suara motor Bang Revo yang baru mengantarkan ku untuk ke sekolah, seperti biasa. Lalu pulangnya, kalau Bang Revo sempat menjemput ku, ia akan melakukannya, tetapi, kalau tidak, ya terpaksa aku naik angkutan umum.

"Nanti pulang sama abang, jangan ngelayapan kemana-mana!" Sahut Bang Revo ketika aku turun dari motor ninjanya.

Aku memutar bola mata malas, "aku mah nggak bakalan kemana-mana, abang tuh yang ngelayapan mulu, jadinya nggak jemput aku!"

Bang Revo cengengesan sambil menampilkan deretan gigi putihnya,
"Itu mah beda Sha, kamu juga bakalan ngerti kalau kamu ada di posisi abang."

"Beda kenapa? Emang ngapain sih abang sampe malem gitu?"

"Abang harus nemenin tuan puteri," ucap Bang Revo dengan nada jenakanya.

"Tuan puteri? Oh ternyata gitu ya! Lebih milih degemannya daripada adiknya!" jawabku tidak terima, sambil memegang kedua pinggangku.

"Eh! Nggak gitu! Kan itu juga kali-kali, Sha!" Bang Revo nampak menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Emang tuan puterinya ngapain sih sampe ditungguin segala?" ujarku menantang.

"Kepo! Ini tuh urusan orang dewasa! Dan ini urusan abang kamu yang tampan mempesona ini!" ucap Bang Revo bangga.

"Ngakunya tampan, pacar aja nggak punya!" ledekku.

"Weh! Otw kok ini! Tenang aja!"

"Otw? Emang dia ada dimana?" alisku mencuram naik.

"Di hati abang!"

"Preeetttt!!!"

"Waduh, abang dan adik akrab sekali!"

Setelah mendengar suara seseorang yang ingin melangkahkan kakinya mendekat, aku dan Bang Revo otomatis melihat kepadanya.

"Siapa, Sha?" lirik Bang Revo kepadaku, bermaksud menanyakan siapa yang mengeluarkan suara barusan.

Jauh dari Bang Revo yang nampak bingung, aku memutar bola mata malas melihat cowok sok ganteng ini.

"Kenalin, saya Dava Raditya Putra, cowok paling ganteng se-Athalia Angelic, dan pastinya calon pacar dari Marsha Aurellia Agnesia." kata Dava sambil menjulurkan tangannya dan tersenyum sok keren di depan Bang Revo.

Bang Revo bingung, apalagi setelah mendengar pernyataan dari Dava ini, tapi sedetik kemudian..

"Wah! Salam kenal! Gua Revo, kakaknya yang lu akui calon pacar lu, dan satu lagi..

"Gua suka gaya lo!" Revo tertawa di akhir kalimat, membuat Dava tertawa juga, kecuali aku yang dibuat bisu oleh mereka.

"Gua tahu kalau lu bukan tipe Shasa, tapi lu tipe gua, hahaha," Revo tertawa dan bodohnya Dava juga ikut tertawa. Dasar jeruk makan jeruk!

"Apaansih bang, nggak jelas banget!" kataku memarahi abang gila ku ini.

"Kamu marah kalo Dava sama abang?" Bang Revo tambah meledekku.

"Dia maunya tuh sama gua, bang!" ucap Dava bangga sambil menyisir poni jambulnya.

"Udah ah, aku mau ke kelas! Kalian berduaan aja kalau mau ngobrol-ngobrol lagi!" kataku kesal, kemudian menghentakkan kakiku kesal ke arah kelas.

IllusionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang