Bagiku ilusi adalah hal yang tak bisa kumiliki, dan bagian dari ilusi itu adalah harapan dan kamu. - Marsha Agnessia Aurellia.
******
Maafkan aku yang tak bisa menjadi orang yang kamu mau, tetapi, sekarang aku telah percaya kalau penyesalan selalu datang terakhir - Kevin Fernando Alinskie*****
Jantung dua orang yang berada disana sedang berdegup cepat merasakan suasana yang nampak tegang ini.
Salah satunya, seorang laki-laki paru baya yang sedari tadi mengerutkan keningnya sembari berjalan kesana-kemari untuk menghilangkan rasa sedih yang mendalam dan gelisah seperti tidak ada ujungnya.
Rian menatap Vano yang sedang berjalan mondar-mandir, ia sangat menyadari bagaimana hancurnya hati Vano sekarang.
"Om Vano, Kevin pasti sembuh.." ucap Rian berusaha untuk meringankan beban Om Vano.
"Tapi.. ah saya tidak percaya ini! Bagaimana cara saya menyampaikan ke orang tuanya!?" Vano mengetatkan rahangnya keras.
Rian menunduk mendengarnya, pasti berat menyampaikan hal yang sangat menyakitkan ini. Apalagi hubungan kedua orang tua si pendonor dan Vano terjalin dengan sangat kuat.
Rian menghembuskan napas pelan, "2 jam lagi Kevin bakalan kumpul sama kita lagi, Om. Setidaknya pikirkan itu dulu."
Vano menatap Rian kemudian menghempaskan napasnya berat. Lalu ia langsung menghempaskan bokongnya di kursi samping Rian.
"Iya, Om senang Kevin akan balik lagi dengan kita, tapi.. bagaimana dengan dia?"
Rian memalingkan wajahnya, sebenarnya ia ikut terpuruk mendengar kabar ini, setidaknya ia pernah menjadi sahabat terbaik Rian.
Coba saja ini bukan di rumah sakit, pasti Rian sudah meluapkan semua kesedihannya saat ini.
"Ikhlaskan, Om, kejadian ini memang sudah takdir," Rian menepuk bahu Vano untuk menyalurkan kekuatannya.
Merasa dikuatkan, akhirnya Vano tersenyum dan berusaha untuk tegar.
*****
Sementara di sisi lain, beberapa orang dokter dan perawat sedang melakukan sebuah operasi pendonoran jantung untuk Kevin.Tinggal 2 jam lagi operasi akan selesai, dan jantung pemberian si pendonor akan terpasang di rongga jantung Kevin.
Tanpa diketahui, setetes bulir mata jatuh dari pelupuk mata Kevin, sepertinya dia tahu kalau jantung yang akan dipasangkan di tubuhnya adalah pemberian yang sangat berharga dari perempuan yang sangat disayanginya.
"Sus, mengapa jantung ini bisa mudah sekali dipasangkan? Sebelumnya tidak semudah ini!" Ujar Dokter yang sedang memindahkan jantung pendonor yang telah meninggal kepada tubuh Kevin.
Suster yang ditanya tersenyum, "sepertinya pemberian jantung ini sangat diharapkan oleh pendonor."
*****
"Vano, apa benar!??"Mendengar sentakan dari laki-laki paru baya yang baru datang bersama seorang wanita yang berumur sama dengannya, membuat Vano dan Rian menoleh seketika.
Vano menghembuskan napasnya, ia sangat tidak berdaya untuk menjelaskan semuanya.
"Bagaimana bisa!?" Isak perempuan paru baya itu tidak tertahankan.
"Vano, jawab! Apa itu benar!?" Laki-laki itu mencengkram kerah kemeja Vano.
Rian hanya menatap kedua orangtua si pendonor dengan tatapan iba, walaupun hubungan orangtua si pendonor dan Vano terbilang cukup kuat, tetap saja Vano tidak berdaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Illusion
Genç KurguBagiku ilusi adalah hal yang tak bisa kumiliki, dan bagian dari ilusi itu adalah harapan dan kamu. - Marsha Agnessia Aurellia. Maafkan aku yang tak bisa menjadi orang yang kamu mau, tetapi, sekarang aku telah percaya kalau penyesalan selalu datang t...