Chapter 53 - Menghilang

3.2K 185 64
                                    

Bagiku, aku adalah orang paling bodoh yang selalu saja menjatuhkan hati kepada laki-laki pengecut seperti Kevin.

*****

"Nggak usah ikutin aku lagi! Aku pergi!"

Dengan langkah yang paling kencang, aku biarkan kakiku ini membawaku ke arah mana pun, aku tidak perduli dengan air hujan dan petir yang menyambar dimalam hari ini, yang terpenting aku tidak ingin melihat wajah Kevin lagi.

Tetapi, disaat aku berlari ingin menjauhi Kevin, tiba-tiba suara samar-samar dari Kevin membuat diriku terdiam seketika.

"WILL YOU BE MINE?"

Sontak setelah kalimat itu aku dengar, aku langsung menghadap ke arah Kevin yang sedang menatapku serius.

"Kalau gue ngomong itu, gue akan menjadi orang yang paling jahat di dunia ini, Sha!"

Duaaaaarrrr!!

Begitu kalimat itu selesai diucapkan Kevin, tiba-tiba gemuruh petir membuatku terkejut seketika. Sungguh, aku benci suasana ini.

Cukup! Hatiku sudah remuk dan pecah berkeping-keping sekarang.

Jadi, maksud Kevin dia tidak akan mengatakan hal itu kepadaku? Sungguh, hatiku perih mendengarnya.

"Makasih, Vin!" Jawabku ketus sambil berteriak agar ia mendengarnya kemudian mulai berlari lagi, aku sudah muak mendengar kata-kata Kevin lagi. Karena tidak ada satupun yang aku harapkan keluar dari mulut Kevin.

Kaki ku terus berlari di bawah derasnya hujan yang masih saja mengguyurku tanpa ampun. Bagiku, hujan ini adalah pelarian yang sempurna. Karena aku dapat merasakan kedua hal yang saling berlawanan di dalam tubuhku. Kedinginan karena air hujan yang menusuk pori-pori ku, dan panas karena hatiku masih saja mendidih atas ingatan kata-kata Kevin yang sangat aku benci.

Pun dengan air mataku yang terus saja turun mengingat kejadian tadi, aku bersyukur, untung saja hujan bisa menyembunyikan air mataku ini sehingga aku nampak kuat dan tegar menghadapi kenyataan ini.

Bagiku, aku adalah orang paling bodoh yang selalu saja menjatuhkan hati kepada laki-laki pengecut seperti Kevin.

Sebenarnya sedari tadi aku bingung, aku harus kemana? Daritadi aku lari sejauh mungkin untuk menghindari Kevin, tapi sekarang? Aku bingung aku berada dimana. Mengapa taman ini sangat luas sampai aku tidak bisa melihat jalan keluarnya?

Seperti yang kalian tahu, aku sangatlah lemah di bidang mengingat jalan. Ah, harus bagaimana ini?

"Sha! Lu ngapain!?"

Aku menatap ke seseorang yang nampak memayungiku dari hujan, aku bisa bernapas lega dapat menemukan Bella disini.

"Kevin mana?" Tanya Bella lagi seraya melirik kesana-kemari.

Setelah kalimat itu terlontar dari mulut Bella, aku menangis sekencang-kencangnya, kejadian tadi berputar lagi seolah kaset rusak di otakku. Sedangkan aku tidak ingin mengingatnya sama sekali!

Jika saja aku dapat meminta permohonan, aku sangat ingin memutar waktu sehingga aku tidak mengatakan kalimat cintaku kepada Kevin tadi. Karena itu hanya membuat diriku perih untuk waktu yang lama nantinya. Sungguh aku sangat menyesal mengatakan itu semua.

"Lu kenapa? Kok nangis?" Bella nampak bingung, bisa terlihat dengan jelas ia sangat khawatir.

Aku menggelengkan kepalaku cepat kemudian menutup wajahku dengan kedua tanganku, aku bingung harus menjelaskan apa dengan Bella.

IllusionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang