'tok tok'
2 kali terdengar ketukan pada pintu di sebuah ruang kerja.
Laki-laki yang sedang berdiri di depan jendela menyahutnya dengan suara keras. "Masuk"Seorang pria kisaran umur 50 tahunan melangkahkan kakinya ke dalam ruangan itu.
"Bagaimana? Sudah diterima?" Tanya laki-laki tegap yang semula menatap ke luar halaman menolehkan kepalanya.
"Sudah tuan. Sudah saya pastikan adik nona Ervina menerima uangnya."
"Bagus. Kau boleh pergi." Kata laki-laki itu.
"Maaf tuan.."
"Ya.. ada apa lagi?"
"Tadi sebelum masuk kesini, saya bertemu dengan nyonya besar di depan. Beliau meminta tuan untuk menemuinya di taman belakang."
Laki-laki itu terdiam mendengar perkataan si bapak tua. Menghela nafas kasar, dia merenung. Memikirkan jawaban atas pernyataan yang dikatakan bapak tua itu.
"Heemmm.. baiklah. Katakan pada ibuku, aku akan segera kesana. Setelah melakukan panggilan ke rekan kerjaku sebentar lagi."
"Baik tuan. Akan saya sampaikan. Saya mohon diri kembali ke depan."
"Heemmm.."
---
Mendekati ibunya yang sedang memetik beberapa tangkai bunga di halaman belakang, Leo menyapanya.
"Hai mom.. "
"Ah.. Leo anakku.. bagaimana kabarmu? Lucu sekali aku menanyakan ini sebenarnya, mengetahui kita tinggal serumah tapi tidak pernah bertemu jika aku tidak memanggilmu. Apa kau tidak merindukan ibumu ini nak?"
Seorang wanita cantik yang tidak terlihat tua walaupun diumurnya yang 60 tahun. Seorang wanita yang anggun, penuh senyum dan ramah. Kebaikannya dalam mengatur kebutuhan seisi rumah, menjadikannya wanita yang sangat dihormati dan dicintai oleh anaknya. Talitha Anggra Perkasa. Seorang ibu yang membesarkan anaknya sendirian semenjak ditinggal suami tercintanya dari dunia 10 tahun yang lalu, dengan dingin dan penuh cinta. Sesuai nama keluarga yang dibawanya, Perkasa. Membuatnya menjadi seorang wanita sukses membesarkan dan mengelola perusahaan peninggalan keluarga sang suami. Karena sang suami adalah anak satu-satunya di keluarga mereka, sehingga dapuk kepemimpinan pun jatuh ketangannya. Kini setelah beliau merasa lelah dan tidak mampu mengatur perusahaan sebesar itu, beliau melimpahkan kekuasaan di tangan anak satu-satunya, Leonardo Anggra Perkasa.
"Benar mom... Kita memang jarang sekali bertemu. Engkau tau sendiri bagaimana pikiran dan perhatianku sepenuhnya dicuri oleh perusahaan kita." Leo mengucapkannya dengan lembut.
"Maafkan aku mom... Tidak bisa menjadi anak yang baik untukmu.."
Leo menunduk menatap kakinya. Perasaan bersalah merasuk kedalam hatinya.Menegakkan tubuhnya, nyonya Talitha menatap putranya sambil tersenyum. Melangkah mendekati putranya dan duduk disampingnya, Nyonya Talitha memeluk tubuh kekar Leo. Secara spontan, Leo pun menelengkan kepalanya dan bersandar pada bahu ibunya.
"Sudahlah... Jangan diambil hati kata-kata ibumu ini Leo. Kesalahanku yang tidak memberikanmu saudara. Ayahmu pergi meninggalkan kita, sebelum aku sempat memberikannya anak kedua. Tapi, ibu sudah sangat bahagia walau hanya hidup berdua denganmu nak.. ibu bangga memilikimu... "
Nyonya Talitha mengelus kepala putranya dengan sayang.
Seolah diingatkan, Leo menengadahkan kepalanya."Oh ya mom... Kata Thomas engkau memanggilku... Ada hal penting apa sampai kau menyuruhnya? Apa ada hal yang bisa kubantu mom? Katakan padaku.. "
Menggenggam beberapa tangkai bunga yang telah dipetiknya, nyonya Talitha tersenyum lebar menatap bunga-bunga cantik itu sambil berkata "oh iya.. sampai lupa aku ingin mengatakan sesuatu padamu."
"Tadi pagi aku kedatangan tamu. Kau masih ingat dengan nyonya Paula Vernandez? Istri pemilik perusahaan baja Vern itu?"
Leo mengerutkan dahinya dan berusaha mengingat-ingat sosok seorang wanita yang diaebut ibunya.
"Nyonya Paula Vernandez? Nyo..nya.. Pau... Ah..ya mom. Aku ingat. Beberapa tahun yang lalu kita sempat pernah bekerja sama dengan mereka. Tapi kita memutuskan hubungan saat salah satu karyawan mereka membuat kerusuhan mengakibatkan kita rugi jutaan dollar itu?"
"Leo...sudah... jangan diingat lagi keburukan orang. Cukup mengingat bahwa mereka pernah bekerja sama dan hubungan kita masih baik sampai saat ini. Itu yang paling penting. Karena menjaga silaturahmi, sama pentingnya dalam menjaga keprofesionalan kita pada perusahaan-perusahaan seperti itu. Sudah... Jangan diingat lagi. Cukup mengingat bahwa kita mengenal nama itu. Itu sudah cukup Leo..."
Kata nyonya Talitha mengingatkan Leo. Bahwa tidak baik menyimpan dendam pada orang. Lagipula, kejadian itu juga tidak murni dari kesalahan pemiliknya. Begitu kabar yang tersiar di media."Baiklah mom.. aku akan menurutimu. Lalu..kenapa nyonya Paula mendatangimu mom? Apa ada hal yang istimewa sehingga pagi-pagi dia datang menemuimu?"
"Heemm.. entahlah. Aku tidak ingin berburuk sangka kepada orang. Hanya saja, dia tadi sangat antusias menceritakan tentang putrinya Valeria Vernandez yang akan pulang ke Indonesia. Dia berhasil menempuh dan lulus dari universitas ternama di US."
"Dia... Nyonya Paula maksudku.. dia menanyakan kabarmu..." Nyonya Talitha berhenti sejenak dari ceritanya. Leo diam mendengarkan dengan seksama perkataan ibunya dan menantikan kelanjutan ceritanya.
"Dia... Ingin berbesan denganku..." Nyonya Talitha mengatakan dengan seksama apa yang diinginkan tamunya pagi ini. Mengatakan kepada putra semata wayangnya apa yg jadi tujuan wanita itu menemuinya.
Memdengar perkataan ibunya, Leo membelalakkan matanya.
"Apa mom? Berbesan denganmu? Menjodohkan anaknya denganku?"
Leo menanyakan ulang, memastikan pendengarannya. Ibunya hanya mengangguk dan tersenyum kecil.
"Tidak mom... Aku.. tidak ingin dijodohkan dengan siapapun.. aku.." Leo gusar. Dia panik mendengar tujuan nyonya Paula untuk menjodohkan putrinya dengan dirinya.
Tidak akan. Aku..tidak mau.."Leo... Aku berfikir... Mungkin.. ada baiknya kau menemui gadis itu dulu. Sekedar mengenalnya dan berbincang sedikit untuk mengenal lebih dalam. Ibu fikir, sudah saatnya ibu menimang...cucu"
Nyonya Talitha mengatakan apa yang ada di fikirannya dengan hati-hati. Karena dia tau, putranya masih menyimpan sebuah nama yang telah pergi 3 tahun lalu. Sebuah nama yang sampai kini masih menempati hatinya. Beliau merasa sedih melihat putranya tidak mau mengenal gadis lain setelah kepergian tunangannya, Ervina Panduwinata."Tidak...tidak...mom. jangan katakan lagi. Aku tidak mau mendengar mom mengatakan hal yang sangat ku hindari. Mak..maksudku... Tidak untuk saat ini. Minta yang lain mom, jangan yang ini. Sudah mom, aku pergi dulu. Ada yang ingin aku lakukan diperusahaan."
Leo gusar dan mendadak ingin pergi jauh dari hadapan ibunya. Ingin menenggelamkan dirinya pada kesibukan hariannya. Guna menghilangkan kegundahan hatinya yang disebabkan perkataan ibunya.
Dia berdiri hendak melangkah pergi, namun kata-kata ibunya menghentikan langkahnya."Leo...pikirkan sekali lagi. Tidak ada lahi yang mom inginkan darimu. Pergi dan pikirkan keinginan mom mu ini anakku..." Kata nyonya Talitha sedih.
"Baik mom... Aku akan memikirkannya...nanti. akan kukabari secepatnya mom. Aku masih banyak kerjaan. Bye...mom"Leo memutar tubuhnya, mendekati ibunya dan mencium pipi beliau. Kemudian melangkah pergi dengan tergesa.
"Ah... Leo... Tidak kuasa aku melihatmu dengan semua kesedihanmu. Ervina... Lepaskan anakku dan pergilah dengan tenang."
Menerawang jauh, nyonya Talitha bergumam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uncle Long Legs
General FictionBeberapa bab terakhir sudah mulai di un-publish ya mulai hari ini sampai e-book nya terbit. Ingin tahu lanjutannya, tunggu e-book nya dan masukin ke koleksi mu.. Terima kasih... :) Apa yang akan kau lakukan saat kau tau bahwa orang yang selama ini m...