58

4.5K 238 30
                                    

Karena part sebelumnya banyak yang komen, jadi author kasih bonusan ya...
thank you buat komen2nya, jadi bikin tambah semangat nih..

Up tengah malam..

Love and hug from arsha's mom.

*****
Kevin berdiri tegak didepan Arini seolah siap berperang. Leo berjalan perlahan mendekati keduanya. Penghianatan yang dilakukan Arini tepat didepan matanya telah membuka luka baru. Seolah tak cukup Arini meninggalkannya begitu saja dari kediamannya. Kini dia melihat dengan mata telanjangnya, bagaimana gadis yang mencuri sebagian jiwanya berciuman dengan pria lain yang tak lain adalah temannya sendiri.

"Leo..." Arini mendesah memanggil nama lelaki itu. Ada gurat penyesalan diwajahnya. Dia tau apa yang dia lakukan saat ini tidak pantas. Tapi, apapun yang dia lakukan sekarang juga tidak ada yang salah. Mengingat dirinya tidak sedang dalam hubungan khusus dengan seorang laki-laki.

"Well...well.. Arini dan Kevin. Apa yang terjadi dengan kalian berdua? Apa yang kulihat ini? Apakah ini sebuah permainan?" Leo mengucapkannya dengan mendayu dan penuh amarah. Arini bisa merasakannya.

Kevin berdiri dan melipat kedua lengannya di depan dada.

"Memangnya kenapa? Apa yang salah dengan kami berciuman?" Tanya Kevin dengan senyum miringnya.

"Kau berfikir begitu Kev? Tak ada yang salah? Tentu saja ada Kev. Coba tanyakan pada gadis dibelakangmu. Apakah dia sudah menerima lamaran dari seseorang dan berjanji untuk hidup bersama laki-laki itu?"

Kevin membelalakkan matanya, lalu menoleh ke arah Arini dan bertanya lewat pandangannya. Arini menoleh ke arah Kevin dan menggelengkan kepalanya dengan cepat. Kevin tersenyum dan menoleh kembali ke arah Leo. Leo membelalakkan matanya saat melihat Arini menyangkal lamarannya hari itu.

"Sepertinya kau sedang mengigau Leo. Gadis disebelahku jelas-jelas mengatakan bahwa dia tidak menerima satu pun lamaran sialan untuk dirinya." Kevin menyeringai.

"Heemm.. sepertinya dia mulai lupa atau memang ini bagian dari permainanmu gadis cantik?" Leo menyeringai marah menatap Arini. Tatapan tajamnya memerah memendam amarah. Belum cukup Arini melukai hati dan jiwanya, kini dia ingin mengiris sedikit demi sedikit jantungnya.

"Baiklah... Aku akan mengingatkan hari itu. Dimana kau sedang berjalan di tepi kolam renang lalu berjalan menuju ke taman dan kemudian meminta untuk berciuman dengan penuh perasaan dan tak ingin dilepaskan. Hingga kemudian beranjak ke ran-"

"Hentikan!! Hentikan Leo!!" Arini memekik meminta Leo tak menjabarkan kenangan yang ingin dia lupakan.

Kevin menatap Arini horor. Ada kilat kecewa memenuhi tatapannya. Jika benar apa yang dikatakan Leo, maka dirinya telah kalah selangkah lebih dulu dari Leo. Hatinya sakit melihat sikap Arini yang mendadak berubah.

"Hentikan... Cukup hentikan... Aku tak ingin mendengar lagi!!" Tiba-tiba Arini berlari dan pergi dari tempat ini. Pergi ke arah samping di sepanjang balkon. Kevin hanya diam melihat kepergian Arini yang tiba-tiba. Dan juga dirinya masih terkejut dengan pernyataan Leo bahwa pria itu telah melamar Arini.

Melihat Arini pergi dan Kevin hanya diam saja, Leo mengejar gadis itu. Tak peduli jika nantinya dia harus bertengkar dengan Kevin, tapi saat ini dia harus mendapatkan gadisnya lebih dulu dam meminta penjelasan terkait tindakannya barusan.

Arini berlari berusaha menjauh dari Leo. Tapi kemudian lengannya dicekal dengan erat dan punggungnya menabrak dinding dibelakangnya. Arini memekik terkejut. Dan saat dilihatnya Leo tengah berada tepat didepannya, Arini semakin membelalakkan matanya.

Uncle Long LegsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang