Teguran dari salah satu pegawai Enrique yang cepat tanggap kepada beberapa pelanggan untuk meninggalkan cafe dengan berat hati terdengar oleh Katherine. Katherine yang semula menggelengkan kepalanya tak percaya dengan yang didengarnya dari mulut laki-laki yang mengaku sebagai orangtua Arini, kini mengedarkan pandangannya menatap kepergian para pelanggan.
Bersyukur para pelanggan bisa mengerti dengan situasi mereka, sehingga mereka menuju ke kasir dan meninggalkan tempat itu dalam diam dan rapi. Katherine menghela nafas lega saat melihat ruangan sudah kosong dan melihat pegawai tadi membalik tulisan open menjadi close. Dan meninggalkan ruangan itu untuk masuk ke dalam dan menutup pintunya rapat bergabung dengan pegawai lainnya di belakang.
"Tante... Kita duduk..." Tegur Katherine pada Monica yang memucat. Dirinya khawatir terjadi sesuatu pada tantenya jika posisi mereka tetap seperti itu. Tanpa menoleh, Monica menggeser tubuhnya menempati salah satu kursi.
Enrique memecah kesunyian,
"Lebih baik kita duduk agar bisa saling mengerti hal yang terjadi saat ini."Arini menoleh ke arah Enrique dan menganggukkan kepalanya lemah. Menuju kursi yang tak jauh dari tempatnya berdiri. Enrique mengambil tempat di sebelah Arini.
Sedangkan Jared mengambil tempat diantara mereka. Tak memutus pandangan dari sosok Arini.Tak berapa lama Jared berdiri, menuju ke arah Arini. Arini mendongak melihatnya. Berdiri di depan Arini, Jared menyentuh kepala Arini dan membelai rambutnya.
"Anakku... Kau sudah dewasa..." Jared berucap lirih. Arini merasakan jantungnya berdegup dengan keras. Tak mengenal sedikitpun siapa lelaki yang mengaku-ngaku sebagai ayahnya.
"Maaf tuan... Seper..tinya, anda salah orang" Arini mengatakannya dengan lugas walau ada debar yang tak terbantahkan.
Jared menggelengkan kepalanya, kemudian dia menekuk kakinya menghadap Arini. Arini sontak memiringkan tubuhnya menatap ke arah Jared.
"Aku bisa mengenalimu walaupun kita tak pernah bertemu. Kecantikan wajahmu, persis dengan ibumu sewaktu belia. Secantik kamu hanya beda di bola mata. Warnanya seperti warnaku. Kau lihat kesamaan kita?" Tanya Jared sambil menyentuh punggung telapak tangan Arini. Arini menggelengkan kepalanya.
"Maaf tuan, saya tidak mengerti. Saya bukan putri anda, saya punya keluarga dan seorang kakak. Dan mereka tidak pernah mengatakan apapun tentang diri saya tuan, jadi saya rasa anda salah orang. Saya bukan putri anda.. dan nama saya Arini, bukan seperti yang anda sebutkan tadi.." Arini menatap laki-laki itu dengan ramah. Dia tak mengenalnya sama sekali, tapi kenapa dalam hatinya terbesit rasa percaya akan kata-kata laki-laki itu. Ada desir aneh saat mendengar perkataannya.
"Sayang... namamu bukan Arini. Namamu yabg sebenarnya adalah Reyna, Areyna Mireya. Nama itu, ibumu lah yang memberikannya sebelum aku mengambilmu. Maafkan aku karena telah memisahkanmu darinya. Aku tau aku bersalah. Untuk itu aku terus mencarimu, untuk menebus kesalahanku dan mengembalikanmu padanya." Jared menatap Arini dan menoleh ke arah Monica yang tak bisa berkata apa-apa selain diam dan mendengarkan penjelasan.
"Maaf tuan, tapi... Apa buktinya bahwa saya adalah putri anda? Apakah anda bisa menyebutkan tanda lahir atau lainnya sehingga anda bisa membuktikannya? Saya sangat menyayangi keluarga saya tuan. Dan tidak mungkin bagi saya mengakui bahwa anda orang tua saya, jika tidak ada bukti yang memberatkan." Arini mengerutkan dahinya dan menatap tajam Jared.
Laki-laki berumur sekitar 40 tahunan dengan tubuh tegap dan rahang yang tegas. Wajah tampan khas eropa memberikan daya tarik khusus. Tatapannya yang tajam dan dalam mampu membius wanita mana pun sehingga mampu bertekuk lutut untuknya.
Jared tersenyum dan masih memegang telapak tangan Arini.
"Dan...tolong tuan, bisakah anda duduk saja dan jangan bersikap seperti ini? Saya merasa tidak enak, sebelum anda membuktikan apapun."
KAMU SEDANG MEMBACA
Uncle Long Legs
General FictionBeberapa bab terakhir sudah mulai di un-publish ya mulai hari ini sampai e-book nya terbit. Ingin tahu lanjutannya, tunggu e-book nya dan masukin ke koleksi mu.. Terima kasih... :) Apa yang akan kau lakukan saat kau tau bahwa orang yang selama ini m...