Arini menatap pantulan dirinya di cermin meja rias nya. Menyentuh bibirnya, teringat percintaannya semalam yang liar di taman. Beranjak membelai lehernya, tatapannya berhenti pada kalung yang melingkarinya. Arini memejamkan matanya dan berusaha memendam rasa bersalah dan gairah yang datang bersamaan. Hatinya teriris, sangat sakit. Bagaimana pikiran dan hatinya tak mau sejalan. Arini menghela nafasnya dengan berat.
"Kau sudah siap?" Tanya Katherine saat pagi itu melongokkan kepalanya ke dalam kamar Arini. Terlihat Arini sedang duduk di depan cermin dan sedang menyisir rambutnya. Masih memutuskan akan menggerainya saja atau mengikatnya.
"Hai... tinggal satu langkah. Rambutku.." kata Arini tersenyum menatap Katherine dari pantulannya.
"Eemm.. di ikat lebih bagus. Terlihat lebih segar apalagi dengan gaun bunga-bunga musim semi itu. Kau terlihat... Ceria?" Kata Katherine memberikan pendapatnya.
Arini tertawa kecil mendengarnya. Tak urung dia pun mengikuti saran Katherine. Mengikatnya menjadi satu serupa dengan ekor kuda.
Kemudian mereka berdua pun turun ke bawah untuk menemui sang nenek yang sedang menikmati pemandangan taman bunganya seperti biasa.
"Abuela.. kami pergi sekarang.." kata Katherine sambil mencium pipi kanan neneknya. Arini mengikuti yang dilakukan Katherine, dan dia yang mencium pipi kirinya. Sang nenek hanya tertawa kecil. Menganggukkan kepalanya dan melihag ke kedua cucu tersayangnya.
Ya, Arini sudah dianggap sebagai cucu nya sendiri.
"Pergilah kalian dan nikmatilah pagi ini. Jangan lupa sampaikan salamku untuk Enrique." Kata nenek Sophia sambil memberikan buah tangannya untuk Enrique.Pagi ini mereka memutuskan untuk mendatangi tempat Enrique sesuai janji mereka saat ada acara di rumah nenek Sophia kapan hari. Dan juga untuk mengenal lebih dalam bagaimana cafe yang dikelola oleh koki terkenal.
"Pasti kami sampaikan. Bye.. abuela.. "
Mereka berdua menaiki mini cooper ice blue milik Katherine. Cuaca sangat bersahabat. Terlihat cerah dengan bunga-bunga yang bermekaran. Penutup mobil pun dibuka, membiarkan angin membelai kedua rambut gadia itu. Arini merentangkan tangannya dan menyapa sang angin, bahwa hari ini sangat cerah sekali.
Memasuki CC cafe&cake, suasana hangat menyeruak. Cafe yang menyediakan berbagai macam jenis kopi dan aneka cake nikmat menyebarkan harumnya ke seluruh ruangan.
Arini memasuki cafe itu dengan mulut ternganga. Suasananya terasa seperti pemiliknya, hangat dan ramah. Enrique sedang menata letak cake di etalase saat melihat kedua gadis itu.
Dengan senyum lebar dan tangan terbuka, Enrique menghampiri keduanya. "Bienvenido mi querido. Bienvenido a mi lugar."
Arini dan Katherine pun tersenyum manis. Mendekati Enrique dan memeluknya bersamaan.
"Silakan ambil tempat dimanapun sesuka kalian, pesanan akan segera di antarkan." Kata Enrique sambil menepuk bahu Katherine.
Arini mengedarkan pemandangannya. Tempat yang sangat nyaman. Seperti pulang. Pantas saja banyak yang betah duduk disini. Terlihat dibeberapa tempat sudah banyak yang diisi, tinggal yang dipojok dan sepertinya lokasi yang bagus untuk mengagumi interiornya.
Mereka berdua menuju tempat yang tersisa, tak berapa lama mereka duduk dan saling berbicara mengagumi interiornya, seorang wanita paruh baya yang sangat cantik keluar dari dalam. Sontak Katherine memanggilnya, "tante Monica?"
Mendengar namanya dipanggil, Monica menoleh ke arah Kath dan Arini. Tersenyum lebar dan memandang keduanya lalu saling mencium pipi.
"Tadi Enrique bilang ada seseorang yang special datang kemari. Dan aku asumsikan dia adalah kamu Arini." Kata Monica mengedipkan matanya ke arah Arini. Arini hanya tersenyum malu. Kath melirik Arini dan memainkan alisnya ke atas dan ke bawah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uncle Long Legs
General FictionBeberapa bab terakhir sudah mulai di un-publish ya mulai hari ini sampai e-book nya terbit. Ingin tahu lanjutannya, tunggu e-book nya dan masukin ke koleksi mu.. Terima kasih... :) Apa yang akan kau lakukan saat kau tau bahwa orang yang selama ini m...