34

5.7K 231 4
                                    

Arini merasakan panas menjalar pada tubuhnya. Panas yang berasal dari sentuhan dan lumatan bibir Leo. Mengumpat dalam hati berkali-kali karena tubuhnya sama sekali tidak mau diajak bekerja sama. Seharusnya dia berteriak saat Leo melepaskan pagutannya dan beranjak ke lehernya. Tapi Arini malah mendesah. Tas tangan yang sedari tadi tersampir di lengannya telah terjatuh tanpa disadarinya.

"Aahhhh... Leo... Hen..ti..kaaannnhhh" Seharusnya suara yang dia keluarkan tidak mendesah seperti ini. Bukannya menjauh, Leo semakin menggila dan merajalela. Arini pun terbawa suasana.

Sedetik kemudian dirinya telah berada dalam suatu ruangan yang entah apa dan dimana. Karena dia menyadari saat Leo melepaskan tubuhnya dan menariknya masuk. Menghempaskan tubuhnya lagi ke dinding, Leo meraba ke seluruh tubuh Arini. Tangan yang semula di tangkupnya, kini dilepaskan dan menggelayut di lehernya. Leo membabi buta. Mencium dan menginvasi semua bagian tubuhnya. Membuka resleting di belakanh gaunnya, gaun atas Arini sedikit melorot ke bawah sehingga membuat Leo bersuka ria menikmati hisapan puting Arini yang terlihat cantik dimatanya. Arini semakin menggelinjang.

"Aahhh... Leooo.." Arini terus meracau dan mendesah. Melupakan emosi amarahnya karena kini emosi gairahnya yang menguasai.

Tangan Arini pun ikut bergerak, yang semula mengalungi leher Leo kini beranjak menyentuh bagian Leo yang intim. Leo tersentak dan mendesah. Membelainya dari luar celana namun sanggup menembus ke dalamnya. Terasa sangat keras dalam belaiannya. Leo semakin bergairah.

"Ooh.. Arini.. aku merindukanmu... Sangat..."

Suara Leo terdengar berat dan serak, mendengarnya membuat tubuhnya merasakan gelenyar. Sesuatu yang membuatnya semakin bergelora.
Arini menikmati permainan mulut dan tangan Leo. Satu tangannya meremas payudara Arini sementara tangan lainnya menjamah area pribadi Arini. Memasukkannya dan menyentuhnya.

"Ooh.. kau basah Arini..."

"Aahh.. Leo... Kumohon... Aahhh..."

"Sesuai keinginanmu Arini..." Leo terus melumat dan mengeksplor payudara dan leher Arini bergantian. Sementara jari jemarinya bekerja dengan cepat dibawah sana. Memasukkannya dan mengeluarkannya dengan tempo yang semakin cepat. Arini semakin menggila. Tidak sanggup dengan siksaan nikmat itu. Hingga akhirnya ledakan orgasmenya pun datang dan merasakan kenikmatan.

"Aaahhhh... Leeoooo.."

"Sebut namaku Arini... Sebut namaku... Hanya aku yang bisa memberikanmu kenikmatan itu..."

Arini merasakan tubuhnya sangat lemah dan lemas jatuh dalam pelukan Leo. Terengah-engah dan memejamkan matanya. Menikmati euforia yang baru saja meledak dalam dirinya. Leo membiarkan Arini menyandarkan tubuhnya dalam pelukannya. Membelai rambut Arini dan menciuminya. Kerinduannya yang telah membunuhnya kini membuatnya hidup kembali.

"Kita belum selesai Arini..." Kata Leo perlahan dan penuh janji. Tangannya meraba pahanya dan mengangkat bagian bawah gaunnya, Leo jongkok dan menurunkan celana dalamnya.
Namun sesaat kemudian kesadaran menampar Arini, tiba-tiba Arini mendorong tubuh Leo dengan keras.

Leo melotot dan terkejut melihat tindakan Arini yang mendorong tubuhnya menjauh. Bahkan Arini hampir terjatuh karena tiba-tiba melepaskan diri ditambah kakinya yang masih terasa lemas. Untungnya dia menempel pada dinding, sehingga telapak tangannya bisa berpegangan pada dinding di belakangnya. Membetulkan letak celana dalamnya, Arini menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Arini... Apa yang - "

"Tidak... Tidak... Tidak Leo. Ini salah. Aku tidak bisa... Aku tidak bisa meneruskan ini.." Arini mengulurkan tangannya dan mencegah Leo mendekat. Tapi Leo tak berhenti, dirinya terus mendekat dengan perlahan. Menyentuh telapak tangan Arini yang menjulur ke depan dan meletakkannya ke dadanya.

Uncle Long LegsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang