7

8.6K 368 11
                                    

Pagi yang sibuk dengan segala pekerjaan untuk dilaporkan kepada Mr. Sakamoto, membuat Ervina melupakan kegundahan hatinya saat meninggalkan apartemennya tadi.
Hari menjelang siang. Waktu makan siang telah datang.

"Vin... Mau ke kantin bareng nggak?" Tanya Ririn teman kerjanya saat melewati meja kerja Ervina.

"Eh..ke kantin? Udah waktuny makan siang ya?" Ervina menjawab sapaan temannya sambil melihat waktu pada lingkaran logam di pergelangan tangannya. Setengah berfikir, Ervina menolak.

"Kamu dululah Rin. Masih ada yang harus kulengkapi nih laporan ke Mr. Sakamoto. Sedikit lagi. Nanti aku nyusul."

"Ooh.. okelah kalo gitu. Aku duluan ya vin. Tuh dah ditunggu anak-anak didepan lift."
Tanpa menjawab, Ervina hanya mengacungkan jempolnya.

Setelah beberap saat, Ervina pun selesai. Mengirimkan email laporan kepada atasannya yang berada di Jepang. Ervina menghembuskan nafas lega. Teringat sesuatu, dia mengambil gawai dari dalm tasnya.

Drrrtt... Drrtt...

"Hai... Adikku yang cantik. Bagaimana kabarmu?"
"...."

"Iya.. kakak juga baik-baik saja. Eemm.. bagaimana kuliahmu? Apakah uangnya sudah kamu terima? Kemarin kakak udah transfer ke rekeningmu. Kamu belum ngecek ya??"
"..."

"Udah kakak duga. Pasti kamu belum ngecek. Abisnya gak ada kabar dari kamu. Biasanya juga kalo kakak transfer, kamunya langsung telpon."
"..."

"Iya..gpp.. kakak juga salah. Kemarin gak ngabarin kalo udah kirim. Udah makan siang belum? Jangan lupa makan ya.. "
"..."

"Ya udah kalo gt.. kakak tutup dulu ya. Kapan-kapan kita sambung lagi. Sekalian kakak mau ngenalin calon kakak ipar kamu. Beberapa kali, kalian gak bisa ketemu kan?! Nanti kakak akan pilih waktunya. Oke deh..kakak tinggal dulu ya. Waktunya makan siang. Kamu jangan lupa ya... Bye Arini sayang.."

Ervina menutup panggilannya. Sejenak dia berfikir untuk menelpon kekasihnya dan mengajaknya makan siang. Namun, rencana itu diurungkannya. Ervina berfikir untuk memberikan kejutan untuk kekasihnya. Dia berinisitif mengunjungi kekasihnya sambil membawakan makan siang untuknya. Karena Ervina tahu, jika Leo sedang sangat sibuk, laki-laki itu pasti melewatkan waktu makannya.

Dengan tersenyum, Ervin menggapai tas kecilnya dan melangkah ke dalam lift. Ingatan sebuah restoran Cina di depan kantornya membuatnya ingin membelikan kekasihnya makanan Cina kesukaannya.

---

Ervina melangkah ke dalam ruangan dimana ada seorang wanita yang sedang makan di atas mejanya. Ervina berhenti menyapa wanita itu. Imelda yang merasa ada seseorang didepannya, langsung menghentikan acara makannya.

"Uhuk.. mbak..mbak.. Ervina.." Imelda tersedak makanannya saat tau kehadiran kekasih bosnya datang berkunjung. Dengan tergesa dia mengambil botol minumnya dn meminumnya beberapa teguk. Setelah selesai, dia membersihkan mulutnya.

"Duh..maaf ya mbak Imelda.. jadi mengagetkan ya.. " Ervin merasa bersalah karena kehadirannya yang tiba-tiba.

"Ah..nggak kok mbak Ervina. Mbak Ervina sedang apa disini? Ada yang bis dibantu ?"

"Pak Leo ada? Mau ngajak makan siang nih.." kata Ervina sambil menunjukkan buah tangannya. Imelda berkerut.

"Maaf mbak Ervina, pak Leo sedang keluar tadi. Apa mbak Ervina tidak memberitahukan kedatangan mbak pada pak Leo?"

Ervin mengerutkan dahinya. Dia lupa kalo tadi Leo bilang mau rapat. Tapi seingatnya, kata Leo pagi tadi dia rapat dikantor. Apakah ada pergantian tempat.
Ah... Bodohnya aku. Kenapa juga tadi aku nggak telpon dulu? Kalo udah begini kan malu. Tapi...bukankah Leo tadi bilang rapatnya dengan Imelda?
Ervina teringat sesuatu... Hotel...

Uncle Long LegsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang