Up!! Up!! Double up!!
G nunggu bintang banyak, hanya karena aku sayang kaliaaann...Enjoy the story... ^_^
***
Dia disini!! Bagaimana mungkin! Oh Tuhan, apa yang harus aku lakukan?! Dia terlihat berbeda... Dia... Dia...
Alih-alih merasakan marah akan kehadiran Leo yang tidak disangkanya bisa berada dalam satu ruangan, Arini merasakan kerinduan yang mendalam. Dan hatinya berkata bahwa laki-laki itu pun merasakan hal yang sama. Sorot matanya menyiratkan kesedihan dan kerinduan yang teramat dalam. Sosok Leo yang berdiri menggunakan setelan berwarna hitam-hitam semakin membuatnya terlihat berbahaya, ditambah cambangnya yang kelihatannya dibiarkan tumbuh. Membuat siapapun lari terbirit-birit. Jantung Arini berdebar kencang.
Mereka berdua, Arini dan Leo merasakan seperti dalam satu lingkar ruangan dimana tak seorang pun berada di sekitar mereka. Mata mereka saling berbicara. Menguak kerinduan dan kesepian. Melihat Leo bergerak mendekati, Arini spontan membalikkan tubuhnya. Memejamkan matanya dan memegang dadanya yang berdebar-debar, berharap Leo tak mendekatinya. Karena dia tidak tau apa yang akan dia lakukan saat laki-laki itu mendekat. Karena yang saat ini dipikirannya hanya satu. Ingin berlari dalam pelukan Leo.
Dan hal itu tak mungkin Arini lakukan saat menyadari dimana kakinya berdiri. Tak berapa lama Arini tersentak saat merasakan lengannya di sentuh seseorang. Menghembuskan nafas lega saat dilihatnya Katherine mengulurkan minuman padanya.
Berusaha menormalkan jantungnya, Arini menatap Katherine dengan wajah kaku.
"Arini... Apa yang terjadi? Kenapa wajahmu pucat sekali? Seperti... Habis melihat hantu." Tanya Katherine panik saat melihat Arini.
"Ti..tidak.. a..aku hanya gu..gugup saja. Suasananya ter..lalu meriah untukku. Kau tau... Ini yang pertama bagiku.." kata Arini terbata-bata. Menyembunyikan kenyataan bahwa dirinya melihat Leo di seberangnya dan berdiri tak jauh dari mereka. Sekilas diliriknya tempat dimana Leo berada, mendesah lega karena ternyata laki-laki itu telah pergi. Menoleh ke kanan dan ke kiri namun sosoknya tak ada. Arini pun beranggapan bahwa apa yang dilihatnya tidak nyata.
"Apakah kau ingin kita pulang? Tidak apa-apa kita pulang, mereka tidak akan menyadari ke-absen-an kita." Kata Katherine meyakinkan Arini. Arini menggelengkan kepalanya.
"Tidak... Tidak perlu Kath. Itu tidak perlu dilakukan. Aku.. ingin berada di sini dan mencoba menikmatinya.. ini kesempatan yang langka untukku bisa menghadiri acara semacam ini"
"Baiklah kalau kau berfikir seperti itu. Minumlah sedikit, semoga minuman itu bisa mengurangi kecemasanmu." Arini menganggukkan kepalanya dan menenggak minumannya terlalu banyak.
"Arini pelan-pelan... Itu sedikit...beralkohol..." Katherine mencegah Arini menghabiskan langsung minumannya.
"Ah ya... Maaf. Aku hanya ingin menghilangkan kegugupanku.."
Katherine menganggukkan kepalanya cemas. Tersenyum pada Arini dan membimbing gadis itu menepi dan berbaur dengan yang lain. Tak berapa lama sepertinya Katherine mengenal salah satu dan dua orang diruangan itu. Terlihat mereka seumuran. Mungkin sepupu atau teman Katherine yang lain, pikir Arini.
Beberapa saat mereka terlibat pembicaraan. Kemudian terdengar alunan nada biola yang dimainkan. Pertanda beranjak ke acara dansa. Katherine diajak salah satu kenalan temannya untuk berdansa. Awalnya dia menolak karena ingin menemani Arini saja. Namun Arini mencegahnya dan meyakinkan Katherine untuk berdansa dan mengatakan bahwa dirinya akan baik-baik saja. Katherine pun menyetujui ajakan dansanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uncle Long Legs
General FictionBeberapa bab terakhir sudah mulai di un-publish ya mulai hari ini sampai e-book nya terbit. Ingin tahu lanjutannya, tunggu e-book nya dan masukin ke koleksi mu.. Terima kasih... :) Apa yang akan kau lakukan saat kau tau bahwa orang yang selama ini m...