13

8K 374 5
                                    

Another part is coming...
Selamat membaca...

"Kopinya akan terasa tidak enak jika sudah dingin sayang..." Terdengar suara yang menyadarkan dirinya dari alam bawah sadarnya.

"Mom..." Leo mendongak, melihat mamanya mendekat. Dan tersenyum.

Mengambil duduk di samping anaknya dan menatap dalam ke dalam mata gelap kekasih kecilnya. Masih terlihat kecil bagi nyonya Talitha walaupun sudah berumur 30 tahunan. Masih tersenyum, beliau mengambil kedua tangan Leo dan menggenggamnya. Seolah menyalurkan kekuatan dari jari-jari rapuhnya.

"Katakan sayang... Apa yang mengganjal pikiranmu saat ini. Karena tidak mungkin bagi putra kesayanganku mengunjungi mamanya yang malang ini selama lebih dari 2 hari.." Nyonya Talitha tersenyum simpul dan berusaha membaca raut wajah Leo.

"Heemm.. apakah salah jika aku merindukan mamaku dan mengunjunginya lebih dari 2 hari?" Tanya Leo dan tersenyum kecil. Malu lebih tepatnya, seperti seorang pencuri yang tertangkap sedang mencuri.

Tentu saja ibunya akan bertanya, karena bukan kebiasaan nya akan menginap lebih dari 2 hari dirumah keluarga besarnya yang hanya ditinggali oleh ibunya dan beberapa pegawai mereka. Leo memutuskan untuk menginap di rumah ibunya, karena setelah kejadian itu, di pagi dia terbangun dan menyadari kalau Arini telah meninggalkan apartemennya, Leo memutuskan segera pergi dan meninggalkan bekas percintaan mereka yang sangat pekat. Setelah semalaman dia menghabiskan waktu dan energinya untuk bercinta yang tak hanya sekali, namun berkali-kali. Seolah tak ada rasa puas atas tubuh Arini. Dan demi menjaga kewarasannya, untuk mencegahnya berlari dan mengejar Arini serta membawanya atau bahkan menculiknya untuk dibawa kembali ke tempatnya, Leo memutuskan untuk tinggal sementara ditempat ibunya.

"Tidak... Tidak ada yang salah jika seorang anak mengunjungi ibunya. Yang salah adalah... Jika dia mengunjungi ibunya namun ibunya merasa seolah dirinya tidak ada berada dekat disampingnya. Tapi... Melanglang jauh entah kemana. Bisa tolong tanyakan kepada anakku? Kemana dia lebih dari 2 hari?" Nyonya Talitha bertanya dengan menggoda. Leo pun tertawa keras mendengar perkataan ibunya. Karena pertanyaan itu.. sangat ibunya sekali. Bertanya sambil menjebak.

"Hahaha... Yaa..iya mom... Siapalah aku jika dibandingkan dengan ibuku sendiri? Tentu saja... Dia lebih mengerti diriku daripada diriku sendiri." Leo berkelakar.

"Sekarang ceritakan. Mom sudah menunggu sekian lama untukmu bercerita. Apa yang jadi masalahnya sekarang?? Eemmm... Seorang gadis kalau boleh mom tebak.." Leo membelalakkan matanya. Tepat. Tepat sekali perkiraan ibunya. 

"Ehem!! Kenapa aku tidak bisa merahasiakan sesuatu dari mama? Apakah sejelas itu terbaca di dahiku apa yang ada dikepalaku?"

"Sayang... Kaulah satu-satunya yang berada dalam hati mom. Setelah papamu pastinya. Bagaimana bisa mom, ibu yang melahirkanmu.. tidak bisa mengenali anaknya sendiri? Terlihat dengan jelas di mata dan dahimu. Bahwa seorang gadis telah memenuhi pikiranmu. Katakan pada mom, kenapa kau berfikir sekeras itu mengenai seorang gadis?"

"Ehem! Ya... Mom. Seorang gadis telah membuatku pusing. Aku memikirkannya sepanjang hari. Dia begitu dekat tapi sulit digapai." Leo menerawang. Mulai bercerita. Nyonya Talitha tersenyum, bahagia. Karena akhirnya putra kesayangannya menemukan kebahagiaan setelah sekian lama. Tapi, sepertinya gadis yang sekarang agak sulit untuk didapatkan.

"Kenapa? Jangan bilang kalau dia sudah punya tunangan. No..no.. mom tidak mengizinkanmu merebut gadis milik laki-laki lain. Bukan sifat keluarga kita mengambil yang bukan miliknya." Nyonya Talitha mengernyit. Takut membayangkan bahwa putranya akan mengambil yang bukan haknya. Karena masih banyak wanita lain yang masih single di luar sana.

Uncle Long LegsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang